01.

126 8 4
                                    

'Setidaknya diriku pernah berjuang'

'Meski tak pernah ternilai di matamu'

'Setidaknya ku pernah menanti terkapar melawan sepi hatiku'

'Yang tak pernah bisa berhenti mencintaimu'

Suara orang² yang sedang bernyanyi itu sama sekali tidak mengganggu para manusia yang ada disekitarnya. Termasuk seorang gadis yang tengah menonton tv di ruang tengah rumahnya. Merasa sudah biasa, karena merupakan hal yang wajar terjadi di lingkungan tersebut.

Di samping rumah seorang gadis itu lebih tepatnya sumber suara² bising yang terjadi di lingkungan itu. Warung Mak Nyak, orang-orang menyebutkan. Tempat  tongkrongan anak kampung ini dan sekitarnya.

Warung Mak Nyak merupakan warung yang sama pada umumnya, menyediakan berbagai produk makanan, minuman dan produk lainnya. Warung Mak Nyak selalu rame pada saat siang  dan malam hari.

Salsabilla  Naura Putri, Gadis yang tengah menonton televisi di ruang tengah rumahnya. Rumahnya memang terletak di perkampungan, tapi jangan lingkungan rumah tinggal nya itu merupakan perkampungan kumuh pada umumnya. Orang di kampungnya itu merupakan orang-orang yang tinggi akan solidaritas dan toleransi. Kampungnya itu bisa dikata sedikit elit dengan adanya fasilitas yg cukup memadai. Rumah² yang ada di kampung itu juga tertata rapi bak kompleks perumahan.

"Kak!" suara seorang wanita setengah baya yang berusia 40 tahun dari arah dapur.

"Iya!" balasnya

Kemudian muncullah sosok setengah baya itu dari balik pintu dapur.

"Tolong beliin kecap di warungnya Mak Nyak gih kecap bunda udah abis." pinta wanita setengah baya itu. Nina juanda, Bunda dari Salsabilla Naura Putri.

"Heum, mana duit?" sambil menodongkan telapak tangannya kepada sang bunda.

"Nih." sambil memberikan uang lima ribu rupiah.

Salsa langsung berdiri dan sedikit menengok ke arah jendela samping sofa yg berhadapan dengan warung Mak Nyak. Lumayan ramai ternyata terbukti dengan adanya sepeda motor yg terparkir di depan rumah(warung Mak Nyak).

Melangkahkan kaki keluar rumah dan menuju ke warung samping rumah. Dilihatnya dua orang lelaki yang duduk di depan warung. Andy dan Bayu, lelaki yang sedang duduk di depan warung itu. Terdengar juga suara gaduh dari dalam rumah pemilik warung itu.

"Nyak!" serunya sambil melihat kearah dalam warung yang ternyata tidak ada orangnya. Lantas berjalan kearah rumah pemilik warung.

Salsa dapat melihat terdapat lima lelaki yang tengah duduk melingkar dilantai.

"Mak Nyak mana?" tanyanya

"Kenapa?" jawab salah satu dari mereka yang memakai topi terbalik. Orang-orang memanggil nya brekele. Meskipun rambutnya tidak keriting sama sekali. Lelaki bernama asli Ahmad Nur Yanto itu merupakan kakak dari salah teman Salsa yang bernama Sofi.

"Ck, mo beli lah" decaknya.

"Lagi solat." jawab laki-laki yang tengah memegang gitar. Dia bernama Jigo termasuk kakak sahabatnya dari SD yang saat ini tengah menempuh pendidikan di pondok pesantren. Sahabatnya itu bernama Carisa Naoumi.

"O. Kalo mas Raka dimana?" tanyanya lagi. Menanyakan salah satu anak Mak Nyak yang sangat dekat dengannya. Salsa sudah menganggapnya seperti seorang kakak kandung.

WARUNG MAK NYAKWhere stories live. Discover now