Pertama

58 20 15
                                    

Kenalin namaku Dian Arthaselina Harison. Aku anak tunggal dari pasangan suami istri yang bernama Kevin Harison dan Viona Fernanda Willyanto. Tapi nama belakangku gak pernah ngikut,soalnya nanti pada tau kalau diriku adalah keluarga Harison dan Willyanto. Bisa-bisa nanti ada teman bermuka dua. Keluargaku adalah keluarga yang terpandang,dan kaya di Indonesia. Aku manggil mereka dengan sebutan Mama Papa.

Dan banyak orang yang bosan dengan lingkungan yang gitu-gitu aja,gua malah kebalikannya. Bosan dengan lingkungan yang berubah terus. Karena pekerjaan mama yang berprofesi menjadi fotografer,kadang juga harus ikut bantu masalah bisnis keluarga Willyanto. Salah satu factor juga karena kenakalanku yang super luar biasa. Berkelahi entah dengan sesama perempuan ataupun laki-laki,bolos sekolah dan bolos pelajaran,ngerokok,tukang bullying,minum,dan terlambat sekolah adalah makanan sehari-hariku.

Hari ini adalah hari dimana aku pindah sekolah lagi dan lagi,pindahnya udah gak kehitung lagi deh. Tapi sayangnya dihari pertama gue sekolah malahan telat. Yaa udah biasa sih,kalau dihutung mungkin udah ada puluhan kali gue telat masuk sekolah di hari pertama. Jadi gue mah santuy aja kata orang-orang.

"Maaf,pak. Saya terlambat masuk sekolah,boleh saya masuk? Saya adalah murid baru di sekolah ini pak ." ucapku

"Kok bisa terlambat? Waduh sudah jam 07.20,kamu telat 20 menit. Walaupun kamu murid baru,ya gak boleh terlambat sekolah! Peraturan sekolah ya harus dilaksanakan nak." Cibir Pak Giarto selaku guru BP disekolah SMA Tunas Harapan.

"Kasih toleranlah pak. Kan saya murid baru. Hehehehe ya pak,boleh ya? Ppplllliiiss..." pintaku

"Okay,untuk kali ini saya kasih toleransi. Tetapi jika besok kamu terlambat,saya kan hukum kamu,ngerti!" membuka gerbang sekolah.

"Wokey pak."

"Yasudah. Saya akan mengantarkan kamu sampai ke kelas yang baru. Jadi ikuti bapak." Ucap pak Giarto.

Ahh iya disekolah ini juga ada kedua sahabatku,walaupun udah 3 tahun gak ketemu tapi kita masih ngirim pesan kok. Meraka bernama Eunike Mischa dan Chatrine Jesslyn. Mereka orang keturunan luar negeri-Indonesia,keluarga yang terpandang,dan cuma mereka berdua kalau aku adalah anak dari keluarga Harison dan Willyanto.

Berjalan menelusuri koridor sekolah,belok kanan,belok kiri,menaiki tangga lantai 2 dan 3,jalan sedikit lagi. Dan sampailah kelas paling ujung,pojok,dan dekat dengan kamar mandi hanya berjarak 5 meter dari kelasku. 11 IPA-6 adalah kelasku yang baru. Dikelas ini udah cocok banget sama sikap dan kelakuanku yang urakan,tukang bolos sekolah,tukang bolos pelajaran,dan tukang terlambat.

Capek? Lelah? Pusing? Banget!! Cuma sekolah ini doang yang bikin diriku sengsara. Pakai harus menyusuri koridor sekolah yang begitu besar dan lebar,juga naik tangga yang terdiri lantai 2 dan 3. Gue sumpahin nih sekolah milik om Rian runtuh,biar tau rasa.

TOKKK....TOOKKK... TOKKK

"Permisi bu Ditta,saya membawa murid baru yang pindahan dari Bandung." Ucap pak Giarto

"Ohh baik ,pak. Silahkan masuk dan tolong perkenalkan diri kamu ya. Silahkan." Memberi waktu kepadaku untuk berkenalan di depan ruang kelas.

"Kalau begitu saya permisi,bu Ditta." Ucapnya.

"Baik pak. Terimakasih sudah mengantarkan murid baru pak."

Setelah guru BP keluar kelas,rasa gugup,jantung ya berdebar mulai keluar. Gugup? Itu tentu. Walaupun sudah berkenalan di sekolah lain pun,aku tetap aja gugup walaupu disuruh perkenalan diri. Entah itu bisa menarik perhatian mereka yang sedang duduk manis,atau malahan sebaliknya.

"Perkenalkan namaku Dian Arthaselina." Singkat,padat,dan jelas. Ini adalah gaya perkenalan setiap kali pindah sekolah.

"Dian silahkan duduk dibangku yang paling belakang,pojok kiri ya. Untuk pindah bangku,akan dilaksanakan dua minggu sekali. Nanti waktu istrirahat,ketua kelas tolong antar Dian ke perpustakaan untuk meminjam buku ya?" Bu Ditta berbicara.

Haru-HaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang