Teruntukmu, sang tajuk mahkota-ku yang kini tak didekat. "Bisa jadi, kau tak akan mengerti apa alasanku menyembunyikan semua rasa dalam rentetan huruf samar ini. Semuanya untukmu. Ya..., untukmu karena-Nya. Maka dari itu, biarlah tulisan ini menjadi saksi bisu tatkala mulut tak lagi mampu berucap."