GLS: I Knew It's a Love (Part 1) created by @rifqaimelda

252 0 0
                                    

“Mungkin sudah waktunya,”kata Ayahku membuyarkan lamunanku.

“Tapi, Ibu belum kembali dari toilet, Yah,”sanggahku.

“Ya sudah, lekaslah panggil Ibumu. Ayah tunggu disini,”kata Ayah lagi. Aku langsung mendekati toilet bandara itu.

Hari ini, aku pindah ke Oklahoma. Ya, sekarang aku sedang di bandara bersama Ayah dan Ibuku. Ayahku dipindah tugaskan ke Oklahoma.Awalnya, aku tidak setuju dengan kepindahan ini.Bagaimana tidak? Indonesia. Tanah airku dengan seribu cerita yang terukir didalamnya, yang senantiasa membuatku tersenyum bahagia. Apalagi, disini ada… Alvin. Alvin. Nama itu, nama orang yang sangat aku kagumi. Orang yang mengajariku arti kesabaran, dan cinta.Ahh, betapa aku mengagumi sosok berkulit putih itu.Tapi apa mau di kata? Aku harus meninggalkannya.

Bukan.Dia bukan pacarku, lebih tepatnya ‘calon’ pacarku.Tapi predikat itu sepertinya sudah hilang.Dia marah sekali ketika aku memberitahunya tentang kepindahanku.Aku sedih sekali waktu itu.Dia tidak mau lagi berbicara bahkan menatapku saja dia tidak mau lagi.Sampai sekarang, dia tidak menelepon atau sekedar mengirim pesan singkat padaku.

“Bu, sudah selesai? Pesawat akan tinggal landas, kita harus bergegas. Ayah sudah menunggu,”kataku ketika melihat sosok wanita paruh baya yang anggun dan sangat kukenali itu baru saja keluar dari toilet.

“Baiklah, ayo.”jawabnya setelah mematut diri di cermin untuk beberapa detik.

Aku mengeluarkan ponselku dari dalam tas ranselku. Dengan cepat aku mengetikkan pesan singkat:

Selamat tinggal, Alvin. Suatu saat, aku akan menemuimu. Pasti.Ada banyak hal yang ingin ku ceritakan.

Terkirim: Alvin

Aku berjalan bergegas menyusul Ibu yangsudah  berjalan agak jauh di depanku. Oh iya, hampir saja lupa, namaku YFN. Umurku 15tahun.Aku sering di panggil akrab dengan Yn.Aku anak yang simplesaja.Sederhana, dan tidak berlebihan.Aku tidak feminin, juga tidak tomboy, juga tidak terlalu lembut.Bahkan hampir biasa saja.Kau tahu?Ya begitulah, aku anak yang ‘biasa saja’.Maksudku, aku bukan anak yang suka shoppinghang out, atau semacamnya.Aku lebih suka membaca novel dan mendengar musik di kamarku. Ya, bisa saja aku ini disebut anak yang ceria, dan tidak tahu cara melucu.Ah, aku saja payah mendeskripsikan diriku sendiri. Baiklah, lupakan.Aku berkulit kuning langsat (kau tahu?Kulit perempuan Asia).Ya, kurang-lebih, menurut penilaianku begitu.Aku menilai diriku, 79. Ntah apa yang menyebabkannya, tapi sepertinya itu angka yang pas untukku.

“Ibu, berapa lama kita akan sampai?”tanyaku.

“Entahlah, sweetie. Tenanglah, kamu sudah minum obat anti mual kan? Nanti, kamu tidur saja sepanjang perjalanan.Agar rasa mual agak hilang,”tutur Ibu lembut sambil mengelus rambut hitam panjangku.Ibuku yang pengertian dengan keadaanku yang sering mabuk perjalanan, mengulum senyum yang membuatku sedikit lega.

“Mmm, baiklah.”kataku pelan seraya menghembuskan napas pendek.Kulirik lagi ponselku, masih belum ada jawaban dari Alvin.

“Maaf, mohon ponselnya di matikan.”kata seorang petugas bandara padaku. Aku mengangguk pelan, mengulum senyum, dan mematikan ponsel.Alvin, aku tahu kau pura-pura menghilang.Aku tahu.Sungguh aku tahu.

***

Cahaya matahari pagi masuk lewat jendela kecil di sampingku.Ya, jendela pesawat.Samar-samar, ku dengar banyak orang yang mengobrol.

Honey, kita sudah sampai.Ayo, ambil barang-barangmu,”suara Ibu menyadarkanku 100% dari tidurku.Ternyata benar, aku tertidur sepanjang perjalanan.Dan ternyata sekarang, aku sudah sampai di Oklahoma.Tiba-tiba, pikiranku melayang jauh lagi. Alvin. Laki-laki itu! Ahh, aku merindukannya.Sekarang aku benar-benar meninggalkannya.Ini seperti mimpi buruk. Aku harap aku bisa cepat bangun!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GLS: I Knew It's a Love (Part 1) created by @rifqaimeldaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang