𝒞ℋ𝒜𝒫𝒯ℰℛ ²

184 71 402
                                    

🆃🅴🅽🆃🅰🅽🅶 🅺🅸🆃🅰


HAPPY READING

~°•°•°•°~

Entah ini sudah keberapa kalinya Elina menguap, entah mengapa pelajaran sejarah sangatlah membosankan! Elina membuka matanya dengan kedua tangannya, namun benda hidup itu sepertinya ingin istirahat.

"Elina! Dari tadi Ibu perhatiin kamu terus menguap! Kamu selalu saja seperti itu setiap kali jam pelajaran Ibu!" Bentak Ibu Astuti. Guru sejarah Indonesia.

"Kalau gitu izinin saya ke toilet buat nyuci muka bu, supaya nggak ngantuk," cengir Elina.

"10 menit,"

Elina segera beranjak dari bangkunya, gadis itu langsung keluar kelas.

Elina berjalan sendirian di koridor kelas, hendak menuju toilet. Namun saat di tengah perjalanan, dirinya tak sengaja berpapasan dengan Gevano.

Kesempatan! Pikir Elina.

Ia segera menata penampilannya, saat jarak mereka sudah lumayan dekat.

Gevan pasti ngelirik gue! Yakin Elina dalam hati.

Namun dugaan Elina meleset. Bahkan laki-laki itu tak menatap dirinya sama sekali. Mengenaskan!

Ide cemerlang terlintas di otak udang Elina. Dengan sengaja ia menjatuhkan diri ke lantai, berharap Gevano akan berbalik arah, dan membopongnya ke UKS.

"Auhh...," rintih Elina mendramatis.

Gevano menghentikan langkahnya, saat mendengar suara rintihan seseorang, ia membalikan badan menghadap ke arah Elina.

Bukannya menolong, Gevano malah hanya menatap dirinya datar. Memasukan kedua tangan ke saku celana, lalu berjalan mendekati Elina.

"Ngapain? Mau ngemis?" tanya Gevano, tanpa di filter.

Elina mendongak, menatap Gevano dengan jengkel.
"Kaki gue sakit, tolongin kek!"

"Kaki lo belum putus, jadi masih bisa jalan sendiri." Setelah mengatakannya, Gevano langsung berbalik arah, meninggalkan Elina yang melonggo di tempat.

"Gevan! Ini beneran, lo nggak mau nolonggin gue?!" teriak Elina, dengan nada merajuk.

Lagi-lagi langkah Gevano terhenti, ia hanya menoleh, tanpa membalikkan badan.

"Kalau nggak bisa jalan. Ngesot!" Sarkas Gevano.

Elina tambah tercengang. Apa katanya tadi? Ngesot? Dipikir dirinya titisan kuda lumping apa? Ya meskipun ada sedikit kemiripan, pikirnya.

Sialan!

"Lo kenapa sih, rese banget?! Tapi gak tahu, kenapa gue tambah suka!" Teriak Elina, tanpa rasa malu.

Gevano sempat tertegun, tapi tak ingin hidupnya terusik dengan kelakuan absurd mahkluk astral bernama Elina.

Masih dengan posisi yang sama, Elina menatap punggung Gevano yang semakin menjauh.

TENTANG KITA Where stories live. Discover now