Malam semakin larut
Dan hingar bingar kesibukan sudah tak terdengar lagi
Namun tergantikan dengan suara hewan malam yang bersahut-sahutan
Angin malam mulai menghembus pelan namun menusuk
Seakan ikut serta mengiringi malam yang kian menenangkan iniKilasan demi kilasan masa lalu mulai berputar di pikiran
Yang makin lama membentuk sebuah rasa sakit tak kasat mata dalam benak
Hingga akhirnya air mata mulai mengalir tanpa disadari
Hingga akhirnya setelah kesadaran berkumpul aku mulai tertawa
Seakan menyadari berapa malangnya aku saat iniDisaat semua akrab dengan ayah bunda dan bebas bercanda tawa
Apalah dayaku yang harus memendam semua rasa dalam benak terdalam
Disaat semua bebas mengungkapkan rasa mengungkapkan pendapat
Apalah dayaku yang hanya mampu memendam semua dalam sepi
Lagi lagi tetes air mata dalam suasana hening yang mampu meringankan sedikit bebanDulu, semuanya baik baik saja
Tak ada tangis kekecewaan karena pengabaian tak kasat mata
Namun yang ada hanyalah tangis karena mainan ataupun hal sepele
Kini, hanya wajah datar dan sikap dingin yang menjadi tameng pertahanan
Dan juga air mata sebagai penyaluran rasa sakit tak kasat mata
VOUS LISEZ
Coretan Rasa
PoésieIni hanya sebuah tulisan. Yang mungkin masih tidak rapi. Namun tak apa karena ini hanyalah sebuah coretan coretan yang mewakili perasaan tak kasat mata. Yang sangat menyesakkan dada untuk diceritakan secara langsung. ~piraa