"Kau baik baik saja?" pria itu bertanya dengan nada lembut. Tapi aku tidak bisa menjawabnya, pertanyaan itu membuatku semakin bingung dengan hidupku sendiri. Sudah bertahun-tahun, luka itu masih tersimpan jelas di hatiku. Lukanya tidak akan memudar tidak peduli seberapa jauh aku pergi. Menangis saja tidak cukup untuk memudarkan luka. Aku seperti jeli yang hancur saat dilempar dari lantai empat belas, jiwaku runtuh dalam sekejap, sejak saat itu tidak ada lagi kebahagiaan bagiku selain mereka dan seorang pria yang kini menyia-nyiakan hidupku, dia telah merasukiku. Dia meracuni otakku dan aku hanya bisa menghela nafas. Berjuang untuk melepaskannya. Namun, lukanya semakin lebar. Saya seperti anak kecil yang berlari mengejar layang-layang di bawah awan gelap dengan kilatnya. Dan di dalam hati saya selalu berteriak, "Semuanya akan baik-baik saja, dan akan selalu baik-baik saja!" NB: Cerita ini ada dua language yakni Bahasa dan English. Cover dan font bukan hak milik saya dan itu saya dapat dari internet juga canva. Tidak ada adegan sex di sini, tapi tittle 18+ juga bukan click bait. 18+ bukan hanya adegan sex saja. Intinya jika anda di bawah umur dan memaksa untuk membaca cerita ini, tolong ambil yang baik buang yang buruk. Cerita ini genrenya enggak pasti dan 80% base on true story seseorang. Beberapa part mungkin akan dikunci maka follow saya terlebih dahulu.