My Sister Wedding

28.7K 627 12
                                    

Sepasang mata menatapku dengan binar berkilat.

"Dek, kamu mau kan jadi bridemaids kakak?"

Aku mengerjap cepat dengan informasi yang barusan aku dengar. "Kak Elle mau merit?"

Dia mengangguk dengan semangat. "Drian lamar aku semalem..".

Aku menatapnya bingung. "Kak Drian? Bukannya kakak itu pacaran sama Kak Brian?"

Kakakku tersenyum dan menggeleng. "Aku deket sama mereka tapi aku naksir Drian. Eh, aku ga sangka kalau dia punya perasaan yang sama ke aku.." Ellectra melonjak dari duduknya lalu memelukku. Aku ikut tersenyum melihatnya.

"Selamat ya Kak.. aku ga sangka kakak bakal merit secepat ini dan ya aku mau jadi bridemaids kakak..."

"Ow, thankyou dek..." Dia kembali memelukku dan aku membalasnya. Malam itu kami berbincang tentang rencana pernikahannya. Aku hanya ikut mendengar karena aku belum terlalu paham.

Aku, Alexys Herdian, keluargaku memanggilku Lexy. Usiaku 18 tahun. Aku baru saja lulus SMA. Keluargaku terdiri dari papa, Julius Herdian, seorang pengusaha jasa ekpedisi yang cukup terkenal di Indonesia. Mamaku Karin Wulandri, seorang ibu rumah tangga yang hanya memiliki dua anak perempuan. Kakakku, Ellectra Herdian dan aku.

Usiaku dan kakaku terpaut 5 tahun. Kak Elle, biasa kami memanggilnya, baru saja lulus kuliah dengan gelar SH. Dan berita yang aku dapat tadi sedikit mengejutkan karena seingatku kakakku itu ingin mengambil MH tapi entah mengapa tiba-tiba memutuskan untuk menikah terlebih dahulu.

Drian Samuel, adalah anak teman mama. Kembarannya Brian Simone. Mereka berdua anak Tante Lili dan Om Gary. Mereka kembar tapi tidak identik. Kak Drian dan Brian adalah teman sekolah kak Elle sejak SMP. Walau jurusan kuliahnya beda, mereka tetap akrab. Kak Drian ambil kuliah kedokteran. Sedangkan kak Brian sama dengan kak Elle mengambil sekolah hukum.

Mereka berdua sudah seperti kakakku sendiri. Mereka sering main kerumah dan mengajakku pergi dengan kak Elle.

Mereka berdua sama tampan. Tapi perbedaannya, kak Drian lebih pendiam dibanding kak Brian yang supel. Aku jarang berbicara dengannya. Dia baik, tapi sedikit kaku. Tidak seperti kak Brian yang selalu balapan ngoceh dengan kakakku kalau kami sedang berkumpul.

Aku sedikit terkejut dengan berita itu karena kupikir kak Elle berpacaran dengan kak Brian. Mereka hampir setiap hari bersama.

Tapi sudahlah, aku hanya bisa ikut senang mendengar berita itu. Berita mengejutkan itu pun di sambut baik kedua orang tuaku keesokan harinya saat kak Elle bercerita pada mereka saat sarapan.

Kedua orangtuaku tidak pernah menentukan umur berapa kami boleh menikah yang pasti harus terlebih dahulu selesai kuliah. Selain itu kak Elle orang yang berpikiran matang. Dia tidak mungkin mengambil keputusan menikah secepat ini tanpa berpikir panjang.

Mama sangat senang karena akan berbesan dengan tante Lili. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Dulu orangtua mereka meninggal saat terkena bencana alam. Mama dan tante Lili bertemu di tempat pengungsian. Lalu mereka selalu bersama sejak itu. Saat mama di adopsi, mereka putus hubungan dan kembali bertemu 10 tahun lalu.

Aku yang masih kecil hanya banyak diam dan ikut mendengarkan dengan antusias saat pertemuan kedua keluarga seminggu kemudian. Terlihat pancaran kebahagiaan di kedua mata orangtua kami terutama Mama.

Akhirnya mereka sepakat pernikahan akan di gelar 6 bulan lagi. Aku ikut tersenyum bahagia melihat kak Elle saling pandang dengan kak An, biasa aku memanggil kak Drian.

Brian menghampiriku. "Hei you..." Dia tersenyum dan memelukku sekilas. "We're gonna be family."

"Hi kak.." Aku balas memeluknya.

✅ FORBIDDEN INLAWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang