Part One

191 6 2
                                    

Halo, ini adalah cerita pertama yang aku tulis... Ide cerita ini bukanlah milikku, namun aku akan mengembangkan ide cerita milik temanku ini. maaf jika cerita yang ku tulis masih jauh dari kata bagus... semoga kalian bisa terhibur membaca ceritaku...

~~~

Win

Sore di hari ini di taman kota, ketika daun-daun berwarna kecolaktan mulai berguguran aku duduk termangu menatap kesekitar dengan perasaan sesak yang menyelimuti hatiku. Setiap arah, aku perhatikan banyak sekali pasangan yang sedang bergandengan tangan atau duduk-duduk santai sembari memamerkan sikap manja. Aku iri sekali dengan pemandangan ini, aku ingin merasakan apa yang mereka semua rasakan.

Aku terlahir ke dunia ini tanpa memiliki kekuatan magis seperti orang-orang di sekitarku, mereka yang memiliki sikap dominan, keras kepala, dan agresif akan dijuluki dengan sebutan Alpha. Sedangkan mereka yang memiliki sikap yang penurut, lemah-lembut dan memiliki feromon untuk menarik perhatian akan dijuluki dengan sebutan Omega. Tentu saja setiap tatanan memiliki pengecualian, dalam tatanan ini adalah aku. Aku sering dijuluki dengan sebutan Beta, karena aku memiliki sikap yang kurang dominan dibanding dengan alfa tapi tidak sepenurut omega dan badanku juga tidak terlalu mudah untuk membuat massa otot.

Tak jauh dari tempatku duduk, aku melihat seseorang yang juga sendirian. Tak tampak seseorang yang menemaninya, dan dia sudah duduk memandangi danau dalam waktu yang cukup lama.

"Apakah dia sama sepertiku? Seorang Beta yang sedang merenungi ketidakadilan pencipta"

Ketika aku mulai bangkit dari duduk ku dan berjalan menuju kearahnya, dari sudut mata aku tangkap seseorang sedang berlari dan menghampiri orang yang akan ku datangi. Seketika aku menghentikan langkahku.

Ternyata aku memang seorang diri aku membalikkan badan dan pergi meninggalkan taman.

Bruk.

Tenyata aku menabrak seseorang, bawaannya banyak sekali.

"Mari, saya bantu bawakan" tawarku dengan ramah.

Seseorang tersebut menatapku dengan pandangan yang menerawang dan mengangguk. Ternyata dia tinggal tak jauh dari taman kota, sebuah gang yang jarang sekali aku sadari keberadaannya dan gang yang sangat populer sebagai tempat untuk healer, sebutan bagi mereka yang memiliki kekuatan untuk penyembuhan.

"Saya akan taruh bawaan anda di sini" aku letakan diatas meja panjang berwarna coklat yang biasa digunakan oleh healer untuk meracik ramuan penyembuhan, dia kembali mengangguk dan aku memutuskan untuk pergi. Namun sebelum aku sempat melangkah lebih jauh dari kediamannya, dia menahanku dengan menyentuh ujung siku ku dan memberikan sebuah ramuan di dalam botol kristal.

"Minumlah. Untuk mengobati luka di lututmu" katanya dengan singkat

aku yang kebingungan hanya bisa memandangi botol kristal yang berada di tanganku dan memastikan apa yang dikatakan oleh healer tersebut. ternyata aku benar-benar terluka dan aku pun meminum ramuan itu sesuai dengan anjuran dari healer.

***

Tiba-tiba mataku terbuka secara cepat, aku merasakan kepala ku sangat pusing.

"Aku sedang berada dimana? Selimut?" aku tertegun sejenak.

"What the hell am I doing here?! Where is my cloth?"

Aku panik dan melihat ke sekeliling ku, mataku terpaku pada sesosok tubuh yang tergeletak di atas sofa yang tidak terlalu panjang. Aku tertawa dengan suara yang pelan. Kaki itu menggantung diujung sofa, lucu sekali, dengan tubuh sepanjang dia melesakkan dirinya di sana. tiba-tiba, aku melihat pergerakan kecil yang tertangkap oleh mataku, tawaku langsung terhenti dan sosok itu membuka matanya dan memalingkan tatapannya kearah ku.

THE MATELESSWhere stories live. Discover now