♤1

22.8K 1.6K 35
                                    

.

.

.

Seorang anak kecil terduduk di lantai dingin apartemen sambil menangis dengan keras. Tangisan nya sungguh menyayat hati sang ibu yang mendengar nya.

Hyunjae tidak tahu lagi harus melakukan apa untuk membuat anak nya tenang. Semua nya sudah ia tawarkan pada sang anak yang siapa tahu bocah itu akan tergiur dengan tawaran nya, mulai dari mainan, makanan, hingga liburan.

Tapi, seperti nya sifat keras kepala turunan dari sang ayah terbentuk sempurna pada diri sang anak. Anak laki-laki nya yang baru berusia 5 tahun itu masih terus menangis, merengek untuk dipertemukan ayah nya.

Kata nya ia rindu, dan ingin bertemu dengan ayah nya yang bahkan belum melihat nya sejak ia lahir.

"Daddy, Yeonjae rindu daddy, hikss...Ye-yeonjae ingin bermain dengan daddy, di antar sekolah dengan daddy seperti teman Yeonjae yang lain...hikss...daddy cepat pulang.."

Hyunjae terdiam dengan mata memerah mendengar ucapan lirih sang anak yang menyatakan keinginan dan kerinduan nya pada sang ayah yang entah dimana sekarang. Hyunjae tidak peduli.

Sungguh.

Bahkan jika pria itu sudah mati sekalipun, Hyunjae tidak akan peduli.

Hyunjae mendekati Yeonjae, membawa sang anak kedalam pelukan nya. Ikut menangis bersama anak nya.

Tidak bisa di pungkiri, akal nya memang memang menyuruh nya untuk tidak peduli pada nya yang sudah meninggalkan ia dan putra mereka.

Tapi tidak dengan hati nya. Hati itu masih menyimpan perasaan yang sama untuk orang sama. Bahkan tidak berkurang sedikit pun.

Namun justru semakin bertambah besar. Ia juga merindukan sosok yang pernah membuat dunia nya berwarna sebelum mengubah nya menjadi dunia yang penuh kegelapan.

"Yeonjae ingin bertemu daddy, hmmm?" Tanya Hyunjae, anak kecil itu mendongak lalu mengangguk cepat.

Hyunjae tersenyum manis, mengelus surai anak nya lembut.

"Mommy akan mempertemukan Yeonjae dengan daddy. Tapi, Yeonjae harus sabar karena daddy sedang sangat sibuk bekerja. Nanti saat daddy sudah tak sibuk, mommy akan mengajak Yeonjae menemui daddy, bagaimana?" Hyunjae menatap anak nya penuh harap agar Yeonjae menyetujui nya.

"Mommy janji?" Tanya si kecil, Hyunjae dengan tegas mengangguk. Membuat senyum kembali tercipta di wajah manis Yeonjae.

Yeonjae memeluk Hyunjae erat, "Terimakasih mom, semoga saja pekerjaan daddy cepat selesai agar Yeonjae dapat bertemu dengan daddy."

Hyunjae kembali menangis dalam diam, menggigit bibir bawah nya untuk menahan isakan.

"Aku takut jika mempertemukan kamu dengan Yeonjae, kamu akan melukai nya." Batin Hyunjae lirih.

"Daddy, Yeonjae akan menunggu daddy pulang." Hyunjae semakin menangis saat lirihan anak nya terdengar, terdapat harapan penuh pada setiap kata yang di ucapkan nya. Harapan untuk sang ayah cepat pulang.

Hyunjae menunduk melihat putra kecil nya sudah jatuh terlelap.

Mengeratkan pelukan nya pada tubuh mungil itu, Hyunjae menggendong Yeonjae menuju kamar.

Disisi lain, seorang pria tampan yang menjabat sebagai CEO di YEON CORP sedang memijat kepala nya yang pening.

Pria itu menatap layar laptop dihadapan nya. Kemudian berdecak mengetahui perusahaan nya mengalami kerugian karena seseorang melakukan penggelapan dana perusahaan dan itu tidak sedikit.

Semua nya memang sedang di proses oleh pihak yang berwajib untuk mencari pelaku nya. Yang harus ia lakukan adalah memikirkan cara agar perusahaan nya kembali normal.

Meraih ponsel yang sempat terabaikan di meja nya. Menelpon seseorang untuk di mintai tolong.

"Hallo hyung." Sapa nya pada seorang di seberang sana.

"Ya, ada apa Juyeon? Tumben sekali kau menelpon ku."

"Huh... begini hyung." Juyeon menjelaskan semua nya secara detail.

"Waktu itu siapa yang menolak untuk ku carikan seseorang yang bisa di percaya untuk menjadi direktur keuangan?"

"Yayaya, itu aku. So, hyung mau membantu ku kan?" sosok di seberang sana terkekeh.

"Tentu saja. Saat pelaku nya sudah tertangkap aku akan mengutus salah satu orang kepercayaan ku untuk pindah bekerja." Jelas nya membuat senyum Juyeon melebar.

"Terimakasih hyung, kau terbaik." Seru Juyeon bersemangat.

"Yasudah, hyung tutup ya. Hyung harus segera menghadiri meeting."

"Ya hyung, annyeong."

Juyeon menghela napas lega, satu masalah sudah selesai. Tinggal ia harus lebih bekerja keras untuk lebih menghasilkan pundi-pundi sebagai ganti uang yang sudah dicuri.

Ahh, mengingat nya membuat dirinya kembali merasa kesal.

Ahh, mengingat nya membuat dirinya kembali merasa kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DADDY ♤ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang