26

3.4K 238 5
                                    

Esok harinya, tepat jam sebelas malam, Jeongguk berjalan tergesa menuju unit apartementnya. Tubuhnya yang baru saja selesai menempuh perjalan jauh benar-benar terasa akan remuk saat itu juga. Terlalu lama duduk juga membuat pinggang hingga seluruh kakinya terasa sakit. Namun, hal itu seakan tidak penting lagi bagi Jeongguk. Satu-satunya yang ada dipikirannya saat ini hanyalah Taehyung.

Lelaki itu pasti sudah menunggu dari siang, pikirnya. Maka, saat Jeongguk membuka pintu apartement, dirinya langsung melepas jaket kulitnya dan meletakkannya asal di sofa. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Taehyung di ruang tengah maupun dapur. Jeongguk lalu memilih masuk ke dalam kamar.

Benar saja. suara air itu datang dari kamar mandi. Jeongguk lantas mengetuk pintu itu tanpa berpikir panjang.

"Gguk?."

"Iya, ini gue."

"Kok udah pulang?."

"Ada yang kangen soalnya, makanya buru-buru pulang." Ucap Jeongguk dengan nada jahil.

Setelah itu Jeongguk malah dibuat terkejut oleh suara benda terjatuh dari dalam. Ia hanya terkekeh geli.

"Yaudah, sana!." Balas Taehyung.

"Buka pintunya, Tae."

Suara air lalu terhenti. Taehyung sepertinya baru saja mematikan showernya. "Mau ngapain?."

"Buka aja."

Ointu yang memisahkan mereka itu akhirnya terbuka sedikit, namun mampu menampilkan sosok taehyung yang hanya menggunakan kausnya, tanpa celana. Kaus yang Taehyung kenakan juga terlihat agak basah akibat belum sempat mengeringkan tubuhnya dengan benar.

"Apa?." Tanya Taehyung, wajahnya terlihat sebal.

Tanpa menanggapi pertanyaan Taehyung, Jeongguk sontak mendorong pintu itu hingga terbuka lebar dan ikut masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Taehyung yang masih bingung di ambang pintu. Taehyung lalu menutup pintu dan membalikan badannya. Matanya lalu menangkap sosok Jeongguk yang sedang membuka kaus hitamnya.

Taehyung terpaku dengan pandangan yang fokus ke tubuh kekar lelaki itu.

"Lo belum selesai mandi, kan?."

Kepala Taehyung menggeleng pelan. "Belum."

"Ayo, bareng."

Jeongguk menurunkan jeans hitam beserta dalamannya tanpa ragu dan berjalan ke bawah shower. Taehyung menyaksikan itu tentu membeku seketika. Tubuh polos Jeongguk benar-benar ada di depan matanya. Dan yang membuat frustasi adalah Taehyung sungguh bingung harus bagaimana.

Dinyalakannya shower itu oleh Jeongguk. Menikmati guyuran air hangat yang tepat mengenai puncak kepalanya. Rasa lelah yang sedari tadi hinggap ditubuhnya perlahan menghilang, digantikan oleh rasa relax yang membuat Jeongguk menutup matanya. Ditengah kegiatannya itu, Jeongguk lalu dibuat terkejut oleh sebuah tangan yang menyentuh lengan atasnya.

"Tae?."

Taehyung hanya berdiri disebelah Jeongguk, dibagian yang tidak terkena guyuran air. "Malu."

Setelah mendegar itu, Jeongguk lantas mengecilkan aliran air shower dan terkekeh pelan. "Jangan malu. Sini."

Jeongguk menarik lengan Taehyung hingga lelaki itu berdiri tepat di hadapannya, sama-sama terguyur air. Aliran air lalu semakin deras, membuat keduanya harus menutup mata masing-masing. Ditengah matanya yang tertutup, Jeongguk dapat merasakan ujung jari-jari taehyung mulai menyentuh dadanya. Ia tersenyum tipis, menggenggam tangan itu dan menciumnya halus.

Merasakan sesuatu yang lembut menyentuh kulit tanganya, Taehyung ikut tersenyum tipis. Dan entah dorongan dari mana, Taehyung menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Jeongguk. Tangannya total melingkar disekitar leher Jeongguk.

Jeongguk sempat terkejut saat merasakan bobot tubuh Taehyung menyerang tubuhnya. Namun ia langsung saja menahan tubuh itu dan ikut melingkarkan kedua lengannya disekitar pinggang. Diusapnya rambut Taehhyung yang terpendam di ceruk lehernya dengan halus. Jeongguk perlahan akhirnya juga menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Taehyung.

Di bawah guyuran air hangat, Jeongguk dan Taehyung berusaha untuk menikmati kehangatan yang melingkupi keduanya. Udara dingin malam itu seakan tidak berefek apa-apa, dikalahkan oleh rasa hangat yang masing-masing rasakan. Seolah berbicara dalam diam.

━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━

"Belum ngantuk?." Tanya Jeongguk, menatap Taehyung dengan seksama.

Keduanya kini sedang duduk berhadapan di balkon kamar. Benar-benar menghiraukan bahaya angin malam yang bisa saja membuat mereka jatuh sakit. Dengan piyama lengkap, Jeongguk dan taehyung hanya membiarkan tubuh mereka terbungkus dengan pakaian tipis itu.

Taehyung menggeleng. "Lo?."

"Belum juga."

"Sana tidur. Lo pasti capek."

Jeongguk tersenyum simpul. "Udah hilang capeknya."

"Dih!." Taehyung menendang tulang kering Jeongguk lumayan kuat, membuat lelaki itu meringis karena sakit.

"Sakit, anjir." Umpat Jeongguk sambil mengusap tulang keringnya.

Sebuah tawa lolos daru mulut taehyung, membuat Jeongguk mau tidak mau juga ikut tersenyum.

"Mama Jeon gimana?."

"Darah rendah katanya. Besok baru boleh pulang."

"Rutin telfon mama, Gguk."

Jeongguk mengangguk. Menundukan kepalanya, merasa bersalah sebab jarang menelpon ibunya itu. Saat dapat kabar bahwa mamanya pingsan dikamar, Jeongguk sontak panik dan tidak bisa berpikir jernih. Untungnya, semua perasaan gusar itu menguap seketika ketika melihat senyuman sang ibu yang mengembang sempurna ketika dirinya datang.

Mereka berbicara banyak sekali. Jeongguk total menggunakan waktunya untuk mengurus sang ibu. Mulai dari menyuapinya makan hingga menemaninya mengobrol. Hingga sampai pada pengakuan Jeongguk atas kesalahan fatal yang telah perbuat.

"Gue cerita sama mama tentang kesalahan gue." Ucap Jeongguk yang tentu membuat mata Taehyung membulat.

"Gguk..."

"Mama bilang gue brengsek. Gue gak marah, kok. Gue akui gue brengsek."

"Gguk, jangan diungkit lagi, ya?. Please."

Jeongguk akhirnya mengangguk, memutuskan untuk menghentikan pembicaraan tentang topik sensitif itu.

"Taehyung, mau balikan?."

Pertanyaan itu lalu muncul entah dari mana. Semuanya sontak hening. Taehyung terdiam menatap Jeongguk tepat dimata. Sementara Jeongguk, ia sekarang sudah menundukan kepala, mengutuk dirinya sendiri akibat melayangkan pertanyaan yang konyol.

Taehyung membuang pandangannya ke arah lain, merasa bingung. Semuanya kembali saat rumit. Perasaan kecewa dan amarah sedikit demi sedikit kembali menguasai diri Taehyung. Ia sayang Jeongguk, sangat. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuat Taehyung enggan untuk memuali semuanya lagi.

Bahkan setelah semua yang mereka lakukan setelah putus sekalipun.

"Gue butuh waktu."
















































Hey yall, Im back.
I hope you're doing good, ya. Hope you enjoy and thanks for those who already voted. I love you<3

And happy birthday to our baby bear Kim Taehyung💜

Kissed | KvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang