diam dalam angan.

34 6 40
                                    

    Senja sore itu berhasil menarikku masuk dalam lamunan, duduk termenung di koridor kelas menatap lurus pada sosok yang selalu membuatku tersenyum.

    Diam aku menatap, lamun membawa diri menerbitkan senyum dalam kesendirian, melihatmu bercanda, melihat senyum itu terbit seolah menjadi candu dalam diri. senyum yang seolah menarik paksa sudut bibirku untuk ikut tersenyum.

    Di sana kamu bercanda dengan beberapa teman, dengan pesona yang selalu membuat sepasang netra ini terkunci pada satu sosok kamu. Sosok terindah yang ku simpan erat dalam hati. Mengamati setiap gerak yang kamu hadirkan, mengunci senyum yang selalu hadir dan menumbuhkan sebuah harap yang terlampau tinggi.

    Aku tak tau sejak kapan rasa ini hadir, rasa yang berhasil membuatku gila. Bahkan aku tak tau kenapa mata ini selalu tertarik akan sosok mu.

    Kecantikan, kelembutan, dan pembawaan mu yang anggun membuatku jatuh dalam pesona mu. Bayang yang hanya bisa menatap dalam diam.

    Ingin rasanya aku hadir menunjukan diri sekedar untuk mengucap halo dan bercakap ringan, ikut tertawa bersama dengan canda dan kekonyolan yang bisa saja aku ciptakan, bercakap dengan mata yang saling bertatap dan mengungkapkan rasa ini.

    Namun sayang aku tak seberani itu untuk menunjukan diri. aku malu, malu pada diri yang selalu menganggap diri ini tak pantas bersanding dengan sosok seindah kamu. Anggaplah aku pengecut karena terlalu takut dengan segala resiko yang ada. Karena bagiku hanya menatap mu saja sudah membuat rasa bahagia ini membuncah.

    Dan, disinilah aku, menatap semua pesona mu dari sudut pandang ku.

Jika saja aku diberi kesempatan untuk mengungkap rasa ini, mungkin aku akan mengambil kesempatan itu walau hanya beberapa persen kemungkinan aku mampu mengungkapkan rasa ini. Karena nyatanya menatap mata indah mu saja mampu membuatku melupakan seisi dunia bahkan niatan untuk mengungkapkan segala perasaan yang ku pendam.

     Aku tak tau, harus berapa banyak tinta yang akan ku habiskan hanya untuk sekedar membuat coretan pengungkap rasa, Pun lembaran kertas yang sudah tak terhitung lagi untuk teronggok menjadi sebuah buntalan sampah, hanya sekedar pantas untuk menjadi media coretan untuk kamu baca.

    Mungkin, ini tak begitu berarti untukmu. hanya saja, ukiran serat akan perasaan yang tersirat, seolah menjadi penghantar akan rasa rindu yang begitu membumbung dan memberontak dalam hati.

    Aku tak tau dari mana aku akan memulai untuk berucap sebuah kata rindu. Jujur, aku bukan seorang yang mampu banyak berucap, atau sekedar mengumandangkan lantunan kata indah yang membuatmu melambung. Karena nyatanya, aku hanya sekedar sosok yang begitu pandai untuk mengukir sosok mu di dalam hati. Sosok yang selalu berhasil membuat bulir indah di mata ku luruh dan terbuang sia.

   Entah, dari mana aku akan memulai. Begitu banyak rasa yang ingin ku sematkan. namun, lagi, tangan ini seolah tak mampu untuk menjadi pengganti bibir untuk berucap. Hanya sebatas kata yang mampu ku ukir, yang mana tak akan seindah dengan goresan tinta hitam yang tercipta dari jari lentik mu.

   Di sini, di hari yang cerah akan sinar mentari, aku menuliskan sebuah hasrat dalam diri, perasaan yang selalu saja memuja akan sosok mu, berharap akan sebuah angan yang mungkin akan menjadi nyata. Sosok yang sulit untuk lu lupa, namun begitu jauh untuk ku gapai.

   Semoga saja, harapan dan kesempatan itu hadir untuk memaksaku menunjukan segala rasa yang tersimpan dan tersirat dalam tulisan ku.

   Semoga saja rasa ini sampai pada pelabuhan yang di inginkan yaitu kamu...

Sosok yang selalu di hati.
Untukmu dan ceriamu, aku selalu rindu akan sosok indah dalam dirimu...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 28, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

goresan cinta pertamakuWhere stories live. Discover now