Affair #8

546 71 39
                                    

Publish 31 Desember 2020

Terima kasih banyak untuk temen" yang sudah baca fanfic ini dari awal, apalagi yang vote dan komen, ailapyu gaes 💕

Kalian ngikutin anime haikyuu gak? Gimana menurut kalian pertandingan karasuno vs inarizaki? 😍

Aku seneng banget nontonnya, banyak cowo ganteng yang bisa dijadiin fanfic wkwkw

selamat membaca kelanjutan cerita affair 💕
====================================

Hinata terbangun di pagi buta saat rasa mual menyerang perutnya. Dia menyingkirkan selimut dan berlari cepat ke arah kamar mandi. Lambungnya seperti diaduk kuat, dan semua makanan yang dia konsumsi semalam terdorong keluar. Tubuh kecil merosot didepan closet yang terbuka. Lemas, Hinata berusaha berdiri namun kakinya berubah seperti jelly, tak kuat bahkan untuk beranjak keluar. Dia mendengar suara langkah kaki terburu, Tsukishima masuk dengan wajah panik.

"Sayang apa yang terjadi?! Apa kau baik - baik saja??"

Hinata berusaha menjawab dengan suara terbata,

"Aku...tak apa Kei, hanya mual."

Tsukishima membantu Hinata berdiri dan membersihkan diri. Kemudian menggendongnya ke arah ranjang dan membaringkan Hinata dengan pelan.

"Akan kuminta pelayan membuatkan bubur dan sup, tunggu sebentar"

Tsukishima keluar dari kamar, dengan tergesa memerintahkan pembantunya untuk membuatkan bubur hangat untuk Hinata. Tak lama kemudian dia kembali ke kamar sembari membawa nampan berisi sarapan Hinata.

"Shoyo sayang makanlah dulu, setelah itu kita akan ke rumah sakit"

"Tapi Kei, kau harus bekerja.."

"Ada Yamaguchi. Tenanglah. Aku tidak bisa meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini."

Hinata hanya bisa mengangguk pasrah. Dia pun segera menyendokan bubur ke dalam mulut. Rasa mual kembali menyerang, namun Hinata tahan karna tak ingin membuat Tsukishima menjadi lebih khawatir. Dia memaksakan diri untuk menelan. Setelah menyelesaikan sarapannya, Hinata dan Tsukishima bergegas menuju rumah sakit.

*****

"Jadi, bagaimana hasilnya? Apakah Shoyo baik baik saja?"

Dokter muda bernama Akaashi Keiji menghela nafas, melepas kacamata dan meletakkannya diatas map tebal berisi catatan pemeriksaan.

"Kekasihmu mengandung, usianya enam minggu."

"Apa??"

"Kau bisa mendengarnya dengan jelas Kei."

"........"

"Biar kutebak, bayi itu bukan anakmu. Benar begitu? Kau bukan orang yang ceroboh Kei."

Tsukishima hanya bisa memijat pelipis. Otaknya berpikir keras. Melihat semua itu, Akaashi mencoba memberikan solusi,

"Aku bisa menyarankan aborsi, tapi keadaan kekasihmu lemah. Mungkin karna dia tidak mengetahui kehamilannya, dia tetap melakukan aktifitas seperti biasa. Jika tetap dilakukan aborsi, Bisa saja yang terjadi malah pendarahan hebat di internal organ. Namun...jika kau dan kekasihmu mau, semuanya akan ku uru.."

AFFAIRWhere stories live. Discover now