metanoia

2.4K 290 60
                                    

Ketika Izuku masih berada di tangan Afo, waktu terasa begitu lambat baginya. Satu detik terasa seperti semenit. Dan satu menit terasa seperti satu jam.

Setelah berada dalam lubang neraka itu dalam kurun waktu yang lama, kebebasan seperti ini terasa seperti mimpi. Seakan merasakan kalopsia, Izuku masih tidak mempercayai kondisinya saat ini. Paling-paling sebentar lagi dia akan disiram air oleh Shigaraki, pikirnya.

Izuku bangun. Matanya melihat jam weker yang duduk di meja disamping tempat tidurnya.

Jam 5 pagi.

Shigaraki selalu membangunkannya jam 6. Izuku membiasakan dirinya bangun jam 5 untuk sedikit meditasi. Dia memulai harinya dengan duduk di kursi, diikat, dan disiksa. Lalu setelah itu dihajar oleh Noumu dengan dalih latihan. Makan, mandi, belajar, tidur.

Namun pagi ini dia tidak menemukan Shigaraki dimanapun. Tidak ada lagi kamar sempit, tempat tidur beralaskan tikar. Izuku mencoba memejamkan matanya kembali. Sial, karena rasa kantuk telah pergi entah kemana.

Izuku memutuskan untuk bangkit, duduk di pinggir tempat tidur empuknya. Matanya mengamati kamar barunya. Ah, tidak. Ini memang kamarnya. Miliknya sejak dulu. Poster All Might terpasang di seluruh kamar. Tak lupa figur aksi di meja belajar yang tak hanya satu buah.

Sayang sekali, pikirnya. Karena sekarang, kefanatikannya kepada All Might telah hilang. Kamar ini membawa rasa nostalgia bagi Izuku. Dia masih ingat bagaimana kamarnya ini terbiasa berbau mint, atau bebauan menenangkan lainnya, seperti lavender. Yah, lagipula, satu-satunya tempat berlindungnya dari dunia yang kejam ini cuman rumahnya.

Selesai dengan pikirannya, Izuku bangkit berdiri. Keluar kamar dan menemukan All Might, sedang duduk minum kopi.

"N-nak Midoriya??" All Might kaget. Sepagi ini, dia pikir hanya dia yang punya kebiasaan bangun terlalu pagi.

Izuku hanya mengangguk, sebagai formalitas. "Ohayou." katanya.

"Sekolah mulai jam 7.30 nak. Kenapa tidak tidur terlebih dahulu?" ucap All Might, sekedar berbasa-basi.

"Aku tidak mengantuk," Izuku menarik kursi, duduk menghadap All Might,"umm, boleh kuminta kopinya?"

All Might tersentak, lalu tersenyum, "tentu."

All Might kembali dari dapur, membawa dua buah cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satunya lagi untuk Izuku.

"Bagaimana kelas kemarin, nak?" tanya All Might disela-sela kopi paginya.

"Mungkin cukup baik."

"Mungkin?"

Izuku menyesap kopinya, "sebenarnya, kemarin-"

Seperti itu, obrolan mereka berjalan lancar. Mereka berhenti jam 6.30 pagi, dimana All Might pergi duluan untuk patroli pagi. Inko yang bangun jam 6 terkaget-kaget melihat dua pria di meja makannya lebih dulu bangun daripada dia, seorang ibu rumah tangga.

Setelah sarapan katsudon, Izuku dijemput Aizawa. Tangannya diborgol lagi, dan mereka naik mobil mercedes, menuju sekolah.

#############

Sejauh 2 hari setelah kehadiran resminya di UA, belum ada juga anak kelas 1-a yang mendekatinya. Beberapa dari mereka mencoba menyapa, tapi hanya itu. Tidak ada yang benar-benar mencoba berteman dengannya.

Izuku sudah menduganya sih, jadi dia tidak berharap terlalu banyak untuk ini. Dan dalam beberapa hari, akan ada festival olahraga yang masif. Mungkin mereka sedang sibuk menyiapkan diri, mungkin.

"Baiklah. Kelas hari ini hanya itu saja. Midoriya, setelah ini keruanganku sebentar." ucap Aizawa, sekaligus mengakhiri kelas.

Izuku bergegas berdiri, mengikuti Aizawa ke ruang guru. Belum lama dia bangkit, Izuku tanpa sengaja menginjak rantai kakinya, yang menyebabkan dia jatuh tersungkur.

Pavlov Dog (villainDeku!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang