XI

1.1K 170 12
                                    

"kenapa?kau terkejut?"

Arthur menggurat senyum miringnya lantas kembali mengayunkan belati itu kearah leher Haruto, berniat menyakiti saudara kembarnya lagi.

Grep

Zrass

"Akh- kau tidakh akan pernah arghh bisa membunuhku!!" Haruto meringis kesakitan kala belati emas itu tak sengaja menggores telapak tangannya disaat ia mencoba menghindar dan menangkis belati yang hendak menyentuh permukaan lehernya.

Arthur mendengus kala usaha kecil Haruto untuk terhindar dari serangannya malah membuat alpha itu semakin berteriak kesakitan karena telah melukai dirinya sendiri.

"kau tidak akan pernah menang melawanku, adikku" Arthur berkata sedemikian dingin dan juga datar, manik matanya menjadi merah pekat dengan sepasang gigi taringnya yang menonjol keluar.

'ah ternyata sedang gerhana bulan ya?'

Pemuda pucat itu lantas menundukkan kepalanya, sungguh ia tidak ingin memangsa siapapun saat ini. Meskipun waktu mendesak rasa laparnya terus meraung-raung tapi tetap saja Arthur tidak ingin memangsa tubuh Haruto begitu saja.

Akan terlalu mudah kalau pemuda itu mati sekarang.

trang!

Belati itu terjatuh diatas permukaan tanah yang berada tak jauh dari tempat Haruto bersimpuh dengan tangannya yang masih mengucurkan darah segar.

Arthur lantas menyamakan tingginya, menghadap tubuh gemetar Haruto karena luka yang ia dapatkan ditelapak tangannya bisa dibilang cukup dalam dan juga sangat menyakitkan, mengingat belati itu telah dilapisi oleh emas yang tentu saja bisa membunuhnya dalam sekejap.

"beruntunglah aku masih membiarkanmu hidup, Haruto"

Arthur tersenyum singkat saat sepasang manik matanya bertemu tatap dengan marble coklat emas milik saudara kembarnya. Meskipun kondisi Haruto lemah seperti ini tapi Arthur tetap bisa merasakannya, betapa besarnya rasa amarah pemuda itu karena terjebak didalam perangkap ilusi ini.

Pemuda pucat itu lantas sedikit menyibakkan jubahnya, menuntun pandangan Haruto turun kearah leher jenjangnya yang semula terbalut jubah hitam yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

"kau lihat?hahaha luna mu itu ah apa ya bukankah aku juga berhak menyebutnya luna?" Arthur tertawa kala ia kembali mengingat bagaimana Junkyu begitu agresif saat becumbu bersama dirinya semalam.

Begitu panas dan menggairahkan. Junkyu mampu membuat Arthur tak berhenti melakukan kegiatan panas itu hanya karena lenguhan pemuda cantik itu.

Haruto menggeleng tak percaya, tidak mungkin Junkyu akan mengkhianatinya kan?apa luna nya tidak bisa mengenalinya?apa Junkyu tidak merasa sakit ketika berhubungan intim dengan pemuda lain yang sebenarnya bukan pasangannya?

"tidak kau, akh kau pasti ber-bohong"

"aku tidak akan berbohong kepadamu" ujar Arthur dengan wajah pucatnya yang kini mematut senyum. Bahkan senyumnya saja mengerikan, bagaimana Junkyu bisa tidak menyadari kalau pemuda yang ada bersamanya saat ini adalah vampire licik yang menyelinap dan bersekutu bersama musuh Haruto yang lain.

"dia sangat menyukaiku" bisiknya tepat disamping telinga Haruto. Arthur tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bagus ini untuk menjadikan pemuda cantik itu sebagai pasangan hidupnya, tentu ia akan melakukannya karena semua yang dimiliki oleh Haruto harusnya menjadi miliknya termasuk pasangan hidupnya.

"janganh sakiti junkyuhh" Haruto terus menahan rasa sakit yang semakin menjalar diatas telapak tangannya, rasanya ingin sekali ia memotong tangan pemuda picik ini karena telah berlaku tidak sopan kepada Raja Alpha yang harusnya ia hormati.

[ 2 ] ᴍᴀᴛᴇ : ᴛʜᴇ ꜱᴇᴄᴏɴᴅ ꜱᴏᴜʟWhere stories live. Discover now