🌀 [Chapter11]__Rencana Pelarian Untuk Felix

392 76 9
                                    

MATA sembab, hidung merah, dan muka bantal masih terlihat jelas pada diri Felix, dirinya terus menangis tadi malam. Entahlah tapi air matanya terus saja keluar tidak ingin berhenti.

Tiga hari itu adalah waktu yang sangat cepat, hanya ada hari ini, besok, dan boom lusa. Bolehkah Felix menginginkan dia kembali saja ke dunia arwah? Dan tidak terlahir di klan Uesugi.

Dia tundukkan badannya, untuk berjalan saja dia sudah lesu, tidak ada gairah untuk hari ini. Bahkan orang tuanya sendiri dia acuhkan.

Memasuki kelas juga tidak minat, karena yang dilihat adalah teman-temannya yang sedang bersenda gurau, melempar gumpalan kertas, melipatnya menjadi pesawat apapun yang penting menyenangkan.

TAK__

Felix melempar asal tasnya ke atas meja, mendudukkan dirinya, mendaratkan bokongnya kasar dan langsung menjatuhkan kepalanya di atas tas yang dibuatnya menjadi bantal.

"Kenapa lagi lix?" Seungmin bertanya padanya. Diantara tiga sahabatnya hanya Seungmin yang berani bertanya, melihat kondisi felix seperti ini. Sebaiknya jangan diganggu.

"Tiga hari lagi, aku akan bertunangan min dengan Sunwoo. Kalian tinggal tunggu saja pengumuman darinya." dan ketiga sahabatnya langsung melotot mendengar penuturan langsung dari mulut felix.

"Kau serius lix? Kenapa cepat sekali?" tanya Jisung.

"Aku juga tidak tau, Sunwoo kemarin datang ke rumah dengan membawa ayahnya. Sialan memang, kenapa dia sangat berniat sekali."

Semua saling menatap, bagaimana ini. Mereka semua tau watak Felix seperti apa. Dia selalu menentang perjodohan ini. Sejak dulu felix tidak menyukai sunwoo. Apalagi akan mencintainya.

❌❌❌

Semua berkumpul di halaman belakang saat jam istirahat sedang di laksanakan. Termaksud bangchan dan yang lainnya. Mereka sedang merencanakan bagaimana cara agar Felix bisa keluar dari rumah Sunwoo sebelum hari pelaksanaan. Tentu saja Felix yang paling antusias untuk melakukan misi ini.

"Apa kau tau situasi rumah Sunwoo seperti apa? Agar kami bisa melakukan penyusupan yang sempurna." tanya Bangchan.

"Rumahnya itu adalah rumah kuno Jepang, jadi banyak sekali ruangan di sana, aku tidak tau berapa kamar. Aku pernah ke sana tapi tidak pernah memasuki ruangan-ruangan yang ada." Bangchan mengangguk, jika memang itu adalah model kuno. Maka strukturnya seperti persegi dengan satu ruang utama dan beberapa kamar kecil.

Ini akan cukup sulit untuk mendeteksi keberadaan ruangan Felix, karena Felix tidak tau detail kamar-kamar yang terdapat si rumah Sunwoo.

"Tapi kau mempumyai hanphonemu kan lix?" tanya Jeongin.

"Ada, untung saja ayahku memberikannya tadi pagi."

"Mita bisa menggunakan GPS kalau begitu, kau harus tetap mengaktifkan hanphonemu. Nanti akan kusambungkan dengan milikku, maka kami akan tau keberadaanmu dengan lebih detail." lanjut Jeongin.

Semua mengangguk, cukup cerdas. Tapi satu hal yang mereka lupakan.

"Ada satu lagi masalah yang harus kita hadapi." tambah Bangchan.

"Jarena ini adalah acara besar, aku takut di sana akan disediakan pengawalan yang sangat ketat. Terutama Sunwoo, dia pasti akan mengawasimu dua puluh empat jam. Kupikir dia tidak bodoh."

"Kau benar, bahkan hari ini dia akan menjemputku. Mulai hari ini aku akan tinggal di sana." Felix menggerutu, memukul rumput yang sedang dia duduki.

Semua bisa menebak, sSunwoo itu sangat tergila-gila pada Felix. Felix yang keras kepala maka Sunwoo lebih parah lagi dari Felix. Mungkin obsesi lebih tepat.

"Maka dari itu tetap awasi handphonemu lix, jangan buat di curiga. Jika bisa nyalakan GPSmu mulai sekarang, agar kami bisa memantau dirimu juga." Seungmin memang yang paling pintar di sini.

"Terus tugasku apa?" tanya Jisung, sedari tadi dia hanya mendengarkan diskusi dari teman-temannya.

"Kau dan Lee know akan berjaga di luar, jika terjadi sesuatu kalian yang bisa diandalkan. Pengobatan? Pelarian? Bersiaplah. Akan kujelaskan rencananya lebih detail lagi nanti saat kita berada di rumah." ucap Bangchan, karena dalam perencanaan ini dialah yang akan memimpin.

❌❌❌

Seperti yang diucapkan Sunwoo, dia benar-benar menjemput Felix tepat di depan kelasnya. Bersandar pada dinding dekat pintu kelas.

Dia menatap sinis teman-teman Felix, seperti sebuah ancaman saja baginya. Sunwoo memang tidak suka melihat Felix berteman dengan siapapun, apalagi dengan orang yang berada di luar klan.

"Aku sudah memberitau ayahmu, dan kau pasti sudah tau darinya juga. Jadi jangan protes. Sekarang ikutlah." dengan sedikit bertenaga Sunwoo menarik pergelangan tangan Felix.

Dengan langkah gontai Felix berjalan mengikuti Sunwoo dari belakang, menuju parkiran memasuki mobil Sunwoo yang berwarna silver. Sombong sekali memang, hanya dirinya yang membawa mobil ke sekolah. Sedangkan yang lain menggunakan angkutan umum, sepeda, diantar oleh orang tuanya atau dengan supir.

"Masuklah, aku tidak suka berlama-lama." dengan nada yang ditekankan Sunwoo memerintahkan Felix.

Felix tentu saja menurut, biarkan kali ini dia menurut pada Sunwoo. Dia mendudukkan dirinya dengan senyaman mungkin, memasang safe belt dengan cepat.

"Kau tidak memasangnya dengan benar." Sunwoo mendekatkan dirinya untuk memastikan safe belt Felix sudah terpasang dengan benar.

CUP

Sunwoo dengan sengaja mencium Felix tepat pada bibirnya, membuat Felix menahan malu serta marah, bagaimana jika ada yang melihat, perlu diingatkan bahwa mereka masih berada di area sekolah.

"Nangan memasang wajah terkejut seperti itu, terbiasalah, bahkan kita akan melakukan hal yang lebih nantinya." Sunwoo tersenyum tipis.

Dia seperti baru saja mendapatkan piala penghargaan, mengambil satu ciuman dari Felix adalah salah satu yang dia inginkan.

Sedangkan Felix hanya menahan malu serta amarahnya, dengan kurang ajarnya Sunwoo mengambil ciuman pertamanya, yang seharusnya dia berikan pada orang yang dia cintai.

Haruskah Felix merasa sedih akan hal ini? Sepertinya tidak. Dia harus menahannya. Dia dan teman-temannya akan melakukan pelarian, terdengar nekat tapi perlu dicoba. Dia senang memiliki sahabat yang sangat pengertian dan ingin membantu dirinya terlepas dari laki-laki seperti Sunwoo.

Felix akan menuruti permainan yang diinginkan Sunwoo kali ini, anggap saja kali ini dia yang berhasil memimpin permainan yang berlangsung, kita lihat siapa yang memenangkannya.

"Ingin kupukul saja kepala anak ini, awas saja kau! Beraninya kau menyentuh yongbok! bahkan kau menciumnya!"-Changbin.

"Changbin? Tidak seharusnya kau melihatnya! aku sangat malu!"-Felix

Tidak ada jawaban, kontak sudah terputus. Selalu seperti ini. Tiba-tiba datang dan pergi sesuai keinginannya sendiri.

"Changbin semoga kau dengar ini, aku akan tetap menunggumu, jika kau tidak datang dalam tiga hari. Aku akan memusnahkanmu dari dalam diriku"-Felix.

∆ Saisho no keikaku ∆

💮 Rencana awal 💮

salam dwaekki🐽🐰

enjoy for reading (~‾▿‾)~

[02] Shinigami || Stray KidsWhere stories live. Discover now