The Beginning Memang benar kata seseorang yang begitu puitis dikala sendu bahwa mengingat apa yang seharusnya tidak diingat adalah sakit hati yang paling disengaja. Dipaksa memanggil kembali rekaman yang sempat hilang ditelan lautan air mata terkadang membuat diri ini lelah. Bagaikan sebuah kejadian yang tak asing, dua orang terpaksa harus menyatu ditengah perjalanan yang bahkan mereka tak tahu harus mengarah kemana. Alzam yang berstatus duda anak satu itu mau tidak mau harus berusaha kuat ditengah gempuran masa lalu yang terus menghantui. Berusaha untuk tetap sendiri dan enggan membuka hati membuat pria muda itu harus siap melihat anak semata wayangnya tumbuh tanpa kasih saya seorang ibu. "Daddy, iftaal lindu Bunda." Alzam hanya mematung. Setiap pangeran kecil itu berbicara demikian, benteng pertahannya tiba-tiba rubuh. Cairan bening kembali membasahi sudut matanya. Entahlah. Kerinduan macam apa ini? Tak berujung. "Daddyy." rengek Iftaar seraya menggoyangkan tangan besar Alzam. "Da-Daddy juga sama. Kangen Bunda." jawab Alzam seyara memeluk tubuh mungil pangeran kecilnya itu. 'Sayang, ayo kembali. Aku rindu' rintih Alzam dalam hati. ••• Warning!!! 🔞 Cerita ini memiliki unsur-unsur yang tidak baik dibaca oleh usia 18 tahun ke bawah (Bentakkan, sentakkan, kata-kata yang kurang sopan, hingga tindakan serta percakapan yang cukup khusus). ✍🏻 Cermat dan bijak dalam memilih bacaan. Terima Kasih. Rating: # 2 gejolak (06 September 2022) # 7 redflag (06 September 2022) # 12 batin (06 September 2022) # 45 emosi (06 September 2022) Start: 27 Agustus 2022 End: - Copyright © 2022 by Yusriyyahra_