zero;

18 1 4
                                    


Bagi pecinta kuliner, festival tahunan Seoul National University merupakan hal yang paling ditunggu. Begitu juga dengan Xiajoun--mahasiswa teknik sipil dan Jia--mahasiswi ilmu politik.

Jia berjalan sendirian, ia lebih suka matcha sedangkan teman-temannya sedang berburu milk tea, menyelusuri festival SNU yang megah ini dengan seksama. Napasnya menghela panjang, matcha latte kesukaannya sepertinya tinggal kenangan. Antriannya sudah lebih dari sepuluh orang, Jia meringis.

"Masa iya gue relain matcha latte, apa gue antri aja, ya?" Kini ia menjadi orang ke-15 yang mengantri di bawah teriknya sinar matahari. Baru lima menit setelah tekadnya bulat, ia sudah mulai berkeringat dingin dan ingin muntah. "Anjing demi matcha gue rela mual muntah,"
Jia makin memucat, sampai berjongkok, karena rasa mualnya juga makin menjadi. Ia sudah berkunang.

"Hi, lo okay?"

Jia mendongak, menatap cowok yang cukup menjulang, membantu menghalangi sinad matahari. "Gue?" Cowok itu mengangguk membuat Jia berdiri.

Ia menoleh ke arah antrian seakan memberitahu dengan isyarat bahwa ia sedang mengantri. "Yeah, cuma pusing soalnya panas," Jia melirik cowok itu dari atas ke bawah, damn, ia membawa hal yang ingin Jia pesan--matcha latte.

"Lo mau pesen apa? Matcha juga?" Cewek itu meringis malu seolah ia tertangkap basah, Jia kemudian mengangguk.

"Nih,"

"Huh?"

"Gue Xiaojun, ini matcha buat lo aja, kasian." Satu tangan kanan Xiaojun maju untuk bersalaman dan tangan kirinya maju untuk menawarkan matchanya yang masih terbungkus rapi.

Jia menggeleng, "nggak apa-apa, gue bentar lagi, kok," ia kemudian menyambut tangan kanan Xiaojun, "gue Jia by the way."

Xiaojun memindahkan matchanya dari tangan kiri ke tangan kanan Jia, tidak melepasnya, "bayarnya pakai nomor hp ya,"

Matcha Latte; Xiaojun [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang