Diary | Yoshino Hokuto

270 23 3
                                    

Diary©Aau_Ao

The Rampage from Exile Tribe | Yoshino Hokuto


Napasmu tertahan, matamu melotot menatap layar ponsel yang menampilkan sebuah pesan dari teman satu kelompokmu.

[Maaf Hokuto.
Sepertinya kami bakal telat. (-_-;)(-_-;)
Sebagai gantinya, kami akan membawakan banyak camilan untuk kerja kelompok kita!
(σ≧▽≦)σ

Urariver♪~(・ε・ )]

Berdua saja di kamarmu dengan seseorang yang kamu suka? Salahkan Misa yang mengusulkan rumahmu sebagai 'sarang' kerja kelompok ini. Salahkan juga Hokuto yang rumahnya cukup dekat dengan rumahmu hingga dia sampai lebih dulu dari yang lain.

"Yah, mau bagaimana lagi." baritonnya memecah keheningan. "Kita kerjakan saja dulu. Bagian dua, biar aku yang mengerjakannya. Sugano-san, kau bisa mengatasi bagian tiga?"

Kamu sangat gugup hingga tidak bisa menjawab pertanyaan Hokuto. Dia memiringkan kepalanya untuk menatapmu. "Sugano-san?"

Setelah cukup mengatur napas, akhirnya kamu menjawab. "Kurasa aku bisa."

Dia tersenyum ramah melihatmu yang tampak gugup. "Jika ada yang tidak kau mengerti, jangan ragu untuk mendiskusikannya bersamaku."

Kamu mengangguk beberapa kali, "Baik!" Dibandingkan mengerjakan tugas, memandangi Hokuto dengan kacamata bulatnya membuat dia terlihat sangat menggemaskan itu lebih baik. Tapi tentu saja kamu tidak ingin tertangkap sedang mengagumi wajah seriusnya, kamu mulai untuk mengerjakan bagianmu.

Dua puluh menit berlalu dan teman-teman satu kelompokmu belum datang. Kamu yang buntu dengan bagianmu, tentu saja kamu merasa canggung untuk berdiskusi dengan Hokuto, berdua saja.

"Yoshino-kun," Hokuto memalingkan perhatiannya padamu, "Aku akan mengambil minuman, aku permisi dulu." kamu pamit dan Hokuto mengangguk sambil tersenyum.

..... 📕 .....

Kamu membuka pintu dengan hati-hati. Di tanganmu terdapat nampan teko dan beberapa gelas di atasnya. Langkahmu terhenti saat melihat Hokuto duduk di meja belajarmu dengan sebuah buku yang sangat kamu kenali di tangannya. "Yoshino-kun, kau sedang apa?"

Hokuto menoleh dengan santai, buku di tangannya seolah sengaja agar terlihat olehmu. "Membaca buku."

Kamu mencoba tetap tenang berpura-pura tidak tahu tentang buku yang ada di tangannya. "Begitu ya." timpalmu sambil berjalan menuju meja di tengah ruangan. Kamu meletakkan nampan yang kamu bawa di atas meja dengan tangan bergemetar, jantungmu berdegup kencang dan seakan berhenti sesaat ketika kamu mendengar Hokuto berisik tepat di telinga kananmu.

"Apa kau tidak penasaran buku apa yang sedang kubaca, Sugano-san?"

Kamu mematung ketika kedua tangan Yoshino memenjarakanmu di tepian meja. Degup jantungmu serasa memekakkan telinga, bisikan Hokuto hanya terdengar samar-samar. "Sugano-san, apa kau menyukaiku?"

"Hokuto~ Sugano~!" Dari caranya memanggil, kamu yakin jika itu adalah suara Urakawa. Dan itu berarti teman-temanmu sudah datang. Teman-temanmu masuk ke kamarmu seenaknya.

"Maaf mengganggu." Kawamura menggumamkan sapaan, kemudian diikuti yang lain.

Hokuto buru-buru menyingkir dan duduk di sampingmu. Sikapnya membuat teman-temanmu menaruh curiga, ditambah kamu yang berbalik dengan pelan dan berhati-hati.

"Kalian... sedang apa?" Kawamura mengawali. Kantong plastik di tangannya ia berikan pada Hokuto dan duduk di samping pemuda itu.

"Eh? Eh? [Name]-chan dan Yoshino-kun?!" timpal Misa dan Akane heboh.

"Eh? Apakah Hokuto sedang merayu Sugano?" sahut Urakawa tak kalah heboh. "Eh? Eh? Apa kalian pacaran?" imbuhnya yang segera menghambur pada Hokuto dan menggodanya.

"Sudahlah! Kalian berisik!" bentak Hokuto kesal sekaligus malu.

Kawamura tertawa melihat Hokuto yang salah tingkah. Kamu melirik Hokuto dan mendapati wajahnya memerah hingga telinga. Menggemaskan! pikirmu.

..... 📕 .....

Kawamura, Misa, Akane, dan Urakawa sudah pulang terlebih dahulu. Sedangkan Hokuto masih enggan meninggalkan rumahmu dan mengatakan pada teman-teman bahwa ada hal yang ingin dia katakan padamu. Tentu saja itu membuat mereka heboh terlebih Misa dan Urakawa.

Setelah mengantar teman-temanmu sampai depan pintu, Hokuto mulai membuka suara. "Sugano-san,"

Kamu menatapnya dengan senyum ringan.

"Maaf atas kelancanganku membaca buku harianmu." aku Hokuto sambil menunduk. Kamu hanya mengangguk sekali. Sebenarnya kamu sempat melupakan perihal buku harianmu yang dibaca Hokuto tanpa izin, dan sekarang dia membahasnya. Kamu ingin mengubur dirimu sekarang juga.

"Aku tidak menyangka reaksimu akan setenang itu padahal aku merasa jantungku akan lepas." canda Hokuto, berusaha mencairkan suasana.

"Aku.. juga. Aku juga merasa jantungku sedang memberikan surat pengunduran diri saat Yoshino-kun tiba-tiba berbisik di telingaku." Kamu menimpali sambil menunjuk telinga kananmu. Kamu dan Hokuto tertawa bersama dengan wajah yang sama-sama memerah.

"Sugano-san, aku tahu perbuatanku tidak bisa dimaafkan, tapi!" Semu kemerahan di pipinya menjalar ke telinga. "... dengan begitu aku tahu bahwa kita memiliki rasa yang sama."


Diary©Aau_Ao

~~ OWARI ~~

Diary | Yoshino Hokuto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang