Chapter 01 : Penyelamatan yang Brutal

6 1 0
                                    

Lari...

Lari... Aku harus lari...!

Aku harus hidup... Kalau aku berakhir di sini, siapa yang akan menyelamatkan mereka??

Ibu... Ayah... Kakak...

Semuanya...

====

Tap tap tap tap....

Langkahnya kian cepat. Seperti memaksa agar tubuh kecil itu bertolak lebih jauh dan jauh.

Bau busuk yang menyengat beberapa kali membuatnya hampir pingsan. Bau bangkai itu berasal dari sekumpulan mayat hidup yang mengejarnya. Itu bukanlah seperti biasanya, akibat ia salah memilih jalan, ia bertemu dengan sekitar dua ratus orang yang sepertinya sedang mengudap seekor anjing jalanan yang sekarat. Baru saja ia ingin berbalik arah, sikunya menjatuhkan kotak-kotak kardus yang bertumpukan di gang itu, dan mengalihkan perhatian para zombie dari santapan makan malamnya.

Gadis itu memacu nafasnya lebih kuat, seiring dengan langkah kakinya yang terus menapak maju. Ia harus hidup. Ia harus bertemu dengan keluarganya di kampung halamannya. Jika ia mati disini, maka ia tidak akan pernah bisa menyelamatkan keluarganya.

Hanya itu yang ada dalam kepalanya.

Hanya itu yang ia pikirkan, selagi terus berlari dan berlari lebih jauh.

Ia melompati sebuah pagar besi yang cukup tinggi dengan susah payah. Apa itu suara robekan dari pakaiannya? Ya, mantel yang ia kenakan terkoyak akibat tersangkut, namun itu tidak menghentikan langkahnya. Mantel bisa dibeli lagi, sedangkan nyawa...

Para zombie itu saling dorong, dan merobohkan pagar dengan mudah. Mereka tak peduli jika harus saling injak demi seonggok daging manusia hidup yang berlari menjauhi mereka. Mereka sudah mati, daging mereka membusuk dan mengeluarkan bau yang bisa membuatmu pingsan dari jarak ratusan meter. Beberapa bagian tubuh mereka sudah mengering, dan masih ada dari mereka yang masih berlumuran darah. Jumlah mereka selalu bertambah di tiap persimpangan, saling berebut mangsa berupa gadis muda itu.

Tidak...

Tidak bisa begini, aku tidak boleh mati disini...

Pikiran gadis itu terus memburunya agar ia tak menghentikan larinya. Meskipun ia mulai merasa kehabisan tenaga setelah beberapa ratus meter. Itu adalah jalan besar, dan kau akan bertemu lebih banyak zombie jika salah memasuki bangunan. Tidak ada waktu untuk bisa memastikan bahwa bangunan itu aman, dengan sekumpulan mayat hidup yang mengejar daging dan darah segar mu untuk disantap dengan lahap.

Ia melompat ke lereng sungai, berharap para zombie itu berjatuhan ke dalam air karena saling dorong. Namun dengan jumlah mereka yang sebanyak itu, beberapa orang mayat hidup yang tercebur ke dalam sungai saja tidak mengurangi ancaman hidupnya.

Kaki kakinya mulai mencapai batasnya. Nafasnya pun semakin kacau. Ia merasa semakin kesulitan untuk menjaga laju langkahnya. Semakin ia berlari, semakin ia kelelahan. Detik demi detik berlalu, tak terasa sejauh apa ia berlari, namun para mayat hidup itu seakan tak punya rasa lelah. Ia menyadari bahwa dirinya telah tiba di area pelabuhan. Banyak gudang gudang tua yang bisa digunakannya untuk bersembunyi dari ratusan zombie yang mengejarnya itu.

Ia sudah pasrah, keputusasaan semakin membayangi pikirannya. Apakah ia bisa menemui dan memeluk ibunya lagi? Apakah ia bisa bertemu dan menggendong adik kecilnya lagi? Dan lagi, apakah ia bisa bertahan hidup malam ini?

Gadis itu berbelok ke dalam salah satu gudang yang dipenuhi banyak kontainer-kontainer tak terpakai. Ia tahu ia bisa terperangkap. Tapi ia sudah tak punya pilihan lagi. Mati kelelahan atau mati dimangsa para zombie sama saja. Dengan mengandalkan sisa kegesitannya, ia berhasil bersembunyi dibalik kotak kotak barang didalam sebuah kontainer tanpa disadari oleh para mayat hidup itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Alinome ApocalypseWhere stories live. Discover now