Precious Memories

74 5 0
                                    

Description : Kendati semua memang sudah hilang, pergi, namun dalam kenangan yang indah. Setidaknya Sakura masih bisa menemukan dirinya untuk tetap hidup, yaitu kenangannya bersama Sasuke Uchiha.

Desclaimer : Warning! This story is purely mine, darkfic, and I just borrow Masashi Kishimoto's character.

.

.

.

Terkadang Sakura suka mengenang.

Ia tahu bahwa ia bukanlah seorang yang melankolis, namun kendati demikian ada kalanya ia menyukai fase nostalgia yang menelusup ke hatinya, menghangat, dan membiarkannya perih disaat yang bersamaan kala mengingatnya. Hari ini, di pertengahan bulan Desember, ketika ia berjalan-jalan di sekitar kota New York, ada pertunjukan piano yang memainkan lagu Beethoven, Moonlight Sonata Movement satu judulnya, lagu kesukaan Sasuke, dan ia tiba-tiba saja teringat toko di tengah kota yang sering dikunjunginya untuk membeli rekaman-rekaman musik klasik untuk Sasuke; dan itu menjadi toko favorit Sasuke saat ia memberikan rekaman pertama sebagai hasil kemenangan kompetisi pemuda itu. Lantas dengan sedikit tergesa ia melantunkan tungkainya ke arah toko itu.

Hari ini dari sekian banyak hari, ia mengingat lagi mengenai Sasuke. Mengapa harus hari ini dari sekian banyaknya hari mengenai kenangan mereka berdua? Ia tidak tahu, barangkali memang Sakura sudah merasa familiar akan tabiat yang sejak dulu ia lakukan, atau barangkali memang beberapa jam lagi akan menuju malam anniversary mereka.

Entahlah, ia tidak peduli.

Harum aroma Citrus menghiasi indra penciuman Sakura tatkala tungkainya berhenti melangkah di depan toko itu. Sasuke sangat menyukai harum aroma Citrus yang berada disini, dan ia terobsesi sekali dengannya sehingga acap kali mencampurkan Parfum Citrus dengan Vetivar miliknya dan membuat Sakura jengkel seharian karena mendapati parfumnya habis dicuri Sasuke.

Tanpa sadar, ia hanya berdiri di depan pintu toko, sehingga mengusik seorang pegawai toko. "Selamat siang Nona, ada yang bisa saya bantu?" Seorang pemuda tinggi berambut merah menyambutnya dengan senyuman manis, ia tidak mengenal pemuda itu, mungkin pegawai baru atau cucu yang kerap kali dibicarakan nenek tua—pemilik toko tersebut.

"Kami memiliki beberapa rekaman baru lagunya Yiruma, nona. Tertarik ingin membeli?" Tawar pemuda itu, masih dengan senyum yang sama.

Sakura ingin mengatakan ya, namun tiba-tiba saja lidahnya serasa kelu, dingin, dan getir, tapi lagi-lagi perasaan itu datang, perasaan dimana ia rindu dengan suara piano dari seberang rumahnya, kompetisi piano Sasuke dan rekaman Chopin yang selalu mereka beli berdua.

"I want to buy, one, Mozart record."

Pemuda itu sedikit mengerutkan kening, merasa aneh dengan ucapannya, namun ia tetap membungkus permintaan pelanggannya. "Why must Mozart Ms? Musik Mozart musik klasik dan membosankan, pasti tidak seru." Dalam sekon berikutnya, sadar akan batasannya, setelah mengucapkan hal itu pemuda tersebut diam, malu, rasanya ingin sekali terbang dan menghilang, namun tak bisa. Jadi dengan sedikit kikuk ia tersenyum, dan meminta maaf, dan Sakura memaklumi perbedaannya dan Sasuke dengan orang lain mengenai selera musik mereka. 

.

.

.

"Oh, hei nona Sakura." seorang nenek tua, tersenyum saat melihat Sakura memasuki toko itu lagi.

Semua masih sama, syalnya yang sedikit compang, headphone yang bertengger di kepala wanita itu, dan piringan musik klasik yang dibiarkan diam tidak menyala.

"Nyonya Olivia."

"Kau datang lagi, astaga, aku tidak menyangka," ujarnya sedikit senang, ia membenarkan sedikit tata letak syalnya. "Sudah berapa lama kau tidak kesini lagi. Apa tuan tampan pergi menggelar konser musiknya sendiri sekarang?"

Precious MemoriesWhere stories live. Discover now