Hello! This is a story that I wrote based on imagination but adjusted to the values of real life. Sorry if there are things in this story that are less pleasing to the reader. Nadinra Ginanita Areesha, akrab disapa Nadin boleh juga Nara. Nadin lahir sebagai putri tunggal dari keluarga yang cukup berkecukupan. Sekarang, usia Nadin 14 tahun dan aku sudah menginjakkan kaki di bangku putih abu-abu. Ya, usia Nadin memang terbilang cukup muda dibanding yang lainnya. Nadin adalah seorang gadis dengan mimpi besarnya. Ia tumbuh didalam keluarga yang sangat memprioritaskan pendidikan. Ia berkembang melalui setiap naluri bakat yang ada didalam tubuhnya. Ia adalah harapan, dan setiap langkahnya adalah proses. Meskipun Nadin nyaris sempurna kehidupannya, namun tetap saja ada kata insecure didalam dirinya. Dia adalah seorang gadis dengan bentuk wajah yang sempurna, alisnya tebal, down-turned eyes, hidungnya mancung, bibirnya yang kecil dan berwarna merah muda dengan bentuk wajah yang simetris. Bukan tak bersyukur, tapi ada banyak hal lain yang membuat Nadin selalu merasa bodoh, jelek, tidak pantas, bahkan selalu merasa bahwa dirinya hanyalah beban. Dengan banyak harapan dipundaknya, dia selalu merasa bahwa dia tak akan bisa untuk mengejar semua mimpinya dan mengabulkan sendiri semua harapannya. How was her journey to chase her hopes? Happy reading, hope u enjoy.