Arin mematung. Dia tidak pernah menyangka rangkaian kalimat klise akan keluar dari bibir adik kecilnya. Bukan. Bukan adik kecil dalam arti yang sesungguhnya, melainkan seorang pria yang selama enam tahun pernah Arin anggap sebagai adiknya sendiri. Kosongnya percakapan di antara mereka, membuat suasana semakin canggung. Ditambah lagi, mata Arin yang tak bisa membalas tatapan yang diberikan oleh lelaki di hadapannya. Pandji Anandika. Pria dengan penuh kemalangan yang tersembunyi. Manusia yang semula tersesat dalam jalan tanpa nama, sampai ia menemukan sebuah peta bernama Karina Rafaella. Wanita yang mengulurkan kompas untuk dirinya pulang. Tanpa pamrih, tanpa riya, dan tanpa perasaan. "Gapapa, 'kan, Kak? Kalau Aji suka sama Kakak?"
10 parts