Uno Games

918 38 0
                                    

Jeje & Jessi


Seperti biasa, pulang dari sekolah aku pasti bersama dengan Jeje, tetanggaku dan temanku dari smp. Dia adalah cinta pertamaku, dia tampan, tinggi, mempunyai badan yang bagus karna dia gemar berolahraga. Senyumnya sangat manis dengan lesung dikedua pipinya. Dia sangat populer disekolah

Hari ini kami belajar bersama dikamar Jeje. Aku sudah sering kerumahnya begitupun denga Jeje. Keluarga kami sangat dekat, bahkan aku sering menginap disini saat orang tuaku ada urusan keluar kota tentang pekerjaan mereka. Selama aku menginap, aku selalu tidur dengan Jeje. Orang tua kami tidak akan melarangnya. Begitupun dengan Jeje jika menginap dirumahku. Kami tidur bersama.

"Akhirnya tugasku selesai.." teriakku senang sambil meregangkan tubuhku. Tugas matematika yang sangat banyak, tentu saja dengan bantuan Jeje. Jeje hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkahku.

"Bereskan bukumu." Kata Jeje melihat bukuku yang berserakan dimana-mana. Aku hanya tersenyum dan mulai merapikan buku dan alat tulisku.

"Aku bosan Je, dirumah sepi dan ini masih sore. Om sama Tante juga ada acara kan?"

"Ya, mungkin mereka menginap dirumah Nenek." Aku merebahkan tubuhku disamping Jeje yang sekarang sudah sibuk dengan PSP nya.

"Bagaimana kalau kita bermain Uno? Dengan tantangan yang extream?" kataku menaik turunkan alisku padanya. Aku belum memberitahu kalian ya, kalau aku pernah berciuman dengan Jeje? Waktu itu kami tak sengaja melihat pasangan yang berciuman panas ditaman. Aku bertanya pada Jeje, bagaimana rasanya berciuman. Tanpa menjawab pertanyaanku, Jeje langsung menciumku. Melumat bibirku bahkan memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Rasanya sangat luar biasa. Setelahnya, aku menjadi ketagihan dengan ciuman yang diberikan Jeje. Jeje juga tidak marah, jika aku minta pasti dia menciumku. Atau dia yang menciumku lebih dahulu. Tapi hanya sebatas ciuman, tidak lebih. Dan kami juga tidak pacaran. Dia mengernyitkan alisnya dan menaruh PSP nya diatas meja mendengar kata-kataku.

"Yang kalah melepas baju?" tanyanya mengajukan tantangan padaku.

"Deal?" kataku mengulurkan tangan padanya dan dia menjabat tanganku, menerima tantangan ini. Kami mulai menyusun Uno dan mulai memainkannya. Giliran pertama adalah aku, menarik salah satu batang Uno dengan hati-hati tanpa membuatnya roboh. Kini giliran Jeje, dia menarik bagian pinggir dari tumpukan Uno tanpa membuatnya terjatuh. Aku mendengus melihat smirknya. Permainan ronde pertama masih berlanjut dan belum ada tanda-tanda bahwa Uno itu akan roboh. Kini giliran Jeje lagi, sudah banyak sisi bolong dari menara Uno dan sepertinya dia akan kalah pada babak pertama ini.

Dan benar saja, ketika dia mencoba menarik salah satu batang Uno itu, mereka roboh. Aku berteriak senang dan tertawa melihat wajah masamnya.

"Yes, ayo lepas pakaianmu." Kataku senang. Jeje membuka kaos yang dikenakannya dan melemparnya kesembarang arah. Tubuh berotot Jeje langsung terpampang dihadapanku setelah dia membuka kaosnya. Aku memandangnya lama. Seksi.. kataku tanpa sadar. Jeje hanya tertawa mendengar kata-kataku. Membuat kedua pipiku memerah.

"Aku tidak akan kalah lagi. Ayo mulai.." kata Jeje dan memulai giliran pertama pada babak kedua. Kini giliran aku yang kalah, aku berteriak kesal memandang Jeje marah.

"Sudah aku bilang kan? Aku tidak akan kalah kali ini."

"Yayaya.." kataku bosan dan melepas kemeja hitam tipis yang aku gunakan. Aku memakai tanktop didalamnya, jadi belum terbuka.

Uno (jenga) games 🔞Où les histoires vivent. Découvrez maintenant