Chapter 14

85 8 0
                                    

Mobil.

Saat ini Yein berada dalam mobil Jungkook karena lelaki itu memaksanya. Tidak hanya itu, Jungkook mengiming-iming akan kasih traktiran makan selama seminggu kepada Yein. Sungguh suap yang menggoda iman. Tentu saja Yein dengan mantap mengiyakan.

Gadis Jeong itu bersedekap sembari pandangan mengarah ke luar jendela. Jungkook tengah menyetir. Tidak ada yang membuka percakapan.

"Kita sudah sampai."

Yein membuka pintu dan terperangah melihat pemandangan cantik di sekitarnya. Gelombang ombak besar yang beradu dengan bebatuan. Air yang sangat jernih dan biru cerah menambah kesan indah yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Jungkook, napa lu bawa gw kesini?"

"Bersenang-senang. Lu di kampus kek mayat idup sampai-sampai mengurusi orang."

"Benar sih, yaudah deh, selagi gw bolos gw mau happy-happy ria."

Yein dengan semangat berjalan ke arah tepi pinggiran laut membiarkan sapuan ombak menimpanya. Dia tersenyum senang dan Jungkook menyusulnya.

Mereka saling bermain cipratan air dan tertawa bersama.

Tidak terasa matahari sudah mulai tenggelam, menampakkan sisi indah lainnya, senja yang menghiasi langit. Yein duduk dikursi ayunan memandang langit senja dari balkon penginapan. Sebelumnya Jungkook sudah memesan tempat penginapan dekat pantai.

"Gimana perasaan lu sekarang?"tanya Jungkook setelah duduk disamping Yein

"Sudah lebih baik dari sebelumnya."Yein melirik sekilas Jungkook, "Terimakasih Jungkook-ah. Jika bukan lu, gw mungkin udah ngerusakin fasilitas kampus buat pelampiasan."lanjutnya lalu terkekeh pelan

"Senja yang indah, moment ini paling ditunggu seluruh manusia didunia ini. Lu gak potret?"kata Jungkook

"Apa yang dipotret? Pemandangan senja? Setelahnya, dijadikan apa? Itu sama sekali tidak berarti. Lebih baik menikmatinya sebentar. Karena kita tidak tahu kapan pemandangan ini bisa kita rasakan secara langsung. Memandang lewat foto tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan langsung seperti saat ini."

Jungkook menoleh ke Yein dengan senyuman tipis lalu berkata, "Kata-katamu yang seperti itu mengingatkanku pada seseorang."

"Siapa?"

"Seorang gadis cantik, penyabar, menawan, dan lembut. Dia kekasih gw, gw gak tahu harus menyebutnya apa. Karena semua adalah kesalahan gw sendiri."

Kini atensi Yein teralih pada Jungkook. Dia menunggu kalimat selanjutnya dari lelaki Jeon itu.

"Kesalahan apa yang lu perbuat?"

"Dimusim dingin, aku selalu membuatnya menunggu berjam-jam diluar. Aku tidak menepati janji itu. Karena hal itu dia masuk rumah sakit. Setelah dia keluar rumah sakit, kami bertengkar hebat dan aku memutuskan hubungan. Aku berselingkuh darinya ..." Jungkook menghela nafas panjang sebelum kembali lanjut cerita

"Disaat-saat terakhir, aku cemburu melihatnya bersama pria lain ditaman, kami kembali bertengkar dan melihat dia melindungi pria itu aku sangat marah lalu mendorongnya hingga menghantam kursi taman."

"Kau harusnya menahan emosi."

"Hm, kau benar. Dia dibawa pergi oleh pria itu dan aku mengejarnya. Tapi aku tidak melihat kondisi jalan raya waktu itu. Aku pun tertabrak mobil dan dibawa ke rumah sakit. Keadaanku sangat kritis dan harus transplantasi jantung serta hati."

Jungkook meraba dadanya tepat diposisi jantung.

"Lalu apa yang terjadi padanya?"

"Dia ... mendonorkan jantung dan hati padaku."lirih Jungkook sendu

---

Ke esokan harinya, Jungkook mengetuk pintu kamar Yein tetapi tidak dibuka. Sudah hampir 5 menit Jungkook mengetuk, masih tidak ada pergerakan dari dalam.

Jungkook merasa gelisah dan mulai berpikir tidak-tidak, apa mungkin dia pergi? pikirnya. Ia hampir mendobrak pintu itu jika tidak mendengar seseorang.

"Hei, ngapain?"

"Yein!"

Grep!

Jungkook memeluknya erat seolah-olah ia telah mencarinya bertahun-tahun.

"Yein, gw pikir gw kehilangan lu lagi. Gw sangat mengkhawatirkan lu. Gw khawatir ... lu bakal ninggalin gw lagi."

"Hei, hei, sudahlah. Jadi laki kok cengeng."ledeknya biar Jungkook cepat berhenti

"Jeong Yein!"

"Iya?"

Jungkook melonggarkan dekapan dan menelisik tatapan Yein dengan lembut. Ia kemudian mengelus pelan kedua pipi gadis itu.

"Boleh gw minta sesuatu dari lu, Yein?"

"Permintaan apa?"

"Berikan aku kesempatan untuk mengejarmu, Jeong Yein!"

Yein tidak langsung menjawab. Ia tampak terkejut dengan kedua bola mata melebar. Jungkook baru saja mengungkapkan perasaannya. Ia tidak menyangka akan hal itu. Tetapi, memori tentang cerita Jungkook sebelumnya. Gadis yang memiliki nama yang sama dengannya, Jung Yein.

Apakah benar Jungkook memang menyukainya sebagai Jeong Yein dan bukan Jung Yein sang mantan kekasih? Lalu bagaimana perasaan Jeong Yein terhadap Jeong Jeka sekarang?

END



Terimakasih telah mampir dan membaca cerita Waiting ini. Senang sekali membaca komentar positif pembaca dan mendapat beberapa kritikan agar Waiting lebih baik lagi dari sebelumnya.

Aku ada buat cerita baru lagi dengan cast utama Jungkook dan Yein serta Chanyeol dan Rose. Bisa cek langsung di profil ku!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waiting✔ [JJK-JYI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang