~2~

561 125 31
                                    

Kamu memijit keningmu karena pusing, "Sensei laknat, ngasih tugas gak ngotak." Protesmu sambil membanting pelan pena ditangan kamu. "Hah..."

Karena merasa lelah kamu memutuskan untuk beristirahat sebentar, kamu mulai menonton acara tv kesukaanmu sambil meminum teh.

Saat itu tampak biasa saja, sebelum akhirnya...

"AH!!! KENAPA BARU INGAT HARI INI'KAN AKU MAU PERGI MEMBELI MANGA!" Teriakmu heboh sendiri, kamu segera mematikan televisi, menaruh teh dicucian piring kotor, dan mengambil uang untuk membeli manga kesukaanmu.

"Kohta! Tolong jaga rumah sebentar!" Seru kamu sambil menutup pintu. "Siap, kak!"

.
.
.
.

(Name) sampai ditoko buku, ia ingin membeli Manga volume terbaru. (Name) mungkin terlihat biasa saja tapi sebenarnya dia itu seorang otaku, kadang suka heran kenapa orang diindonesia yang suka anime langsung dibilang wibu:v

(Name) menyisir setiap rak, berharap manganya belum habis terjual. "Bingo!" Tangannya langsung menyambar manga tersebut. "Sepertinya hari ini aku sedang beruntung~ tersisa 1 lagi."

Dengan perasaan senang (Name) langsung membeli manga pilihannya dan bergegas pulang kerumah.

***

"Kohta, kakak pulang."

Kohta langsung menghampirimu dan berseru, "Kakak! Ada yang datang~" (Name) mengelus kepala adiknya pelan. "Siapa?"

"Kakak sad boi yang kemarin!" Serunya.

Jleb!

Junpei hanya tersenyum kecut saat dibilang Sad boi, "Kohta jangan seperti itu! Kebanyakan nonton sinetron kayaknya nih anak."

Kohta langsung pergi bermain keluar rumah tanpa dosa sama sekali, sedangkan (Name) terus-terusan membungkuk minta maaf pada Junpei.

"Gomenasai, gomenasai ! Anak itu memang harus dijewer terlebih dahulu biar kapok." (Name) masih saja membungkuk minta maaf, "Tidak apa-apa, aku kesini hanya mengantarkan ini."

(Name) melongo, Junpei menyodorkan Bento yang dibuat oleh ibunya. "Sebagai rasa terima kasih untuk yang kemarin."

"Hee~ baik sekali." (Name) langsung duduk disamping Junpei, "A-ah, aku lupa...aku belum tau namamu." Junpei menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh...ahahaha. Aku juga sampai lupa...aku (Full name), salam kenal!" (Name) menjabat tangan Junpei tanpa mempedulikan wajah si pemuda tersebut sudah merona akibat ulahnya lagi.

.
.
.
.

"(Surname)-san..." panggil Junpei, kamu menoleh kearahnya "Ya?"

"Ano..." Junpei sepertinya tampak bingung memilih kata-kata yang akan dia ucapkan padamu, kamu mengeryitkan dahi "Ya? Kenapa?"

"Kau mengajakku jalan-jalan?" Tebak kamu, "E-eh? Kau tau?" Junpei melongo heran kepadamu.

Sedangkan kamu hanya tersenyum, "Hanya menebak kok, tidak mungkin aku punya kemampuan membaca pikiran orang lain." Katamu sambil mengangkat bahu enteng, "Jaa, apa kau mau?"

Kamu mengangguk pelan, lumayan untuk menghilangkan stress kamu setelah mengerjakan tugas dari guru yang kamu panggil laknat. Kamu meletakkan manga yang kamu beli dikamar terlebih dahulu, lalu segera menemui Junpei yang sudah menunggu diluar rumah.

Baru saja kamu hendak pergi bersama Junpei tapi kamu sepertinya mendengar ada yang memanggil kamu.

***

"Kakak!" Kohta berlari kearah (Name). "Kakak mau kemana? Ikut!"

(Name) langsung jungkir balik setelah mendengar Kohta ingin ikut, (Name) melirik kearah Junpei seperti memberi isyarat 'Apa boleh dia ikut?' Junpei hanya mengangguk. (Name) mengembangkan senyumnya, "Yak, Kohta boleh ikut kok."

"Asik!" Kohta langsung melompat-lompat senang dan memeluk (Name) serta Junpei bersamaan.

Kohta memegang tangan Junpei dan (Name), sungguh saat ini mereka terlihat seperti pasangan muda yang sudah memiliki anak berumur 5 tahun padahal bukan.

Mereka bertiga hanya berjalan-jalan sambil membeli makanan ataupun yang lain, cukup lama berjalan mereka berhenti disebuah bioskop. "Mau menonton?" Tanya Junpei.

Kohta mengangguk semangat, sedangkan (Name) langsung bertanya "Film apa yang akan kita tonton?"

"Manusia cacing, apa kau mau?"

(Name) menggeleng cepat "Tidak-tidak, Kohta masih kecil."

"Kamu sendiri memberinya tontonan sinetron, lho." Gumam Junpei, (Name) mengeryitkan dahinya, "Kamu bilang sesuatu?"

"Ti-tidak ada!" Junpei menyilangkan tangannya berulang kali.

.
.
.
.

Pada akhirnya kamu, beserta Junpei dan Kohta tidak jadi menonton film karena berselisih paham sedikit. Junpei meminta maaf pada kamu, kamu hanya meng-iyakan lagipun tidak ada untungnya jika kamu bertengkar dengannya. Apa lagi kalian baru bertemu dan berkenalan, itu bisa menjadi citra buruk untuk dirimu juga.

Kohta sepertinya terlihat bersenang-senang begitu juga kamu.

Sambil berjalan-jalan kamu mulai bertanya-tanya lagi kepada Junpei, "Nee, Yoshino-san kamu bersekolah dimana?"

"SMA Satozakura." Jawab Junpei cepat, kamu hanya ber 'hee' ria "Begitu...eh tunggu, Satozakura? Aku juga bersekolah disana...tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu?" Kamu baru sadar setelah 5 detik Junpei mengatakan SMA Satozakura, dasar otakmu saja yang konslet habis ini kurangi baca manga supaya kamu cepat peka.

Junpei tersentak ketika kamu bertanya seperti itu, ia tampak tertegun terlebih dahulu.

"Itu..."

"Ah, maaf sepertinya itu masalah pribadi ya? Maaf'kan aku." Kamu menggaruk pipi kamu menggunakan jari telunjuk dan memasang senyum tak enak.

Junpei menggeleng, "Tidak apa-apa, sepertinya sudah sore, mau pulang?" Kamu mengangguk.

***

Junpei mengantarkan (Name) pulang kerumah, tampaknya hari ini tidak terlalu buruk.

"Arigatou sudah mengantarkan kami pulang!" Seru (Name), "Oh, bagaimana kalau lain kali kita jalan-jalan lagi?" Ujar (Name) dengan wajah bersemu ceria.

"Y-ya."

To be continued...

Aru : ya, aku akuin chapter kali ini memang ngebosenin tapi kalau chapter kedepannya kubikin nangis jangan minta tanggung jawab lho ya °<°

See ya at next chapter, 17 Desember 2020.

✔ Goodbye [Yoshino Junpei x Reader]Where stories live. Discover now