"Hmm, kamu masih tetap sempit dari sejak kita melakukannya pertama kali dulu." Jawab Om Defa. "Sudah tiga tahun sejak itu. Entah berapa kali kita ngelakuinnya. Kamu gombal." "Benar sayang lihat. Ini enak banget." Om Defa menghentakan dengan keras pinggulnya. Tante Elsi berusaha menutup mulutnya agar tidak mendesah dengan keras. Dengan mata sayu yang terlihat menggoda ia menoleh kebelakang dan mencibir Om Defa. Om Defa menyambutnya dengan mengulum lidah merah muda itu. Sebuah fakta baru yang aku ketahui. Om Defa dan Tante Elsi baru satu tahun ini menikah. Tapi, Tante Elsi berkata mereka melakukannya sudah tiga tahun. Itu tandanya mereka sudah melakukannya sejak pacaran dulu. Memang aku tak menyangka sosok perempuan yang aku liat begitu menjaga tata krama, santun, dan terlihat sopan berpakaian ini meski tak mengenakan jilbab. Bisa melakukan sex diluar nikah dan begitu binal di ranjang. Sejak saat itu. Semua fantasi seksku tak pernah henti membayangkan Tante Elsi. Dan dimulai pada malam itu, pandanganku terhadap Tante Elsi tak pernah lagi sama dengan sebelumnya. Sosok wanita dewasa yang begitu anggun dan seksi dimata ku. Hasrat ku, khayalan nakal ku. Tak pernah lepas dari bayang nya.