40%

521 137 6
                                    

Sekarang Hyunjin lagi ngopi ganteng bareng Jeno di ruang tamu, tiga orang lainnya masih ngebo padahal jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang.

“Lo kemarin boncengin siapa?” tanya Jeno tiba-tiba.

Hampir saja Hyunjin tersedak kopinya, “H-hah?”

“Jangan pura-pura goblok anjir, lo udah goblok beneran.” kata Jeno, “kemarin gue lihat lo boncengin cowok, siapa? Pacar lo?” tanya Jeno sambil menaik turunkan alisnya.

Hyunjin tertawa hambar, “Hahah, apa sih anjir salah lihat kali lo!” katanya.

“Heh panjul, mata gue habis dilaser ye, jangan meragukan penglihatan gue lagi.” ucap Jeno, sekarang tangannya iseng merogoh kaleng keripik.

“Gue lihat jelas itu lo anjir, lewat depan kos boncengin cowok. Lo kemarin pakai almet SMA kan?” kata Jeno memastikan.

Hyunjin merutuk dalam hati, “I-iya, itu gue boncengin anak sono. Kasian kehujanan njir ya kali gue kenal tapi nggak nawarin.” ucapnya.

Jeno mengangguk paham, “Kirain pacar lo.” ucapnya.

Hyunjin menyeringai, “Soon to be pacar.”

Jeno membelalakan matanya, “Anjay, ketemu di mana lo?!” tanyanya.

“Kepo! Dah ah, gue mau mandi.” setelah itu Hyunjin masuk ke kamarnya, ninggalin Jeno dengan sejuta tanda tanya.

Sore ini kelima cowok bobrok itu berkumpul di ruang tengah, mereka lagi main jenga. Biarin, memang nyatanya mental mereka masih kayak anak TK kok.

“IH ANJIR JENO BODOH KOK LO AMBIL YANG DI SANA?!” pekik Haechan.

Jeno cuma haha-hehe setelah ngebikin pondasi jenga itu sedikit miring.

“Mampusss!” ini Changbin yang nyeletuk.

“Yang robohin ambilin laundry gue.” ucap Haechan.

Hyunjin yang mendengar itu langsung berbinar, diam-diam dia semangat loh untuk merubuhkan jenga itu. Hehehehe. Kalian tau kan kenapa?

“ANJ- BANG MINHO TOLOL KOK— HMPPP” mulut Haechan langsung dibekap sama Changbin.

“Bacot banget anjir.” kata Jeno.

Sedangkan Hyunjin menatap nanar balok-balok jenga itu.

“Udah ah gue mau ke laundry.” ucap Minho, “mana duitnya Lek?” tanya Minho ke Haechan.

“Biar gue aja! Sekalian mau ambil punya gue!” sahut Hyunjin.

Yang lain menatap Hyunjin heran, biasanya anak ini yang paling malas ke tempat laundry tapi kok akhir-akhir ini jadi semangat banget?

“Yaudah, nih duitnya.” ucap Haechan sambil memberikan struk yang ia kantungi dan uang dua puluh ribu, dia tidak menaruh curiga sedikit pun.

“Oke, berangkat!” seru Hyunjin sambil berjalan cepat keluar kostan.

“Itu anak aneh banget dah dari kemarin-kemarin.” ucap Minho.

“Iya anjir, dia semangat banget kalau ada hubungannya sama laundry.” ucap Changbin.

Kini Hyunjin sudah berada di depan tempat laundry, senyumnya merekah waktu lihat si manis lagi main ponselnya.

“Selamat sore, selamat datang—Hyunjin?” ucap Seungmin.

Hyunjin tersenyum, “Hai— mau ambil laundry punya temen.” ucapnya.

“Namanya siapa?” tanya Seungmin.

“Haechan.” jawab Hyunjin.

Tidak lama kemudian Seungmin meletakkan plastik berisi baju-baju Haechan. Setelah Seungmin menyebut berapa yang harus dibayar, Hyunjin langsung kasih saja uangnya.

“Uangnya pas, makasih ya.” ucap Seungmin.

Hyunjin mengangguk, “M-makasih juga.” ucapnya, kemudian berbalik untuk keluar dari tempat laundry.

Sampai di kostan, senyuman lebar itu masih terpatri. Keempat temannya sampai ngeri, siapa tau Hyunjin kerasukan setan di pohon jambu depan kostan kan?

“Nih, Chan.” kata Hyunjin.

“Loh, katanya mau ambil punya lo juga?” tanya Jeno heran.

Skakmat. Hyunjin terkekeh, “Hehehe, ternyata baru bisa diambil tiga hari lagi. G-gue lupa.” jawabnya.

Yang lain hanya menganggukkan kepala.

Note: Jangan lupa pencet bintang di kiri bawah ya, itu sangat berarti buat aku :]

Laundry Boy | Hyunmin ✔Where stories live. Discover now