(40) Tujuan Ajeng

81 59 111
                                    

Voment Yamoon 💓

••••

"Sebelum lo tersingkirkan, kehidupan gua nggak baik-baik aja!"

- Ajeng Putriana

••••

"Ternyata lo beneran nekad dateng ke sini," sahut seseorang yang menghampiri Leta di tepi kolam.

Sahutan suara itu dilirik sepintas saja oleh Leta. Sama sekali tidak minat berdebat di tengah party kelulusan. Bisa-bisa mereka malah merusak suasana dan kesenangan malam ini.

"Terus lo pikir gua bakal biarin sifat buruk lo terbuka gitu?"

"Gandeng pacar orang ke pesta. Duh nggak banget," sinis Leta.

Ajeng tersenyum miring. "Sedih deh gua liat nasib lo."

"Pasti buat dateng ke sini lo butuh effort besar, kan?"

"Lain kali kalau nggak mampu nggak usah dipaksain, anak gadis nggak boleh ambil resiko lho. Apalagi sampai membantah orang tua," balas Ajeng dengan nada meremehkan.

Dari dulu, Ajeng sangat mengetahui kehidupan Leta. Setiap pesta kecil seperti ini Leta selalu tidak diizinkan ikut serta. Hal tersebut membuat teman-teman di sekitarnya selalu penasaran akan ketidakhadiran Leta.

Menyebalkan bukan? Sosok yang tidak hadir malah menjadi peran utama di sebuah pesta. Di saat mendapati itu, Ajeng hanya bisa menyumpahi Leta. Melampiaskan semua amarahnya.

Tarikan napas dalam dilakukan Leta. Tumitnya langsung menyerong sedikit, mengarah kepada Ajeng yang memancing perhatiannya. "Lo tuh ada masalah apa sih?" tanya Leta.

"Nggak tenang ya kalau nggak ganggu hidup gua?"

"Coba deh sekali-kali lo tuh urus hidup lo sendiri!"

Tawa remeh terdengar. "Mengurusi kehidupan lo sama aja dengan mengurusi kehidupan gua."

"Lo adalah penghalang segala hal yang gua inginkan di dunia ini!"

"Sebelum lo tersingkirkan, kehidupan gua nggak baik-baik aja!"

"Asal lo tau, dari a sampai z, semua yang gua mau selalu jadi kepemilikan lo!" tunjuk Ajeng tajam. Memberitahu kemurkaannya kepada Leta selama ini. Ajeng rasa, Ajeng sudah sangat muak dengan kehadiran Leta yang membuatnya selalu kalah.

"Dari dulu lo tuh egois! Selalu membuat gua menjadi loser atas semua hal yang gua mau!"

"Peringkat, beasiswa, teman, perhatian, popularitas, bahkan Dipta!"

"Lo merebut nya Leta! Sopan kah lo bilang untuk gua berhenti mengganggu hidup lo?" tanya Ajeng sambil menaikkan alisnya sebelah. Leta harus mengetahui seberapa bencinya Ajeng terhadap kehidupan busuknya itu. Sekarang Ajeng ingin Leta merasakan sakitnya kehilangan harapan, kehilangan segalanya.

"Lo tuh parasit, harus disingkirkan!"

"Gua nggak salah! Itu takdir lo!"

"Selama ini gua mendapati semuanya bukan dengan tujuan buat menjatuhkan lo!" sergah Leta memperbaiki pemikiran Ajeng kepadanya. Sesungguhnya, Leta hanya menuruti semua tujuan dan peraturan Tio.

"Lo gagal berarti itu salah kemampuan lo sendiri!"

Mendengar bantahan tersebut Ajeng pun tertawa renyah. Di situasi seperti ini Leta masih saja menyombongkan dirinya. Tidak pernah berubah, Leta tidak pernah ingin berada di bawah. Sikapnya selalu melangit.

She's a Fangirl || Proses PenerbitanWhere stories live. Discover now