Eps 1- •hai👋🏼•

45 3 0
                                    

Hai, apa kabar? Semoga baik baik saja ya. Tanpa basa basi di sini aku bakal bercertia, menulis, menyampaikan hal hal yang mungkin terlalu dewasa dari umur ku sendiri, Kalau di lihat dari angka memang umur ku masih sangat muda bisa di bilang aku bocah baru kemaren sore kalo kalian gak percaya coba aja cium jidad ku pasti bau kencur dan kalo kalian cubit pipi ku pasti tangan kalian bakal sedikit kotor dari bedak yang ada di pipi ku, Sebelum masuk keceritanya aku ingin memberi tahu  kalau mungkin ceritanya aga sedikit lebay, Alay, So puitis, Dan aga sedikit dewasa, Bukun dewasa itu woy pikiran jaga_-, back to topik aku ga peduli kalian mau anggep nih cerita garing, Alay, Lebay dan sebagainya kalau kalian gak suka bisa skip kok. Tapi, aku berharap kalian suka cerita dari bocah yang masih bau kencur dan bedakan ini

Enjoy....


Selamat datang di cerita singkat tapi menyakitkan

Cerita yang mungkin jauh dari kata bahgia,

Tentang kita yang mencoba untuk menulis dan merangkai kata singkat,

Dengan orang-orang yang butuh pelukan dan kehangatan,

Biarlah cerita ini mengalir walau di iringi rasa sakit yang sulit untuk di ungkap,

sedikit cerita dari anak kecil untuk kalian.

Bagaimana malam minggu kali ini? Masih sama seperti malam malam sebelum-nya? Diamana malam yang hanya di temanin dengan beberapa bungkus snak dengan tremperatur ac di angka 16 sambil memainkan benda kecil dan pipih dengan jaringan yang agak sedikit lemot? Its ok itu jauh lebih baik dari pada kita harus keluar dengan ke adaan yang kurang baik.

Walau banyak yang bilang bahwa malam minggu adalah malam yang istimewa, tapi menurut ku semua malam itu sama, iya ketika hari di nyatakan oleh bulan dan bintang bahwa hari sudah harus berakhir  dan kamu harus beristirahat nyatanya kamu masih sama seperti malam malam sebelum-nya bukan?, masih overthingking, nangis, bahkan melukai diri kamu sendiri hanya karena dia, dia yang sudah menyatakan bahwa kalian harus terpisah. Sakit, nyesek, perih, ya bagaimana pun itu kenyataan yang harus kamu terima.

Sabar dan mengikhlaskan memang jalan yang terbaik, namun yang terbaik ialah mereka yang selalu yakin bahwa sabar dan iklhlas adalah dua kata yang sanggup dan mudah untuk di lakukan.

Jika dia bisa kenapa kamu engga? Kenap kamu harua terus terusan nyakitin diri mu sendiri? Kenapa?

Itu adalah pertanyaan yang mungkin sulit untuk di jawab, jika di jawab 'karena aku sayang dia' lalu apa dia sama saperti kamu. Diri yang selalu kamu sakiti, diri yang seharus-nya gak kamu jadi-in plampiasan, diri yang gak seharus-nya kamu jadikan penyesalan, diri yang tidak tahu menau apa yang terjadi pada-mu namun kau menyakitinya. Berterimakasih-lah pada diri-mu karena dia mau menerima akibat dari ke egoisan yang seharus-nya tidak kau luap kan kepada-nya.

Pisau adalah benda tajam dan sewaktu waktu kamu bisa terluka karena-nya tapi jika kamu menggunakan-nya dengan benar dan di tangan yang benar maka tidak akan ada satu luka pun tercipta karena-nya.

Begitupun hati mu, kalau saja kamu menggunakan dengan benar dan tak teralalu menaru harapan kepada (dia) seorang  yang tidak tepat, ketika waktu berpisah yang tak kau inginkan harus tiba pasti tidak akan sesakit ini.

dia tidak salah tapi kamu yang salah, salah karena terlalu menaru harapan kepadanya. salah karena terlalu menggantungkan kebahagia-an mu kepada dirinya ketika waktu berpisah tiba kamu merasa seolah olah dia adalah orang yang paling jahat yang pernah ada di kehidupan mu.

'setiap pertemuan pasti ada perpisahan' adalah kumpulan kalimat yang pasti terjadi, dan kamu lupa bawaha kalimat itu pasti terbukti lalu kenapa kamu merasa orang paling bodoh jika waktu itu tiba?

Lepaskan yang harus di lepaskan, jika tidak bisa coba tanyakan kepada diri-mu, tanyakan kenapa terlalu menaru banyak harap oleh dia yang tak punya harap kepada mu?.

Apakah ini yang di namakan di lepas gak bisa di pertahan-kan juga sakit.

Buat apa terus menerus menyakiti diri yang bahkan diri mu senidiri bingung apa yang terjadi pada mu.

jika kau bertanya apa obat dari semua luka yang kau rasa? coba tanyakan kepada diri mu, lagi lagi diri mu tak bisa menjawab-nya, coba tanya dia mungkin saja orang yang kau taru  banyak harap kepadanya tau apa obat dari semua rasa sakit yang kau rasa.

Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik bukan? lalu kenapa kamu terlalu menaru banyak harap kepada dia? dia yang selalu kau salah kan di setiap rasa sakit yang kau rasa, padahal jika di ingat kamu yang terlalu berharap padanya.

Sudah sudah jangan terlalu mengingat masa lalu, masa di mana kamu bahagia karenanya, masa diamana kamu berfikir kalau dia yang terakhir untuk mu, masa di mana kamu menyatakan bahwa kamu akan selamanya bersama dia. Dia yang ternyata meninggalkan mu dengan alasan 'Maaf mungkin kamu bisa menemukan yang lebih baik dari ku' seandainya dia tahu dengan dia bersama mu itu sudah membuat dirinya menjadi orang yang baik dari yang terbaik.

Ini bukan soal seberapa baik diri mu dan juga bukan seberapa buruknya kamu tapi ini seberapa banyak harap yang ku taru kepada diri mu yang ternyata tak berbalas kapada diri ku.

Jika di putar kembali kenangan kita di masalalu, bukan kah kamu pernah ber janji akan selalu bersama ku? jika sekarang ku tagih janji mu itu apakah bisa?. Sepertinya tidak.

Jangan terlalu banyak memberi soal soal untuk ku jawab karena ketika ku jawab dan jawabanya salah semua, itu merasa membuat ku gagal menjadi seseorang yang kau inginkan.

Apakah kamu ingat ketika pertama kali kita resmi ber sama? indah bukan. Dan di saat itulah rasa sakit yang sekarang kurasakan di mulai.

Andai saja dulu kamu tidak terlalu membuat ku terbang akan rayuan mu, mungkin sekarang tidak akan sesakit ini.

Semut tidak akan datang kalau tidak ada  gula, begitupun kamu kalau saja kamu tidak membut ku berharap pasti aku gak akan berharap.

rasa rasany mustahil jika aku tidak berharap padamu, aku yang salah kenapa terlalu banyak harap yang ku beri pada mu.





mungkin segini dulu cerita dari ku, kita bertemu lagi nanti, selamat tinggal.

jangan lupa vote, komen, sher dan follow ya.

bye orang baik.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 18, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Singkat tapi sakitWhere stories live. Discover now