Dusk Till Dawn

1.3K 170 8
                                    

Hogwarts berantakan.

Kastil megah yang dulunya dipenuhi dengan keindahan khas abad pertengahan kini hancur sebagian besar akibat pertempuran yang berlangsung beberapa saat yang lalu. Di halaman kastil Hogwarts, terdengar sorak-sorak kemenangan, protes para Pelahap Maut yang ditangkap Auror, diselingi tangisan kehilangan.

Harry Potter tidak terkecuali masuk jajaran terakhir.

Sosok remaja itu terlihat lelah, sedih. Langkahnya pelan menuju ke tengah lapangan, area yang tak berani didekati siapapun termasuk Auror, bahkan para guru Hogwarts. Hanya Harry. Hanya Harry yang berani mendekati tubuh kaku yang mirip seperti ular.

Dalam langkahnya yang pelan dan berat, dia bersenandung pelan. Sontak dia menjadi pusat perhatian, saat senandung pelan indah menyedihkan terdengar ke seluruh penjuru Hogwarts bak diberi mantra Sonorus.

No tryna be indie
No tryna be cool
Just tryna be in this
Tell me how you choose

Harry menjatuhkan tongkatnya. Langkahnya terasa semakin berat tiap kali dia bertambah dekat dengan sosok tubuh tak bernyawa itu. Ajaib! Sosok yang tadinya hanya beupa tubuh kurus putih pucat hingga terlihat pembuluh darahnya, seperti ular, kini berubah. Kulitnya mengeropos, serpihannya jatuh menampakkan sosok pemuda dua puluh tahunan dengan tampilan menawan. Rambutnya coklat gelap, kulit pucat yang normal, hidung mancung, fitur wajah yang tegas dan tajam. Sosok itu tampan.

Tom Marvolo Riddle namanya.

Can you feel where the wind is?
Can you feel it through?
All of the windows
Inside this room?

Tenggorokan Harry tercekat. Dadanya sesak, pandangannya buram karena air mata dan panas menahan tangis. Suaranya serak, tapi dia memutuskan terus bernyanyi. Dia sudah tidak peduli lagi dengan orang-orang yang memanggilnya, ataupun keterkejutan para Pelahap Maut dan Auror terhadap wujud asli Voldemort.

'Cause I wanna touch you, baby
And I wanna feel you too
I wanna see the sunrise and your sins
Just me and you

Harry sepenuhnya berdiri di sisi mayat Voldemort. Matanya yang hijau kini kehilangan cahayanya, memandang mata merah tanpa kehidupan Voldemort, Tom Riddle, kekasihnya. Air mata turun begitu saja tanpa bisa ia cegah. Sakit rasanya. Sesak.

Light it up, on the run
Lets make love, tonight
Make it up, try

Harry berlutut, sepenuhnya duduk di tanah melipat kakinya. Tangannya ia selipkan ke belakang leher dan punggung mayat Voldemort, mengangkatnya, melakukan gerakan yang sangat mengejutkan semua orang.

Harry Potter memeluk Dark Lord Voldemort.

Dengan penuh kesedihan, duka memakan hatinya, air mata turun.

Tapi Harry terus bernyanyi dengan suaranya yang serak, sembari mendekap erat mayat kekasihnya yang ia bunuh.

But you'll never be alone
I'll be with you from dusk till dawn
I'll be with you from dusk till dawn
Baby, i'm right here

I'll hold you when things go wrong
I'll be with you from dusk till dawn
I'll be with you from dusk till dawn
Baby, i'm right here

Lalu sosok yang tak pernah siapapun duga datang menghampiri Harry, ikut berlutut di sampingnya yang kini menangis terisak sesegukan menyayat hati, menepuk pundaknya yang bergetar dan kemudian mengelus penuh kasih sayang saudara Harry.

Tak perlu Harry lihat, dia tahu siapa sosok itu. Sosok itu sudah seperti saudara baginya, mereka bahu-membahu memainkan masing-masing peran mereka.

Harry Potter, Golden Boy, The Choosen One.

Yang satu lagi...

Draco Malfoy, Prince Slytherin, The Boy who Had No Choice.

Perpaduan yang menarik. Bertolak belakang, tapi nyatanya mereka rukun dan saling menyayangi selayaknya saudara kandung.

"Dia membenciku Draco. Marvolo membenciku! Aku membunuhnya!" Harry meraung, masih memeluk tubuh kekasihnya dalam dekapan eratnya.

Draco menggeleng. "Kau tidak punya pilihan Harry, dia mengerti itu. Kalian sama-sama terjebak, dan hanya ini satu-satunya peran yang bisa kita mainkan." Katanya, dengan tulus sepenuh hati.

Harry masih menangis, meraung tidak terima dengan takdir yang begitu sulit dan mempermainkannya. Tak sedikitpun dia kendorkan pelukannya pada tubuh Voldemort, dia seakan berharap bahwa jika dia memeluknya terlalu erat, mungkin kekasihnya akan terbangun lagi, memukulnya pelan sembari menggerutu sebelum membawa mereka pada ciuman penuh cinta dan kasih sayang.

Tapi itu tidak mungkin.

Voldemort sudah mati. Marvolo-nya sudha mati, karena dia.

Marvolo-nya pergi meninggalkan dia.

Tapi Harry akan tetap di sisinya. Dia tidak akan melupakannya. Semua kenangan mereka, setiap sentuhan kasihnya, tatapan hangat yang hanya diajukan pada Harry, ciuman penuh cintanya pada Harry, ataupun bisikan yang selalu berbisik di telinganya mengatakan betapa dia dangat bersyukur memiliki Harry di sampingnya, betapa dia sangat bersyukur dipertemukan oleh Harry, betapa dia sangat bersyukur bisa merasakan cinta abadi hanya untuk Harry-nya.

I'll be with you from dusk till dawn
I'll be with you from dusk till dawn
Baby, i'm right here...

*****

Aku ngetik apaan sih?/hati nurani berkata.

Nggak guna banget ya ampun! Author lagi ketagihan denger lagunya Zayn Malik 'Dusk Till Dawn' yang dicover sama Madilyn Bailey. Author dapat ide deh bikin oneshoot.

Semoga suka! Ini hanya pengusir kebosanan.

Dusk Till DawnWhere stories live. Discover now