prolog

2.8K 154 0
                                    

Dentuman music yang di putar sangat kencang, lampu warna-warni menyinari dance floor dengan indah,, puluhan orang bergoyang sambil tertawa menikmati musik. Semua itu membuat Shania risih.

Shania menatap sekitarnya mencari keberadaan pacarnya, yang sedari tadi pamit membeli minuman. Dia sangat ketakutan melihat sekitarnya, karena baru kali ini dia mendatangi club.

Shania yang memakai short dress putih, menjadi pusat perhatian banyak Pria yang ada di sana. Di tambah rambutnya yang di gerai dan di kesamping bahu kanannya, membuat dia terlihat sangat seksi.

"Hai sayang" sapa sakti yang datang sambil membawa 2 gelas minuman.

"Ih kamu kemana ajah sih, kok lama banget" omel Shania.

"Hehe maaf, tadi ngantri. Nih minuman buat kamu" ucap sakti yang langsung duduk di samping Shania.

"Aku ga mau minum,, nanti bisa-bisa di marahin mamih kalau aku mabuk" ucap Shania.

"Ini air putih kok, coba nih kamu rasain dulu" sakti menaruh gelas yang dia pegang ke hadapan Shania.

"Beneran ya?, Awas loh kalau bohong" ucap Shania lalu langsung meminum sedikit minuman itu.

"Iya ternyata cuman air putih" ucapnya yang melanjutkan minumnya karena haus.

Melihat Shania yang menghabiskan minuman yang di bawanya, membuatnya sakti tersenyum evil.

"Ahh akhirnya ga haus lagi" ucap Shania Sambil menaruh gelas yang sudah kosong di meja.

"Lagian kamu ga percaya banget" ucap sakti

"Hehe maaf ya... Shhhhh sa-kitt" lirih Shania sambil memegang kepalanya.

Sakti tersenyum melihat obat rangsangnya sudah bekerja ke tubuh Shania.

"Kenapa sayang?, Apa yang sakit?" Tanya sakti pura-pura tidak tau.

"Panas yang., Rasanya di sini gerah banget" ucap Shania sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Ikut aku yuk, kita ke tempat yang sejuk" sakti membopong tubuh Shania dan pergi privattroom yang sudah dia pesan.

Sakti melempar tubuh Shania ke ranjang, dan  langsung menindihnya.

"Sayang kenapa kamu bawa aku kesini?" Racau Shania sambil mengibas-ngibaskan bajunya.

"Disini sejuk sayang" ucap sakti yang tangan nya mulai nakal mengelus paha Shania.

"Shhhhh sayang gerah banget, aku mau buka baju" racau Shania.

"Biar aku bantu ya sayang" ucap sakti tersenyum evil lalu mulai membantu membukakan baju Shania.

"Sayanghhhh" lengkuh Shania saat sakti tiba-tiba meremas dadanya.

" Mendesah lah sambil sebut nama aku nju" bisik sakti begitu sedekutif di telinga Shania Sambil sedikit menjilat telinga Shania.

Sakti mulai meraba-raba tubuh Shania, yang membuat Shania menggelinjang. Dia mulai membuka pengait bra dan melempar asal bra itu.

Matanya menatap kagum buah dada Shania. Dengan penuh nafsu, sakti langsung mengulum puting Shania.

"Saktiiiiii shhhh ahhhhhh" tubuh Shania menggelinjang hebat saat sakti mengulum nipplenya.

Sakti tersenyum mendengar desahan Shania. Dengan bibir yang masih mengulum puting Shania, dia mulai menggerakkan tangannya menyelusup kedalam celana dalam Shania.

"Sayanghh masukhhin mphhhh" racau Shania yang mulutnya langsung di bungkam sakti.

Sakti mencium habis-habisan bibir Shania. Seakaa Dia tidak memberikan sedikitpun ruang untuk Shania bernafas. Dan Shania pun membalas ciuman sakti bahkan membuka mulutnya agar lidah sakti bebas masuk kedalam mulutnya.

Puas menjamah bibir Shania, ciuman sakti pun turun ke dagu, hingga ke leher yang membuat tanya kepemilikan disana.

"Sayang aku masukin ya?" Ucap sakti yang sudah tidak tahan lagi.

"Iya sayang" lirih Shania.

Sakti tersenyum lalu langsung membuka celananya yang tadi sudah menyempit. dan dia juga langsung membuka celana dalam Shania.

###################################

Keesokan harinya

Matahari pagi yang masuk ke sela-sela jendela mengganggu tidur nyenyak Shania.

Shania perlahan membuka matanya, lalu merenggangkan otot-otot tubuh nya.

"Pada sakit banget badannya" gumam Shania.

Shania menatap sekelilingnya lalu langsung membulatkan matanya dan refleks langsung duduk.

"Astaga ini dimana" ucap Shania.

Shania terdiam mengingat-ngingat kejadian semalam.

"Sakti" lirih Shania sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan pria brengsek yang telah mengambil keperawanan nya.

"Brengsek, Lo brengsek sakiti!!, Lo udah ngambil keperawanan yang gue jaga selama ini" teriak Shania Sambil memukul-mukul kasur.

"Hikss hikss maaf mami, maafin aku yang ga bisa jaga diri" Shania menangis sambil meremas kuat-kuat seprai.

'Brakhhh'

Suara pintu di dobrak membuat dia langsung menatap kearah pintu.

Shania membulatkan matanya dan tersirat raut wajah ketakutan ketika mengetahui siapa yang datang.

Seorang wanita dan pria masuk kedalam kamar dengan wajah memerah.

"Yaampun Shania, kamu kenapa nak" ucap wanita itu yang langsung memeluk Shania.

"Hikss hikss maaf mih, maaf, maaf hikss hikss" tangis Shania pecah, ketika melihat Veranda memeluknya.

" Mana sakti?!" Tanya Keynal dengan wajah yang memerah dan tangan yang mengepal kuat.

"A-ku ga tau pihh" jawab Shania menundukkan kepalanya karena takut melihat wajah Keynal.

'plakkk'

Tamparan Keynal melayang di pipi mulus Shania.
"Kamu bodoh Shania!, Sekarang dimana sakti?!" Teriak keynal di depan wajah Shania.

"A-ku g-a tau pih" lirih Shania.

Keynal menjambak rambut Shania lalu mencengkram pipi Shania.

"Jawab pertanyaan papih, dimana sakti!" Bentak Keynal.

"Sumpah aku ga tau pih hikss hikss aku ngga tau" tangis Shania pecah.

"Pih udah pih jangan sakitin anak kita hikss " Veranda ikutan menangis dan berusaha melepaskan tangan Keynal dari rambut Shania.

Keynal pun akhirnya melepaskan jambakkan nya dan Shania langsung memeluk Veranda yang menangis.

"Arghhhhh" teriak Keynal yang frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

Keynal melihat baju Shania lalu melemparnya sampai mengenai wajah Shania.

"Pake!, Terus kamu sama mami pulang!, Biar papih yang cari pria brengsek itu!" Bentak Keynal.

Keynal berjalan keluar ruangan.
"3 orang ikut saya, dan yang lainnya kawal anak dan istri saya" printah Keynal kepada anak buahnya yang ada di depan pintu.

Tbc
      

Selasa 29 Desember 2020

i'm not straightWhere stories live. Discover now