02. Fear

17.8K 2.2K 305
                                    

JAEHYUN MENGULAS senyum tipis kala ia membuka pintu kamar Taeyong dan mendapati pujaan hatinya itu tengah terbaring di atas tempat tidur. Si lelaki manis tengah berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon, hingga ia tidak menyadari keberadaan si pemuda Jeong.

Hyuuung...

Panggil Jaehyun setengah berbisik. Membuat sang empu kamar refleks menoleh hingga mendapati pemilik lesung pipi itu tengah terduduk melantai di samping ranjangnya. Menopang dagu seraya tersenyum sumringah.

Sayangnya, tarikan kedua ujung bibir Jaehyun lantas sirna kala ia menangkap raut sedu di wajah pujaan hatinya. Bahkan mata Taeyong terlihat sembab.

Berdeham pelan, Taeyong kemudian kembali berbicara pada seseorang yang tengah menelponnya di seberang sana. “Nuna, aku akan menghubungimu lagi besok.” katanya sebelum memutus sambungan panggilan itu.

“Siapa?”

Jaehyun bertanya lalu beranjak dari posisinya. Ia berakhir duduk di tepi tempat tidur sang kekasih seraya menggenggam jemari lentiknya.

“Kakakku,” Taeyong tersenyum. “Bagaimana syuting hari ini?”

“Sama seperti biasa. Melelahkan, tapi aku menikmatinya.” kata Jaehyun.

Lelaki berlesung pipi itu kemudian membungkuk. Mendekatkan wajahnya dengan Taeyong sebelum memberikan satu kecupan ringan pada bibir tipis nan manis sang pujaan hati.

“Apa kau sudah makan malam, Hyung?” tanyanya sembari mengusap pipi Taeyong dengan ibu jari.

“Mhm... Kau?”

Jaehyun mengangguk. “Aku tidak akan pernah lupa jika itu menyangkut tentang makanan.”

“Dasar.”

“Lalu obatmu? Apa kau sudah meminumnya?” tanya Jaehyun lagi.

“Sudah.” jawab lelaki yang lebih tua, “Aku bukan anak kecil, Jaehyun. Kau tidak perlu khawatir.”

Taeyong terkekeh lalu menepuk-nepuk sisi kosong di sebelahnya, “Berbaring lah.”

Lelaki yang lebih muda pun menurut. Ia ikut merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Namun berbeda dengan Taeyong yang berbaring terlentang, Jaehyun memilih posisi menyamping seraya menopang kepala dengan satu tangan. Agar ia lebih leluasa memandangi wajah rupawan kekasihnya.

Taeyong tersenyum manis. Mencubit pipi pujaan hatinya sejenak lalu berucap, “Ngomong-ngomong kau semakin tirus saja. Aku merindukan pipi tembammu.”

Jaehyun mendengus pelan diikuti tawa ringan, “Kau menyukainya karena pernah mencubit pipiku dan membuatku salah tingkah saat di konser waktu itu kan?” ia mencebik, “Memalukan.”

“Tapi bagiku kau sangat menggemaskan.”

“Kau jauh lebih menggemaskan, Hyung.” balas si pemilik lesung pipi lalu mencubit hidung bangir kekasihnya.

Keheningan pun tiba-tiba menghampiri keduanya. Baik itu Jaehyun maupun Taeyong tidak mengeluarkan sepatah kata dari celah bibir mereka. Hanya menyalurkan kasih melalui tatapan mata juga senyuman tulus yang merekah.

Hyung.”

“Hm?”

Jaehyun terlihat berpikir sejenak sebelum bertanya, “Apa ada sesuatu yang menganggu pikiranmu?”

“Tidak,” jawab Taeyong. “Kenapa kau bertanya seperti itu?”

Menggeleng pelan, lelaki yang lebih muda beralih melingkarkan satu lengannya pada pinggang Taeyong. “Lalu kenapa kau menangis?”

Off Camera | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang