Prolog

48 16 26
                                    

"2 bulan"

Seorang wanita dengan jas putih mengangkat kedua tangannya lalu membentuk jarinya menjadi susunan angka dua.

"2 bulan bukan waktu yang lama untuk tetap hidup,"

"Gunakan waktu itu sebaik-baiknya" wanita itu melipat kedua tangannya di atas sebuah meja. "Kalau bisa, kabulkan permintaan-permintaan terakhirnya"

...

Tok tok tok

Bharata ganesha menoleh ke arah pintu saat mendengar ketukan dari luar.

"Masuk, gak dikunci" katanya.

Dari balik pintu, seorang wanita setengah baya melenggang masuk kedalam kamar Bharat.

Wanita itu lalu duduk diujung ranjang, menatap Bharat dengan tatapan sendu.

Bharat yang melihat wanita itu akan mengeluarkan air mata berdecak.
"Ma, plis jangan mulai lagi,"

"I'm okay" Bharat membuka lebar kedua tangannya.

Wanita yang dipanggil 'mama' oleh Bharat menggelengkan kepalanya. "You're not okay,"

"Kamu gak bakalan bisa baik-baik aja kalau vonis dari dokter itu benar"

Kemudian wanita itu mengusap pelan bahu Bharat, air matanya tumpah begitu saja.
"Kasih tau mama,"

"Kasih tau mama apa yang kamu mau saat ini"

Bharat menatap wanita itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan, ada sebuah keinginan yang bergejolak dihatinya.

Keinginan yang sejak dulu selalu dipendam, keinginan yang tak pernah diketahui oleh siapapun kecuali dirinya.

Lalu Bharat tersenyum simpul, ia menghela nafas dan menghembuskannya pelan.

"Aku cuma mau Sofia"

Last WishWhere stories live. Discover now