~4~

471 107 10
                                    

Kamu melempar kaleng soda ke bak sampah, sambil mendecak kesal. "Uh! Menyebalkan!"

Kamu memakan permen lalu menggerutu sebal, "Tck! Kusso, kenapa harus aku yang diskors padahal aku hanya membela Yoshino-san, Okaa-san juga tidak mengerti sama sekali!"

Kejadian sebelumnya...

Saat pulang dari sekolah kamu mendapati Ibu kamu sudah pulang kerumah, otomatis kamu kegirangan karena ibumu sudah berjanji membelikan Nendoroid Husbando untuk kamu.

"Okaa-san, aku pulang!" Kamu melangkah dengan ringan ke ruang tamu, kamu melihat ibu sudah berada disana.

"(Name), baru saja pihak sekolah menghubungi Okaa-san dan memberitahu apa yang terjadi." Ibu kamu menatap kamu serius. "Eh? Apa? aku tidak membuat kesalahan apapun bukan?"

"Justru itu masalahnya, Okaa-san dengar kamu memukul salah satu siswa menggunakan balok hingga kepalanya berdarah, apa itu benar?" Ibumu menatapmu tajam, kamu menelan ludah.

"T-tapi'kan aku hanya membela temanku!" Kamu membela diri, jelas kamu tidak mau disalahkan pasalnya kamu hanya menolong orang lain bukan bermaksud membuat masalah. "Lalu kenapa, anak itu bilang kamu yang tiba-tiba memukulnya."

"Sudah kubilangkan aku hanya membela temanku! Tunggu...apa Okaa-san sudah tidak mempercayaiku? Hanya karena aku melakukan hal seperti itu?" Kamu mulai kecewa atas sikap ibumu yang tidak mempercayai kamu.

"(Name)--- pihak sekolah memberikan kesempatan jika kamu tidak mau diskors kamu harus menulis surat permintaan maaf."

"Apa? Meminta maaf? Tch, aku tidak peduli." Kamu langsung menbanting tas kamu kelantai dan pergi dari rumah.

Kembali kesaat yang sekarang...

Kamu memijit kening pelan, dan berusaha tenang. "Hah....tenanglah (Name), semua akan baik-baik saja."

Kamu duduk bersender pada sebuah tiang lampu. Kamu masih saja memikirkan apa yang kamu katakan kepada ibumu sebelum pergi, sepertinya kamu tidak akan pulang kerumah dulu dalam beberapa hari.

"Eh tunggu...bila aku memutuskan tidak pulang beberapa hari terus...aku tidur dimana!?" Pekik kamu panik dan heboh sendiri begitu menyadari kebegoanmu.

.
.
.
.

(Name) terdiam, ia tak tau harus berbuat apa lagi. (Name) malah menjadi gelandangan abal-abal karena duduk berjongkok dipinggir jalan, ia bahkan masih menggunakan seragam sekolahnya.

"Ah...aku akan menginap dirumah Akira." (Name) segera menelpon temannya itu.

"..."

"Halo, Akira. Aku mau menginap."

"..."

"Katamu ada benarnya juga, Okaa-san pasti akan mencariku dirumahmu."

"..."

"Ha? Hotel? Hei kau pikir anak SMA sepertiku punya uang banyak?"

(Name) langsung menutup pembicaraan ditelpon, ia ingin kehotel tapi uangnya tak cukup. (Name) kembali membuka bungkusan permen dan memakannya, pikirannya saat ini sedang kacau. Gadis itu beranjak dari sana ia berjalan tanpa arah, sambil mengingat jalan yang dilaluinya agar tidak tersesat nanti.

Tap...tap...tap

(Name) berhenti diperempatan jalan, "Sekarang aku mau kemana?" Gadis itu memperhatikan perempatan tanpa peduli orang-orang yang lalu-lalang. (Name) mengambil jalan kiri, ia berjalan dengan santai padahal sebenarnya ia sedang mengalami perang batin.

"Hm?" Gadis itu berhenti, lalu menyipitkan matanya. "Yoshino-san!"

Junpei yang merasa dipanggil langsung menoleh, dan melihat orang yang selama ini menolongnya sedang melambaikan tangan. Junpei menjuluki (Name) Malaikat penolong .

"(Surname)-san, ada apa?" Tanya Junpei, (Name) menggengam tangan Junpei erat, "Bisa ikut aku sebentar?"

"Ha'i ?"

***

Deru angin sepoi-sepoi membuat surai (H/c) mu melambai, kamu bersender pada pembatas jembatan. "Nee, Yoshino-san..."

"Y-ya?" Junpei sedikit tersentak saat kamu memanggilnya lirih.

Kamu menghela nafas kemudian menatapnya, "I-izinkan aku menginap dirumahmu, huwaaaa...." kamu malah menangis ngenes dihadapannya. "Memangnya apa yang terjadi, (Surname)-san?"

"Hikdsrot-- itu anu...aku diskors, aku juga sedikit berselisih paham dengan Okaa-san." Ucapmu masih saja menangis ngenes.

Junpei tertegun, "Maaf...itu salahku, karenaku kamu malah terlibat masalah."

"Hm? Ahahaha! Sudahlah aku menolongmu itu ikhlas kok!" Kamu menepuk-nepuk pundaknya.

"Jaa, mau kerumahku?"

Manikmu mengkilap kala Junpei mengatakan itu, kamu langsung mengangguk mantap.

.
.
.
.

"Okaa-san, aku pulang!" Junpei membuka pintu, (Name) hanya mengekor dibelakangnya. "Ara, Junpei okaeri. Hm? Jarang sekali kamu membawa teman kesini."

"Okaa-san, ini (Full name). Apa dia boleh menginap?" Junpei memperkenalkan (Name) pada ibunya, Nagi.

Nagi tersenyum, "Oh? Anak yang sering menolong kamu, toh? Boleh~" Nagi menepuk pelan kepala (Name).

(Name) langsung membungkuk, "Arigatou !"

Nagi tampak memasuki kamarnya sebentar, lalu keluar dengan sebuah baju ditangannya. "(Name)-san, ganti baju dulu sana. Kamu masih memakai seragam sekolah'kan?" Ujarnya menyodorkan Sweater pink dengan rok hitam ke (Name).

(Name) menerimanya dengan senang hati, ia langsung meminjam kamar Nagi untuk mengganti baju.

Sementara itu, Nagi menoleh ke Junpei "Dia cukup manis bukan?"

"Okaa-san, berhentilah menggodaku."

Tidak lama kemudian, (Name) keluar dari kamar dengan baju yang diberikan Nagi tadi. (Name) menghampiri Nagi dan Junpei.

"Ara~ terlihat cocok denganmu."

Junpei merona merah, "Imut..." katanya pelan, ya memang kebenarannya kok (Name) terlihat manis jika dia menggunakan pakaian dengan warna Feminim.

***

Kamu, Junpei dan Ibunya Nagi berada diruang makan. Kalian hanya membahas hal-hal biasa ketika selesai makan malam.

Kamu malah tertidur dimeja makan.

"Walah? (Name)-san sudah tidur?" Nagi berniat membangunkan kamu dan menyuruh kamu tidur dikamarnya. "Okaa-san dia sudah mengalami hari yang berat."

Kamu tertidur dengan mengulas senyum.

To be continued...

Ini ekspresi Aru ketika udah selesai siapin chapter konfliknya:

Ini ekspresi Aru ketika udah selesai siapin chapter konfliknya:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Name) : hawa-hawanya gak enak nih kayaknya...

Aru : ngahahaha~ //kabur

See ya at next chapter, 18 Desember 2020.

✔ Goodbye [Yoshino Junpei x Reader]Where stories live. Discover now