༄ Вторая страница ༄

570 87 140
                                    

⚠️ Might contain slight adult-ish material. You may proceed if you're comfortable with the theme. ⚠️

✧˖*°࿐

Bukan hal aneh jika melihat satu-dua perempuan keluar-masuk dari kediaman Fyodor. Tidak, tidak seperti yang orang-orang sering gosipkan di Bar-bar malam. Fyodor bukan pria dengan 1001 pasangan dalam sebulan, malahan dia tidak pernah memiliki pasangan. Saat kalian SMA dulu, seringkali kamu menyaksikan beberapa murid perempuan ditolak mentah-mentah perasaannya oleh temanmu. Fyodor tidak pernah memiliki hubungan serius. Perempuan-perempuan yang kau sebut tadi hanya perempuan kesepian di bar malam. Hanya satu malam mereka melakukan seks dengan Fyodor, setelahnya tidak ada yang tahu.

Hari ini pun, lagi-lagi kamu mendapati baju perempuan berserakan di dekat sofa. Pintu kamar Fyodor tertutup rapat. Kamu menarik nafas dalam-dalam. Aroma parfum wanita dan aroma natural dari rumah temanmu menyampur menjadi satu.

Kamu memutuskan untuk tidak memberitahukan kedatanganmu. Dalam diam kamu mulai membersihkan baju-baju yang berserakan disana-sini lalu menumpuknya menjadi satu di atas sofa. Rumah Fyodor selalu saja berantakan, tidak peduli seberapa seringnya kamu membersihkan sampah-sampah dan gunungan buku, file, kertas, kardus makanan cepat saji bahkan tissue serta isinya yang tidak ingin kamu pertanyakan. Semua barang itu kembali menumpuk di pojokan rumah sejauh matamu memandang. Kadang dirimu mempertanyakan bagaimana cara dia bertahan di rumah seperti ini.

Sampah-sampah kamu buang ke luar, bertukar sapa dengan Wanita Tua di seberang jalan dan Anjing Pomeraniannya. Uap dingin tidak malu-malu memperlihatkan dirinya saat kamu menyapa sang wanita tua. Kamu mengecek layar ponsel, suhu minus lima belas derajat celcius terpampang di weekly weather. Kamu menggigil, tapi setidaknya dinginnya St. Petersburg bukan seperti Siberia. Kamu ingat musim dingin tiga tahun lalu dimana Fyodor ingin pergi ke Siberia untuk mengunjungi seseorang yang dia sebut sebagai teman. Kamu menemaninya, namun saat keluar dari pesawat tubuhmu mati rasa, alhasil Fyodor meminta petugas bandara mengambilkan kursi roda.

Meskipun Fyodor bergumam kata-kata menyebalkan selama mendorongmu menuju Taxi dia tetap memastikan kalau dirimu merasa hangat. Membeli beberapa syal serta outer berbahan tebal di toko bandara lalu memakaikannya kepadamu, tentunya sambil berdecak dilengkapi dengan umpatan kesal. Kamu ingat bagaimana dia memukul jidatmu dengan tangan besar dan hangatnya yang dibalut sarung tangan namun ekspresi wajahnya tetap sama. Datar dan tidak terbaca. Kamu ingin tahu apa isi pikirannya saat itu. Apakah dia kesal? Atau dia khawatir? Kamu ingin tahu, karena temanmu tidak akan memberitahu apa yang ada di kepalanya kecuali jika kamu menebaknya sendiri.

Uap putih lagi-lagi keluar saat kamu menghela nafas. Wanita tua dan anjing Pomeraniannya sudah kembali masuk ke rumah. Kamu pun, dengan perasaan ringan, kembali masuk ke dalam rumah Fyodor.

✧˖*°࿐

"Jingle bell, jingle bell, jingle all the way"

"Kamu masih menyanyikan lagu kekanakan itu?"

Iris violet miliknya menatapmu. Akhirnya dia mengangkat kepalanya dari novel berbahasa asing di genggamannya. Kamu mengerutkan alismu, melipat tangan di depan dada tanda bahwa kau kesal.

"Memang kenapa? Lebih baik bernyanyi daripada membaca buku seperti itu!" Serumu

"Setidaknya buku ini lebih menarik daripada suaramu."

"Jahat! Apa-apaan itu!"

Saat itu kalian masih bocah kecil. Pertengkaran kecil seperti ejekan adalah hal lumrah, seharusnya anak 10 tahun bisa memahami hal itu. Sayangnya arti dari angka 10 di kue ulang tahunmu belum kamu pahami betul artinya. Kamu masih kekanakan saat itu, saking kekanakannya kamu melompat turun dari pohon ek di taman dan berlari ke rumah sambil menangis, meninggalkan Fyodor, bocah malang itu masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

Fɪʀᴇᴡᴏʀᴋs 『 ғʏᴏᴅᴏʀ ᴅᴏsᴛᴏᴇᴠsᴋʏ 』  [✓]Where stories live. Discover now