AIMLESS

22 4 2
                                    

Semua yang ada di sini hanya imajinasi author belaka, happy reading!
.
.
.
.
.
Author Pov
"Bugh, buagh, ack- argh! To-tolong! Sakit! Argh!" Teriak seorang pemuda yang dipukuli oleh 3 pemuda lainnya di sebuah gang kecil diantara rumah-rumah. "Lihatlah mukanya! Menangis lah lebih keras!" Ucap salah seorang pemuda yang ikut memukuli lalu disambung gelak tawa pemuda lainnya. Di depan gang kecil itu, tampak seorang pemuda lain yang lengkap dengan seragam SMA ikut memerhatikan dengan tatapan kosong.

Zehwa Pov

"Argh! Tolong! Sakit!"
'Ah... Dia dipukuli lagi' batinku, aku masih diam mengamati mereka berempat.
'Kelihatannya... Seru(?)'
'Aku ingin mencobanya'
Perlahan aku berjalan mendekati keempat orang itu. "Hei, kalian" ketiga orang itu lalu menoleh padaku.

"Apakah... Memukul itu menyenangkan?" Tanyaku dengan ekspresi datar, mereka bertiga lalu melirik satu sama lain lalu salah seorang diantaranya berjalan mendekat padaku dan berhenti tepat di depan mataku.
"Bugh! Apa apaan hah maksudmu?" Badanku ambruk ke kanan dengan pipi kiri ku yang panas. Setelah itu mereka bertiga tertawa, "Hei nak! Kalau kau mau tau rasanya, kenapa tidak kau coba sendiri?" Tepat setelah mereka mengatakan itu, mereka maju mengeroyokku. Aku segera berdiri dan bergabung dalam baku hantam keroyokan ini. Mata, hidung, pelipis, pipi, leher, tengkuk, punggung, dada, perut, lengan, jari, betis ku sudah memar kebiruan.

'Ternyata tidak enak' batin sambil terus mencoba bertahan, tiga lawan satu, aku tidak bisa melakukan apa apa pada kondisi ini. Aku akhirnya roboh ke tanah karena sudah tidak mampu berdiri lagi, tepat setelah aku terjatuh mereka menendang wajahku.
Pandanganku buyar, sepertinya tendangan tadi berimbas ke mataku. Samar samar aku melihat anak yang tadi dipukuli kini berdiri di depan gang lalu menghadap ke arahku, setelah itu ia membungkuk dan lari meninggalkanku.

'Dia... Mau bilang apa? Terimakasih? Atau maaf? Ah sudahlah aku tak peduli padanya'.

"Krak!",'kakiku...patah?' kutatap orang yang mematahkan kakiku, kulihat di tangan kananya yang memegang pipa besi, sedetik kemudian kulirik kaki kiri ku, berwarna ungu dan ada sedikit darah di sana.

"Bagh!" Kurasakan ada yang mengalir dari hidungku, sepertinya mimisan akibat di injak oleh seorang diantara mereka.

Sesaat kemudian mereka berhenti memukuli ku,"Hei, apakah dia mati? Dia diam saja sejak kau pukul tadi" tanya seorang diantara mereka yang tampak khawatir.

'Mereka berhenti?' batinku, aku tetap diam meringkuk di tanah, tak bergerak, tak bersuara.

"Dor! Dordor!" Terdengar suara tembakan, dan ketiga preman itu lumpuh ditempat, mungkin polisi itu menembak kaki mereka. Samar samar kurasakan ada yang memegang pergelangan tanganku, 'Mereka mengira aku mati?' ku gerakkan jariku untuk memberi tanda bahwa aku masih hidup. Setelah itu kudengar seseorang berteriak memanggil dan datang beberapa orang memeriksa keadaanku. Setelah itu pandanganku semakin memburam, kepalaku terasa berat, pendengaran ku semakin tidak berfungsi, lalu... Tiba tiba semuanya menjadi gelap.

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•

Author Pov

Perlahan Zehwa membuka matanya, mengerjap beberapa kali lalu melihat sekelilingnya. Dia mencoba duduk namun merasa kaki kirinya sangat berat, "Ternyata gips" gumamnya pelan, "Jadi ini di rumah sakit" sambungnya. Tiba tiba pintu ruangannya terbuka dan menampilkan sosok seorang perawat di sana,"Selamat malam tuan Zehwa, anda sudah siuman, sekarang anda belum boleh bergerak dulu! Tetaplah berbaring dan biarkan saya melihat keadaan anda" ucap perawat tersebut, "Hm... Tunggu sebentar, saya akan memanggil dokter" setelah itu perawat tersebut pergi keluar ruangan.

AIMLESS(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang