Selepas lulus SMA, aku mengikuti ujian mandiri yang dibuka oleh salah satu universitas negeri di Jakarta. Alhamdulillah akhirnya aku keterima di kampus ini dengan pilihan pertama yang aku tuju di awal memilih. Aku pikir inilah saatnya aku memulai hidupku yang baru. Aku ingin memulai cinta dan cita-citaku disini. Ternyata benar, di kampus inilah aku bertemu dengan seorang cowok yang aku suka. Dia kakak kelasku di jurusan pilihanku. Tapi ia sangat pendiam bahkan cenderung terlalu pendiam. Memang ia sangat misterius menurutku tapi aku suka. Pembawaannya memang kalem. Menurutku, aku akan punya tantangan tersendiri bisa menaklukan cowok misterius itu. Aku selalu penasaran dibuatnya. Kadang ia tersenyum ketika aku kepergok sedang memperhatikannya dari jauh. Namun terkadang ia jalan melewatiku tanpa menoleh sedikitpun ke arahku. Seolah sedang tak ada orang disekelilingnya. Disaat tengah memperjuangkan cintaku pada kakak kelasku. Datangnya cowok tengil teman sekelasku. Wajahnya sih rupawan. Tak kalah gantengnya dengan cowok gebetanku itu. Cowok tengil ini juga banyak fansnya bahkan kakak kelas juga banyak yang salah tingkah dibuatnya. Hampir semua anak perempuan di kelas pasti pernah kena rayuannya. Entah itu bercanda atau serius. Karena tak ada yang bisa membedakannya. Bahkan kalau ada kambing pakai lipstik sepertinya akan digodanya juga. Tapi tiba-tiba cowok tengil itu datang ke hatiku. Menawarkan sebuah rasa yang aku pun nggak ngerti rasa apa ini? Berulang kali aku memastikan tak akan jatuh cinta padanya. Tapi berulang kali juga ia coba meyakinkanku akan rasa yang diberikannya. Akankah aku terus bertahan mengejar cinta si cowok kalem kakak kelasku atau berpaling pada cowok tengil teman sekelasku?