pertama.

12 0 0
                                    

"Banggalah dengan siapa dirimu, dan jangan malu dengan cara orang lain melihatmu" Reyka Chalista Irwandi

"Woii!! Lo ga usah ikut campur ya, gue ga ada urusan sama lo" kata Reyka dengan berteriak sangat keras.


Reyka sedang beradu mulut dengan salah satu murid lelaki di sekolah nya. Sekarang masih pukul 6:30. Sekolah Merah Putih tempat Reyka bersekolah masih terlihat lumayan sepi.

Tidak tahan lagi, Reyka mengepal kan kedua tangan nya dengan erat dan mendekati lelaki itu.

"Apa? Lo mau mukul gue? Hahaha kayak Lo berani aja"ucap lelaki itu lalu tersenyum sinis menatap Reyka.

"Lo gak sadar ha? Lo emang pantas di buly semua orang. Ngaca lo. Liat tu muka Lo yang jerawatan kusam dan ga terawat buat gue jijik tau ga Lo, jauh-jauh deh lo dari gue. Mau muntah gue dekat-dekat sama lo. Cuihhh" teriak lelaki itu tepat di wajah Reyka. Reyka hanya diam sambil mengepalkan kedua tangan nya yang tidak sabar ingin memukul lelaki itu.

"Dan satu lagi, Lo it...." Reyka langsung memukul kepala lelaki itu dan tak membiarkan nya meneruskan kata-kata nya.

Lelaki itu hanya diam sambil meringis kesakitan dan memegangi kepala nya yang terasa pusing.

Semua murid berdatangan untuk menonton kejadian itu.

"Kalian semua yang ada disini dengar baik-baik" kata Reyka dengan penuh penekanan.

"Siapapun yang berani ngebully gue atau menghina tentang keluarga gue bakal habis di tangan gue. Memang dulu gue selalu diam tapi sekarang gak bakal. Camkan itu." lalu Reyka pergi meninggalkan semua kerumunan tadi dan tidak tau kenapa air mata nya tiba-tiba jatuh begitu saja.

"Ngga rey, Lo harus kuat. Lo gak boleh nangis. Lo pasti bisa ngadepin ini sendiri. Iya Lo pasti bisa, harus bisa" batin Reyka sambil mengusap air mata nya yang bercucuran di pipinya.

****

Devino Surya Dinata. Laki-laki yang baru saja di tampar oleh Reyka. Devino memiliki wajah yang tampan, tapi tidak dengan sifatnya yang kejam dan selalu mencari masalah di manapun dia berada. Devino memiliki dua orang sahabat yang sama kejam nya. Yaitu Dimas Arya Nugraha dan Alfasya Aditama.

"Dasar cewek sialan. Kepala gue sampe pusing" ucap Devino sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sangat pusing. Bagaimana tidak, Reyka memukul kepala Devino dengan sangat keras.

"Wih bro gue ga salah liat nih. Lo udah di permaluin sama tuh cewek dekil" ucap Dimas sedikit tertawa pada Devino.

Dimas Arya Nugraha dan Alfasya Aditama bersahabat dengan Devino semenjak bersekolah di SMA Merah Putih dan tidak kalah kejam nya dengan Devino. Suka membully habis-habisan dan tidak segan-segan untuk menghabisi orang jika merasa dirinya terganggu.

"Awas aja lo cewek gak tau diri. Bakal gue habisin lo di luar" kata Devino lalu pergi meninggalkan sahabat nya dan murid-murid yang masih berdiri di tempat itu.

"Kebiasaan banget tuh anak main tinggalin kita aja" ucap Dimas kepada Alfasya Aditama yang tak lain adalah sahabat Devino juga.

"Udah biarin aja. Yok cabut." ujar Alfasya sambil merangkul Dimas dan pergi mengikuti Devino.

****

Reyka terlihat sedang duduk di bangkunya dengan kedua tangan di lipat di mejanya dan wajah di tekuk kebawah.

Sesekali Reyka mendengar bisikan teman-teman di kelasnya yang tidak sedap.

"Tuh cewek ngapain sih, tahan banget di bully. Knpa gak pindah sekolah aja. Lagian dia tuh gak pantas sekolah disini" kata Yani salah satu teman sekelas Reyka kepada teman sebangkunya Angel yang sedikit berbisik namun terdengar jelas oleh Reyka.

"Iya bener. Najis banget ya kita sampe temenan sama dia, bisa-bisa kita ketularan dekil nya ahahaha" sambung Angel. Dan mereka tertawa sangat keras seakan-akan mereka lah wanita yang paling cantik.

Dan masih banyak lagi kata-kata pedas yang di lontarkan oleh teman sekelas Reyka kepada nya.

Batin Reyka sangat sakit mendengar bisikan teman-teman nya. Hatinya hancur dan seluruh badan nya seketika panas seakan-akan ada api di sekelilingnya.

Tiba-tiba satu tangan Reyka memegang dan meremas dadanya yang terasa sangat sesak. Air matanya jatuh seketika.

Ternyata Reyka menangis dalam diam sampai tidak seorang pun di kelasnya yang mengetahui dia menangis.

"Rey Lo nangis?" Ucap Meli sambil menepuk tangan Reyka. Meli duduk tepat di depan meja Reyka.

Meli memiliki sifat yang lembut dan juga pintar di kelas. Meli tidak memilih-milih teman. Menurutnya semua akan di jadikannya teman jika itu pantas.

"Eh ng... nggak kok. Gue gak nangis, cuma kepanasan aja trus berkeringat. Tuh AC gak di nyalain kali yaa" jawab Reyka dengan sedikit terbatah-batah.

"AC nyala kali Rey. Tu Lo ga liat" ucap Meli sambil menunjuk ke arah AC yang menyala.

"Oh iya ya. Tapi gak tau gue kepanasan banget" ujar Reyka sambil mengipas lehernya menggunakan tangan.

"Tapi Rey gu..."

"Gue keluar dulu ya Mel. Panas banget disini" ucap Reyka lalu keluar dari kelasnya dengan sedikit berlari dan tidak membiarkan Meli menyelesaikan kata-katanya.

Cerita pertama aku:)
Mohon krisarnya:)

Elisya💗

I'm UglyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt