Menanti temu yang semu

23 6 0
                                    

Anis Fadhila

Menanti temu yang semu

Aku ingin memandang wajahmu
Ingin melihat senyum indah dibibirmu
Ingin melihat tawa bahagia ketika bersamaku
Aku merindu, merindu semua yang ada dalam dirimu
Tapi, lagi-lagi semua itu hanyalah semu
Yang terus berputar dalam ingatanku

Aku merindu, namun rinduku hanyalah seutas rindu
Karena kita tidak lagi bisa bertemu
Aku di sini selalu menantimu
Aku yakin kamu tahu itu
Tapi satu fakta menyadarkanku
Bahwa kita tidak akan pernah bisa bersatu

Aku selalu teringat akan kepergianmu
Kejadian itu selalu berputar dalam memori ingatanku
Disaat dimana menghembuskan nafas terakhir didepan mataku
Dadaku pilu, tangisku pecah mengingat itu
Aku ingin memutar waktu
Agar kamu tetap di sisiku
Namun, aku tak bisa melakukan itu.

Hidupku layaknya raga tanpa jiwa
Kosong dan tiada tawa bahagia
Bagaimana aku tertawa bahagia?
Sedangkan, yang selalu membuatku tertawa telah tiada
Yang ada hanyalah derai air mata
Beginikah rasanya ditinggalkan untuk selamanya?

Sekarang hanya satu yang bisa kulakukan
Yaitu tidak lupa untuk selalu mendoakan
Karena itu yang dibutuhkan
Bukan derai air mata kehilangan
Namun, nyatanya sekeras apapun mencoba
Aku selalu terus mengingatnya

Sekali lagi aku akan coba
Bukan melupakan, tapi mengikhlaskannya
Terima kasih, atas kenangan yang dilalui bersama
Aku sangat bahagia bisa mengenalnya
Dia sosok yang mengajarkan banyak hal tentang indahnya dunia
Selamat tinggal, dan semoga tenang di sana.

Kehilangan (Puisi Antologi)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ