22. Unknown

3.9K 556 20
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

—🌙—

Jaemin merasa bosan hari ini, memang bosan setiap hari karena tidak ada kegiatan yang bisa ia lakukan di rumah sakit, Di suruh bedrest sebelum operasi tapi tetap saja Jaemin bosan.

Jaemin ingin berjalan-jalan sebentar tapi Jeno belum datang dia masih ada urusan di luar, Jungwoo datang untuk memeriksa keadaan Jaemin seperti biasa.

" Hai Jaem, bagaimana?" Tanya Jungwoo.

" Bosan." Jawab Jaemin, Jungwoo tersenyum.

" Namanya juga di rumah sakit pasti membosankan, cat putih, TV, Obat, dan pemeriksaam bukam begitu?" ucao Jungwoo sembari memeriksa keadaan Jaemin.

" Boleh aku jalan-jalan sebentar? Hanya diarea rumah sakit."

" Kau harus istirahat Jaem." Jeno menghembuskan nafasnya kecewa, padahal ia ingin menyapa beberapa anak kecil di area anak-anak, Jaemin memang sangat menyukai anak-anak.

Sepeninggal Jungwoo Jaemin pelan-pelan keluar dari kamar rawatnya, ia kabur masih ada beberapa jam sebelum Jeno datang, karena barusan Jeno bilang kalau ia datang sore.

" mumpung sepi." bisik Jaemin melihat kesekitar lorong.

Dan beruntunglah karena ia tak pakai infus hari ini, Jaemin segera keluar berjalan seperti biasa karena ia mengenakam hodienya dengan tangan panjang jadi ia bis menutupi gelang pasien dan jarum infusnya.

" Jaemin? Mau kemana?" Tanya salah satu perawat Jaemin gelagapan.

" A.. Itu.. Aku.. Aku mau ke taman sebentar." Jawab Jaemin.

" sudah izin dokter?" Jaemin mengangguk polos. " Baiklah." Suster itu kembali melanjutkan langkahnya dan Jaemin juga kembali melanjytkan langkahnya cepat.

Rasanya ia jadi tidak ingin ke taman, Kemana yang cocok? Dan matanya melihat pintu keluar Jaemin punya ide bagaimana kalau berjalan sebentar di luar rumah sakit.

" Sepertinya cuaca juga tidak terlalu panas." ucap Jaemin. Jaemin mepangkah keluar dari rumah sakit. Inilah kebiasaanya dulu sebelum menikah dengan Jeno, selalu kabur sari rumah sakit dan kembali petang kalau tidak diizinkan keluar.

Berjalan di sepanjang terotoar melihat ke kanan pertokoan menjual berbagai macam pakian, pernak pernik dan makanan.

" Ah, rasanya sudah lama tak makan cake coklat." Ucap jaemin melihat kue coklat di etalase. Jaemin kembali melangkah ia melihat seorang wanita tua di tokonya sedang membawa barang yang lumayan berat.

" biar aku bantu bibi." Ucap Jaemin pada wanita tua itu dan mengangkat barang yang du bawanya.

" Terimakasih nak." Sang wanita tersenyum melihat kebaikan Jaemin.

Jaemin memindahkan beberapa barang kedalam toko, Jaemin mengelap peluhnya sang wanita memberikannya minum.

" sekali lagi terimakasih nak." ucap wanita itu.

" Sama-sama bibi." Jawab jaemin.

" Apa kau baik-baik saja? Wajahmu terkihat pucat." Jaemin menyentuh pipinya.

" Ah tak apa-apa, aku baik-baik saja. Kalau begitu aku permisi ya bi, dan terimakasih minumannya." Jaemin kembali jalan.

Ia sudah terlalu jauh dari area rumah sakit dan ia harus kembali sebelum terkena masalah, ia sudah merasa lemas di sekujur tubuhnya dan oasti memarnya kembali ia bisa lihat tangannya ada bercak memar.

Jaemin berjalan lebih cepat namun kepalanya tiba-tiba berdenyut sakit, Jaemin menepi dan menyenderkan tubuhnya di pohon, denyutan kepalanya semakin kuat dan pandangan Jaemin mulai memudar, Jaemin berusaha memertahankan keadarannya.

" Ayo Jaemin!! Kau bisa terkena masalah jika pulang dengan begini." gumam Jaemin, ini kealahan besar harusnya ia menuruti apa kata Jungwoo.

" apa kau baik-baik saja?" tanya seorang pejalan kaki yang menghampiri Jaemin karena jaemin Jalan dengan semopoyongan.

" Aku baik-baik saja." Jaemin berusaha tersenyum dan kembali melanjutkan jalannya namun baru tiga langkah tubuhnya ambruk.

Bruk!

" Astaga, hei tuan.. Seseorang tolong panggil 911!! Hei sadarlah." Pejalan kaki itu menopang tubuh Jaemin menepuk pipinya namun Jaemin sudah kehilangan kesadarannya.

Tak lama setelah seorang menelfon nomor darurat paramedis datang dan langsung memberikan pertolongan pertama.

" Nafasnya hilang." Ucap seorang paramedis, dan rekannya langsung memberikannya CPR juga menepelkan elektrokardiograf untuk melihat ritme jantunf Jaemin.

" jantungnya semakin melemah." Beberapa orang mulai mengerumuni dan seperti kebanyakan orang milenial mereka akan mengeluarkan ponsel dan memotonya.

" Omo! Bukankah dia suami Jeno itu?" Bisik seorang remaja.

" Iya, betul ada apa dengannya?"

Paramedis masih memberikannya CPR dan Ambu Bag atau pompa udara untuk Jaemin, saat  ambu Bag itu dibuka mulut Jaemin mengeluarkan darah dari mulutnya yabg membuar beberapa orang kaget. Memang wajar saat pasien dibeti CPR dan mengeluarkan darah, itu karena tekanan dari Oropharyngeal tube untuk membuka saluran pernafasan.

" Tolong beri ruang." ucap salah satu paramedis ada orang yang mengerumuni Jaemin.

Paramedis itu terus memberikan CPR dan melihat detak jantung Jaemin perlahan naik.

" Tolong ambil tisu dan usap darahnya." Ucap salah satu paramedis setelahnya Jaemin diangkat dengan tandu dan di bawa kedalam mobil ambulance untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit saat itu Jungwoo baru saja pulang dari cafetaria dan melihat sebuah bankar dengan pasien yang sangat ia kenal, Jungwoo membelakan matanya melihat Jaemin ada di bangkar itu segera ia berlari menghampirinya.

" apa yang terjadi padanya?" Tanya Jungwoo panik.

" Dia ditemukan pingsan di pinggir jalan, detak jantungnya lemah dan sempat kehilangan nafas." Jungwoo panik tapi ia berusaha tenang dan segera menangani Jaemin.

" Dia pasienku, siapkan beberapkan oksigen." Jungwoo memeritahkan suster mengambil alat medis.

TBC

Terimakasih sudah baca dan votee Jeongmal kamshamnida!! See u in next chapter pai pai!!

Sunny Pwark. May 10, 2021.

You And My Illness [ Nomin ] || ✅Where stories live. Discover now