Ketidaktahuan

954 127 8
                                    

Happy Reading:)

Hanif pergi ke tempat yang Rayn beritahu lewat pesan untuk menemui nya.
Setelah sampai, Hanif sudah melihat presensi Rayn yang tengah duduk sembari memainkan ponselnya sampai tidak menyadari kedatangan Hanif.

"Rayn?" Panggil Hanif

Rayn pun mendongak, "Duduk dulu Han" ujarnya mempersilahkan.

Hanif mengangguk lalu duduk di kursi depan Rayn, "gue denger katanya pelaku tabrak lari Rafa udah ketangkep dan itu Dina" ujar Hanif

"Iya, sangat disayangkan ya? Tapi Alhamdulillah" jawab Rayn

"Berarti masalahnya udah selesai dan Lo udah bisa fokus ke urusan kampus lagi?" Ucap Hanif

"Belum selesai sepenuhnya sih, masih ada yang harus diurus" ujar Rayn lalu tersenyum.

Hanif pun mengangguk, "by the way, ada apa ngajak gue ketemuan disini?" Tanya nya

Rayn menghembuskan nafasnya, "ada banyak hal yang mau gue omongin sama Lo, salah satunya gue mau berterima kasih karna selama ini Lo udah bantu gue untuk mempelajari agama"

Mendengar itu seulas senyum nampak di wajah Hanif lalu ia pun mengangguk, "gue cuman sebagian dari banyaknya perantara untuk ngebantu Lo ngejar hidayah Rayn" jawab Hanif

Rayn ikut tersenyum, "iya, makanya gue bener-bener berterima kasih sama Lo, dan juga gue mau bilang kalau Lo gak perlu lagi repot-repot ngeluangin waktu buat ngajarin gue, karna gue tau Lo bakalan sibuk ngerjain skripsi gitu juga gue" ujar Rayn

"Sebenernya gue masih bisa sih bantu Lo" ucap Hanif

"Gak usah, gapapa kok lagian kita bakalan bersaing mulai sekarang, ya bedanya Lo udah dapet lampu hijau" jawab Rayn.

Hanif bingung dengan apa yang Rayn ucapkan, "maksudnya?"

"Gue bakalan tetep berusaha kok, seandainya dia bakalan berakhir sama Lo, gue ikhlas" ujar Rayn menambah kebingungan Hanif

"... Tapi, selagi belum dihalalkan, gue masih ada kesempatan kan?" Lanjut nya

"Gue gak ngerti sama apa yang Lo omongin" jawab Hanif.

"Gue iri banget sama Lo Han, tapi gak ada orang tua yang mau anaknya salah pilih, wajar Lo jadi kandidat utama" ucap Rayn dan Hanif hanya mengerutkan keningnya

".. yaudah ya, gue duluan" lanjut Rayn sembari beranjak

"Assalamualaikum.." pamitnya

"Waalaikumsallam" jawab Hanif

Dan Rayn pun pergi meninggalkan Hanif dengan  berbagai kebingungan yang melanda nya.

.
.

"Masih ada satu kelas lagi kan Wa?" Tanya Clara ditengah-tengah perjalanan menuju kelas mereka

Halwa mengangguk, "iya" jawabnya singkat

Halwa masih memperhatikan buku yang Hanif berikan padanya tadi.

"Hanif nanya ke kamu kan kalo aku suka baca novel?" Tanya Halwa

Clara langsung mengangguk, "iya, dia nanya kira-kira barang apa yang tepat buat dikasih ke kamu, kenapa?" jawabnya.

"Nggak, Hanif pinter milih buku, aku suka sama judulnya" jawab Halwa.

"Well, Hanif juga bukan orang yang buruk untuk jadi jodoh kamu Wa" ujar Clara.

"Gak ada satupun manusia yang buruk di mata Allah Cla, lagian kamu asal aja ngomong" ucap Halwa sembari menatap Clara

"Iya maaf, tapi kalau beneran gimana? Akhir-akhir ini ntah kenapa aku ngerasa kalian tuh cocok dan berjodoh hahaha.." ucap Clara lalu tertawa.

Khitbah Untuk Halwa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang