1. Went Home

26 5 9
                                    

Angin berhembus mengenai wajah seorang pria yang sudah lama tak menginjakkan kakinya ke rumah yang ada di hadapannya. Ia memejamkan matanya sambil merasakan sejuknya alam yang sudah ditinggalnya bertahun-tahun untuk bekerja.

Tiba-tiba sesuatu yang lembut menyentuh kakinya. Sontak ia membuka dan melihat apa yang ada di kakinya. Ah, rupanya kucing berjenis anggora berwarna putih bersih. Entah sejak kapan ia tak bertemu sahabat kecilnya itu.

"Astaga pumpkin, aku merindukanmu"
Memang ia sengaja memberi nama pumpkin pada kucing yang menggemaskan itu. Alasannya karena ia tak sengaja bertemu dengan kucing kecil itu pada saat perayaan halloween. Dengan gerakan yang sangat cepat ia langsung menggendong pumpkin dan berlari ke rumah tradisional milik keluarganya. Terlihat kuno sih dari luar, namun jangan kaget ketika sudah masuk ke dalamnya.

Kim Seokjin. Seorang pria yang ketampanannya dianggap tidak manusiawi. Pria perfeksionis yang didambakan para gadis. Wajah yang yang terukir sempurna, kulit yang mulus, suara yang sangat indah, masakan yang luar biasa, bahkan jenius. Bagaimana bisa para gadis tak akan jatuh padanya?.

"Eomma, aku pulang"teriaknya ceria saat memasuki rumahnya. Ia langsung meletakkan pumpkin dan membawa barang-barangnya ke kamar. "Eoh? Seokjin? Kau sudah pulang?"ujar pria yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. "Yak! Bisakah kau sopan sedikit kepada hyungmu?"ujar Seokjin kesal. Yang dilempari pertanyaan diam, tetap fokus pada ponselnya.

"Seokjinnie? Kau sudah pulang?"ujar wanita paruh baya yang masih terlihat muda yang baru saja kembali dari dapur. Wanita itu dengan gerakan yang sangat cepat langsung memeluk Seokjin dan mencium keningnya.

"Eomma sangat merindukanmu"ujar wanita paruh baya itu dengan tatapan sendu. "Aku juga eomma"balas Seokjin sambil tersenyum kecil. "Eomma, aku harus menaruh barang-barangku dulu"lanjutnya. "Ah, baiklah, nak"balas nyonya Kim.

Seokjin segera menuju kamar lamanya. Saat masuk ke kamarnya, ia sungguh terkejut. Ternyata kamarnya masih sama seperti dulu. Sama sekali tidak ada yang berubah. Hanya saja kamarnya terlihat semakin rapi dibandingkan yang dulu. Setelah merapikan barang-barangnya, ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Bagaimana kabarmu dan yang lain? Maaf belum bisa berkumpul dengan kalian. Aku sangat merindukan masa-masa itu. Disaat kita masih berjuang bersama"ujarnya kepada seseorang di seberang telefon.
"Kami baik-baik saja. Kami sedang berkumpul sekarang, dan rencananya besok kami akan liburan di kampungmu haha.."balas seorang pria yang berada di seberang telefon.

"Terimakasih, Taehyung-ah. Kalian benar-benar yang terbaik"ujar Seokjin berterimakasih. Sungguh, dia mendapatkan teman-teman yang terbaik dan seperti keluarga sendiri. Seokjin sendiri juga menganggap teman-temannya sebagai dongsaeng yang harus dilindunginya.

Waktu selama 14 tahun atau mungkin lebih yang dilewati bersama dongsaengnya untuk menampilkan penampilan yang terbaik, musik yang mendominasi dunia, bahkan konser dunia telah berjalan begitu cepat. Bahkan mereka masih saja tak percaya dengan pencapaian dan penghargaan yang diraihnya. Jika dipikir-pikir, rasanya mereka tak pantas mendapatkan itu semua.

"Seokjin-ah! Waktunya makan malam!"teriak nyonya Kim dari dapur.
Seokjin pun segera memanggil adiknya dan menuju ke dapur untuk membantu eommanya. "Apa kau sudah memanggil Mingyu?"tanya eommanya. Seokjin hanya mengangguk dan meneruskan kegiatannya untuk menyajikan makanan ke meja makan.

"Seokjin, Namjoon-hyung bilang Bang Sihyuk Squad akan berkumpul disini besok"ujar Mingyu yang membuat Seokjin menghentikan aktivitas makannya. "Ah, iya. Taehyung sudah bilang padaku"balas Seokjin.

"Benarkah? Sudah lama eomma tidak bertemu mereka setelah 2 tahun yang lalu"ujar nyonya Kim.

"Wah, sepertinya eomma lebih bersemangat kalau mereka yang datang daripada anakmu yang tampan ini"balas Seokjin yang membuat eommanya dan Mingyu tertawa. Wajar saja, sudah lama mereka tidak melihat sifat Seokjin semenjak Seokjin mulai bekerja di Seoul.

"Eomma tidak bisa membayangkan bagaimana besok rumah ini akan ramai dan rusuh karena kalian semua haha, tapi sepertinya menyenangkan! Oh iya, apakah mereka akan membawa istri dan pacar mereka?"tanya nyonya Kim.

"Eomma! Mereka semua belum ada yang laku haha, kurasa mereka masih betah sendiri dan fokus dengan karir mereka"balas Seokjin.

"Kalian memang benar-benar rakus. Sudah jadi orang terkaya di negara, oh! mungkin sudah masuk kategori dunia juga. Masih saja suka bekerja"ujar nyonya Kim.

"Ya wajar saja, aku saja hanya kerja saat aku mau atau saat ada yang minta. Mereka workaholic eomma. Mereka haus akan bekerja"sahut Mingyu.

"Eomma, aku sudah selesai. Aku ke kamar. Ada beberapa yang harus kuselesaikan hari ini."ujar Seokjin kemudian langsung pergi ke kamarnya. "Bukankah dia tak perlu menyelesaikan apapun? Diakan aktor."ujar Mingyu. "Mungkin ada orang yang nenyuruhnya untuk membuat musik?"balas nyonya Kim. "Eoh! Mungkin begitu"ujar Mingyu final.

"Hah..sudah berapa tahun ya aku tidak masuk ke kamar ini? Rasanya masih sama saja. Aku benar-benar merindukan menjadi pria biasa yang tidak perlu menghindari para fans."gumam Seokjin sambil menatap langit-langit ruangan.

"Tapi aku juga merindukan saat-saat kami berinteraksi dengan mereka"lanjutnya.
"Sudahlah Seokjin-ah, lebih baik kau selesaikan tugasmu dan tidur"

Tbc.

A Little Euphoria: After All are Over✔Where stories live. Discover now