"Lo punya dendam apasih sama gue?!" geram Nayla saat dirinya tak sengaja tersandung oleh kaki Reyhan. Reyhan menatap penampilan Nayla dari atas sampai bawah pun menatapnya tajam dan datar. "Mana kaos kaki lo?" Tanya Reyhan dengan nada menyindir. "Gue nanya, lo punya dendam apa sama gue?! Gausah ngalihin pembicaraan deh!" Sewot Nayla. Banyak yang menatap mereka, karena kini mereka sedang berada di tengah tengah kantin. "Gue gak suka ada badgirl di SMA Derlangga." Desis Reyhan lalu mendekati Nayla. Cowok itu menatap mata Nayla dengan tatapan nya yang menusuk. "Dasar cowok sialan! Lo fikir lo bisa bersikap seenak jidat lo?" "Lo ngeremehin gue?" Reyhan mendekat. Banyak yang hampir memekik karena ulah Reyhan yang secara tiba tiba. "Lo duluan tai!" Maki Nayla tanpa rasa takut sedikitpun. Reyhan mencengkram pergelangan Nayla dengan kuat. "Lo yang sengaja nyelengkat gue, dan sekarang lo gamau- Akh!" Nayla sedikit meringis merasakan cengkraman Reyhan dipergelangan tangannya. "Minta maaf," suruh Reyhan dengan hawa gelap di sekitarnya. "Harusnya lo yang minta- aw!" Lagi lagi, Nayla meringis. "Minta maaf atau gue cium?" Ancam Reyhan tak main main. Nayla tersenyum miring, coba saja kalau berani. Mana mungkin seorang Reyhan Nathaniel Valentarioz yang dibangga banggakan guru, Ketua Osis, plus Kapten Basket disekolahnya berani melakukan itu di banyak orang seperti ini? Apalagi kepada musuh bebuyutan nya. Nayla Audrenia Meiganza. "Coba aja kalo-" Cup.