Part 32✔

36.5K 2.5K 317
                                    

Happy Reading ...

"Brengsek!"

Bugh!

Bugh!

"Irgi! Bawah Zella pergi! Biar gue yang urus si brengsek ini!" teriak Excel membabi buta Madava.

Irgi langsung saja menggendong tubuh Zella yang sudah penuh darah.

Samar-samar Zella melihat rahang kokoh Irgi dari bawah.

"G--gi, Se--selamatkan, B--bayi aku, Gi ...."

Irgi menatap Zella dengan menunduk sambil terus berlari, "Jangan ngomong gitu, Ze. Lo juga akan selamat."

Zella tersenyum lalu meringis merasakan dadanya yang sakit, "M--makasih, G--gi."

Deg!

Irgi kalang kabut saat melihat Zella yang sudah tidak sadarkan diri, "Ze, lo harus kuat. Ze! Inget Anak lo!"

Irgi dengan cepat membaringkan Zella ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Lima belas menit Irgi membawa mobilnya dengan kalang kabut. Sampai akhirnya, mereka sudah sampai di rumah sakit. Irgi langsung saja keluar dan menggendong tubuh Zella kembali.

"Suster! Dokter!" teriak Irgi.

Semua perawat berlarian, "Astaga, Non Zella! Non Zella kenapa?!" tanya Dokter itu yang melihat Istri dari pemilik rumah sakit itu.

"Dok tolongin, teman saya Dok! Selamatkan Bayi dan Ibunya," ujar Irgi dengan wajah cemas.

Dokter tersebut mengangguk, "Siapkan ruang Operasi! Cepat!" teriak Dokter kepada perawat lainnya. Brangkar Zella langsung saja di bawah.

Irgi mengusap wajahnya kasar, "Semoga lo baik-baik aja, Ze," guman Irgi.

Irgi mengambil ponselnya untuk mengabari kekasihnya, ia duduk di kursi sambil menunggu kabar baik dari Dokter.

***

Reynald melangkah dengan lesu di pinggiran jalan, ia menunduk mengingat kejadian yang dia lakukan kepada Zella. Suami macam apa dia?

"Ze, maaf, 'kan aku ...." Kondisi Reynald sekarang sangat buruk. Rambut yang acak-acan serta baju putih yang penuh darah Clara.

Napas Reynald tercekat, "Z--ze, kamu boleh hukum aku, Ze. Asal kamu kembali ...."

Reynald terus berjalan hingga dirinya tak menyadari jika dirinya sekarang berada di tengah jalan.

Tin! Tin!

BRAK!

tubuh Reynald terpental ke pinggir jalan saat mobil menabraknya. Reynald memegang dadanya dan berbatuk yang mengeluarkan darah.

Reynald berusaha bangkit walaupun badannya seakan sakit semua.

Uhuk! Uhuk!

"Shh ... Uhuk! Uhuk! Argh ...!" erang Reynald meremas dadanya kuat.

"Rey, astaga!"

Ravin langsung saja membantu Reynald untuk bangun, ia merasa iba melihat kondisi Reynald sekarang. Tapi, ini semua juga kesalahannya sendiri.

Ravin membawa tubuh Reynald ke dalam mobil, untung saja ia lewat jalan sini. Jadi, dia bisa melihat Reynald.

"Rey, lo bertahan. Gue bakal bawah lo ke rumah sakit," ujar Ravin yang lansung saja menjalankan mobilnya.

"Z--zella, maaf. Hiks, shh ...."

"Vin, g--gue jahat banget, ya. Vin, haha. Iya, gue jahat, hiks,"

Ravin tidak menjawab racauan Reynald. Ia hanya fokus kepada jalanannya saja.

"Vin, Zella pergi, haha ... Zella ninggalin gue, Vin. Dia marah, sama gue, gue rindu dia, Vin. D--dia---"

"Jangan banyak bicara, Rey!" sentak Ravin yang melihat Reynald menggerang kesakitan.

"V--vin, b--bawa Z--zela, shh ... uhuk, uhuk. Shh .... "

"Diam, Rey!"

Mobil Ravin sudah sampai di rumah sakit, Ravin langsung saja membopong tubuh Reynald yang masih sedikit sadar. Saat sedang berjalan di koridor, langkah mereka terhenti saat melihat banyak keluarga yang sedang menangis.

Reynald yang melihat itu langsung saja melepaskan diri dari Ravin. Ia berlari terseok-seok tanpa memperdulikan kakinya yang sakit.

"Ma, Zella mana. Ma?" tanya Reynald memegang lutut Ayunda.

Semua orang kaget melihat Reynald yang tiba-tiba ada di sini. Ayunda ibu, Zella langsung saja mendendang tubuh Reynald kuat.

"Mau apa lagi kamu di sini, ha?! Sudah puas kamu bikin anak saya menderita?!" bentak Ayunda dengan mata memerah. Dia sungguh muak dengan wajah Reynald.

Reynald meringis merasakan sakit, "M--maaf, 'kan, R--rey ... Ma, shh ... Rey, mau ketemu, Istri Rey ...."

Ayunda terkekeh sinis. "Istri? Istri kamu bilang?! Gak salah kamu bilang gitu, ha?! Sekarang anak saya lagi berjuang! Dan itu semua gara-gara kamu!"

Ayunda memegang dadanya sesak, "S--saya tidak akan, memaaf, 'kan kamu! Tidak akan pernah!"

"Ma, udah ...." Bara mengusap bahu Istrinya. Ia juga sebenarnya sangat marah, tapi melihat keadaan Reynald yang begitu mengasihankan.

Reynald menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya, bahunya bergetar dan seketika ia menangis membuat semua orang diam.

"Maaf, Ze ... ak--aku, hiks, Suami gak berguna buat kamu, Ze ...." Tangis Reynald semakin pecah.

Ravin yang melihat itu langsung saja menghampiri Reynald dan ingin membawahnya pergi.

"Rey, ayo kita pergi. Kamu ha---"

"Enggak, Vin. Gue mau ketemu Istri gue! Gue mau minta maaf, Vin, hiks, gue nyesel, gue mau minta maaf ...."

"Rey---"

"Vin, bilang sama gue kalau Zella mau maafin gue! Bilang sama gue, Vin!" Reynald terkekeh dan kemudian menangis.

Semua orang di sana menatap Reynald iba, apalagi Irgi, Melani, Axel, dan juga Excel. Melanie dan Irgi, tidak menyangka Reynald bisa sehisteris ini.

"Ma, Pa, izinin Rey, Rey mohon ...."

"Gak! Kamu tidak dengar?!"

"Ma, tolong, Ma ...."

"Pergi kamu bajingan!"

"Rey! Udah!" teriak Ravin.

Reynald menundukkan kepalanya dan menangis kembali. Ravin membantu Reynald untuk berdiri.

"Jangan sentuh gue, Vin! Gue bukan orang baik! Gue udah nyakitin Istri dan Anak gue! Gue gila! Bodoh! Brengsek! Gue gila, Vin. Hiks, gue gila!"

Ravin menatap Reynald sendu, "Rey, seenggaknya lo harus obatin luka lo dul---"

"Gue gak mau! Gue mau, Zella! Gue cuman mau Zella!"

"Rey! Lo abis ketabrak mobil! Lo harus di obatin!"

"Gak, gue mau, Zella. Zella! Sayang kamu di mana?! Zella, ini aku, Ze! Aku mau ngomong sama, Baby. Zella, hiks ...."

Hati Ayunda tergetar melihat menantunya itu, ia juga tidak tega. Tapi, kekecewaannya lebih besar.








Vote+Comenntya✔

Dapat gak, feel-nya?
Kalo mau baca part selanjutnya. Maaf, ya. Kalo partnya kebalik. Wkwkw. Aku juga gak tau kenapa! Mungkin WP-Nya lagi ngambek😂

Thnkyou_
NhySlm_

Marriage With Ketos (SUDAH TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora