Part 1- Lakefield Killer

32 3 3
                                    

"Membunuh itu bukanlah kesukaanku. Aku hanya suka ketika semua orang menangis memohon kepadaku untuk MENYELESAIKANNYA"

Kota Sunderlake, kota dimana orang-orang sibuk dengan segala aktivitas kesehariannya. Hal itu sangat membuatku selalu bosan ketika berada di dalamnya. Seakan-akan kota ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang ingin mencari kekayaan tanpa menghiraukan kesialan hidup orang lain yang berada di sekitarnya. Sungguh sangat memuakkan. Aku masih sangat ingat ketika diriku ini masih berusia 12 tahun. Kala itu, aku hanya dianggap sebagai kacung dari teman-temanku yang berasal dari keturunan orang-orang yang memiliki kehidupan jetset. Aku hanya diperlakukan semena-mena oleh teman-temanku kala itu.

"Hei, Jourji! Cepat kau kemari dan bersihkan tempat duduk kami! Kami akan bersantai disini dan memakan makanan lezat kami" kata Hukizo sembari mengacungkan jari telunjuk sialannya kepadaku. Aku yang kala itu hanya bisa menuruti segala perintah dari mereka. Termasuk Hukizo, dia adalah anak yang paling berkuasa diantara teman-temannya karena kekayaan orang tuanya yang sangat melimpah seantero sekolah kami bahkan seantero kota Sunderlake ini.

"Hei, Jourji! Cepatlah! Lamban sekali kerjamu! Aku tidak akan memberikanmu upah makanan kalau kau kerjanya lamban seperti ini" bentak Guisache kepadaku yang diiringi dengan tendangan keras darinya kepada perutku.

"Iya, Sache. Maafkan aku. Aku akan melakukannya lebih cepat lagi" kataku seraya bangun dan menahan sakit di perut yang diakibatkan oleh tendangan Guisache.

"Apa katamu? Sache? Panggil kami TUAN! Kami bukan temanmu. Kami adalah tuanmu. Ingat TUANMU. Kau hanya manusia kelas bawah yang tidak pantas untuk menganggap kami sebagai temanmu. Sedangkan temanmu, adalah manusia-manusia pemungut sampah untuk makanannya. Sama seperti kau kan?! Hahahaha" cerca Guisache yang dilanjutkan dengan tawaan oleh mereka berdua.

Saatku mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Guisache brengsek itu, hatiku menjadi sakit. Benar-benar sakit. Aku memang terlahir bukan dari golongan atas seperti mereka. Aku juga tak tahu siapa orang tuaku sampai sekarang dan masalah orang tua, aku sudah muak mendengar cerita bahwa aku merupakan anak yang dibuang oleh kedua orang tuaku di tempat sampah saat usiaku belum menginjak satu hari. Apabila kuingat hal itu, yang hanya ingin aku lakukan adalah berusaha untuk mengakhiri hidupku yang sial ini. Tetapi untung saja masih ada orang baik hati yang sudi untuk merawat anak buangan sepertiku ini dan aku sangat berterimakasih akan hal itu walaupun aku hanya dibesarkan di panti asuhan. Aku juga dimasukkan kedalam sekolah sialan ini dikarenakan prestasiku yang sangat gemilang. Aku merupakan anak terpintar saat aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar Poschalush. Namun itu bukanlah sebuah jaminan untuk hidupku. Justru merupakan sebuah kekelaman bagi hidupku.

Namun, diantara mereka yang sangat membuatku muak akan kelakuannya. Terdapat seorang anak yang masih menganggap keberadaanku sebagai manusia. Dia adalah Vandskerdio Baggotta Shaskilla, anak yang selalu berbaik hati kepadaku. Dia juga merupakan anak dari keturunan orang kaya tingkat kedua setelah Hukizo. Namun dia sangat membeci Hukizo dan Guisache ketika mereka betindak sesuka hati mereka kepadaku. Dia juga pernah berkata kepadaku bahwa dia terpaksa berteman dengan mereka karena ancaman Hukizo terhadapnya apabila dia tidak berteman dengan mereka. Pada akhirnya, Vandske mau tak mau harus menjalin hubungan pertemanan dengan mereka.

"Kau tidak apa-apa Jourji? Sini, mari kubantu kau untuk membersihkan tempat duduk itu. Aku tahu, kau mesti capek kan karena semalam belajar sampai kau tidur larut malam?" kata Vandske yang langsung menghampiriku dan mengambil lap yang berada di tanganku.

"Apa-apaan ini, Vandy?! Kenapa malah kau yang membersihkan meja kita? Itu bukanlah urusanmu. Semua itu adalah pekerjaan dari si anak Sampah ini. Jadi, kau ngga usah ikut campur untuk membersihkannya!" bentak Hukizo.

"Sudah, tidak apa-apa Hui. Ini bukanlah sebuah hal yang menjijikan kok. Malah seharusnya ini kewajiban kita untuk menjaga dan merawat lingkungan kita bukan?" jawab Vandske dengan tenang.

The Dark StoriesHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin