Bab Tak Berjudul 1

29 1 2
                                    


Aku menunggunya. Tadi malam tidurku teramat larut karena banyak memikirkan pertemuan yang sudah aku nantikan sejak dua bulan lalu. Sudah kupersiapkan semuanya, aku memasak cemilan sembari banyak-banyak meminum air putih dan buah agar tidak terlihat pucat saat aku bertemu dengan orang itu. Aku persiapkan baju yang akan kupakai besok pagi. Ku setrika dan ku gantung dengan rapi di gantungan paku. Ku tatap wajahku beberapa kali pada cermin sebab takut ada jerawat nakal muncul tiba-tiba. Ku juga konsumsi makanan sehat agar pertemuanku tidak dikacaukan dengan mulas dan izin pergi ke kamar kecil. Menjelang tidur, ku minum susu, gosok gigi, melakukan serangkaian skincare, memakai baju tidur yang nyaman, tapi malah terjaga sampai dini hari. Aku jadi tersenyum sendiri memikirkan bagaimana pertemuan pertama kami.

Aku tidak bisa mengatasi kecemasan dengan menghubunginya sebab aku tahu ia pasti tengah beristirahat pulas setelah beberapa jam berada di angkasa. Kemarin adalah pemberangkatannya ke pulaunya ibukota, lalu tadi sore ia sudah sampai di kotaku. Sekarang pasti ia tengah tertidur lelap di salah satu hotel yang sekurang-kurangnya hanya berjarak 5 km dari tempat tinggalku.

Lalu aku bangun. Cepat sekali mataku terbuka. Udara masih merayu selimut untuk tetap menghangatkan tubuhku, padahal sinar matahari sudah memaksa aku untuk bangun dan mengerjakan apa yang aku ingin lakukan hari ini. Kulihat handphone, tidak ada pesan baru, lalu kulihat hatiku, ah ia masih berdetak untuk bertemu seseorang yang akhir-akhir ini membuat lajunya terasa lebih kencang.

Matahari sudah benar-benar mengusir dingin dalam kamarku, kuseduh teh jahe manis dan semangkuk sereal. Ku kenakan pakaian yang semalam ku setrika ulang, merias se menarik mungkin, dan wajahku tidak henti tersenyum. Aku tidak sabar menanti pertemuan pertama kami. Ku pakai kaus kaki dan flatshoes yang kubeli minggu lalu. Aku tidak ingin terlihat seperti pohon kelapa mengingat tinggi kami yang sepantar.

Dia mengabari keadaannya. Sebelumnya kami sudah berjanji untuk bertemu dan makan sate di depan Gasibu. Ku kenakan masker dan memesan ojek online. Lalu mulai meninggalkan kostanku di Buah Batu. Senyumku tidak pernah luntur, meski degupku tak beraturan karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan nantinya.

Aku sampai di tempat kami berjanji untuk bertemu. Dia mengabari bahwa jalanan macet, dan aku harus menunggu beberapa lama lagi. Aku mengabarkan apa yang aku pakai lewat foto. Kerudung mustard dengan overall orange. Aku harap ia akan segera mengenaliku langsung ketika sampai.

Orang-orang berlalu lalang dengan obrolan dan kegiatan mereka. Beberapa sudut tempat diisi oleh pedagang yang masih saja rajin berjualan meski langganan terjaring razia. Lalu beberapa orang yang sedang kelelahan mencoba mendinginkan badannya di samping arena sementara yang lainnya tetap berlari-lari kecil mengitari lapangan rumput. Gasibu ini memang tempat yang menarik untuk berolahraga, terletak di depan gedung pemerintahan provinsi. Di depanku beberapa pemuda tengah mempersiapkan aksi .Ini hari Kamis, waktu bagi mereka untuk melakukan peringatan korban pelanggaran HAM setiap minggu sejak 7 tahu nyang lalu. Aku mengajaknya kesini untuk minta dibelikan sate. Hal yang amat ingin kulakukan bersama orang yang kusukai.

Sebenarnya dari tadi mata ku edarkan kemana-mana, mungkin saja ia sudah sampai dan kebingungan. Tapi ternyata bola putih ini berhenti sendiri memandang seseorang berbaju hijau army turun dari sebuah ojek online, tentu saja ku tahu karena helmnya yang khas. Detak jantungku semakin tidak karuan, badanku gerah tiba-tiba. Kuambil nafas panjang dan beraturan. Tapi tetap saja aku menunggu siapa sosok yang masih membelakangiku.

Lalu ia berbalik, pandangannya berpencar ke segala arah, lalu berhenti tepat ke arahku. Ingin jantungku meledak saja rasanya ! kupu-kupu beterbangan di tubuhku, ia membawaku terbang sementara lelaki itu semakin mendekat. Momen yang aku tunggu-tunggu setelah satu bulan menjalin sebuah hubungan khusus. Aku tidak kuasa untuk tidak tersenyum lebar dibalik masker yang aku kenakan. Aku tahu dirinya melakukan hal yang sama, dengan mudah kulihat dari celah matanya. Sama sepertiku, ia menyiratkan kebahagiaan dengan senyum lebarnya.

''Hai !'', ia di depanku dan aku kebingungan harus bagaimana.

Aku pun berdiri untuk menyapa, namun sialnya aku malah tertawa !

''Duduk,'' ku berkata pelan sambil menunjukan tempat kosong di sebelahku.

''Bandung panas ya ?'', ia mengangguk, lalu bertanya tentang tidurku tadi malam.

''Tidak cukup baik. Aku tidur dini hari.'' Keluhku. Masih sambil tersenyum

Kemudian dia membuka masker. Senyumku makin tidak tertahan. Matanya menyiratkan agar aku melakukan hal serupa. Kami saling memandang wajah satu sama lain lalu tersenyum lepas. Senyum yang tidak jauh berbeda dari potret dirinya setiap mengirimiku pesan.

Aku tidak bisa menceritakan hal lain selain kata yang ia ucapkan, pakaian yang ia kenakan, dan perasaanku sendiri. Pakaiannya hanya kaus putih dengan kemeja hijau army, memakai celana dan masker hitam, juga sebuah tas selempang. Ada jenggot tipis di dagunya, padahal ia bilang baru 3 hari lalu ia cukuran. Giginya lucu seperti buah jagung. Suaranya sedikit tercekat dan menggemaskan. Ia membuatku tertawa dan tentu saja : jatuh cinta.

Kecemasan yang menggunung sejak malam lalu sudah mencair menjadi percakapan-percakapan sederhana buah dari kerinduan satu sama lain. Ia mengaduh kesakitan karena tiap aku tertawa kupukuli lengannya. Tidak bisa tidak. Lalu setelah lelah dengan percakapan, aku mengajaknya untuk beranjak dan makan sate sebagaimana yang sudah ia janjikan. Tempat sate yang kuinginkan tidak jauh di sekitar sini. Kami berjalan kaki dan tiba-tiba ia memegang jari kelingkingku. Tidak dilepaskan sampai aku memberitahunya bahwa aku harus makan dengan tangan kanan.

Keinginanku yang lain adalah mengambil potret bersama di photobox. Ada tempat perbelanjaan bagus disini, kami sepakat untuk mengambil potret lalu menonton film superhero besutan DC. Aku mentraktirnya untuk photobox, sementara ia kubiarkan membayar selain dari itu.

Sudah lama memang aku menginginkan mengambil foto bersama di kotak kecil ini. Bukan karena aku tidak mampu, hanya saja baru ku temukan orang yang tepat sekarang. Biasanya aku hanya memandang iri sahabatku yang pulang dari nonton konser dengan kekasihnya sambil memperlihatkan foto di box seperti ini. tapi keirian itu langsung hangus ketika mereka tiba membawa oleh-oleh dengan senyum yang riang. Dan sekarang giliran aku yang mendapat kesempatan serupa.

Setelah photobox yang menyenangkan, kami berangkat menuju bioskop. Tiketnya sudah ia pesan secara online. Jadi nanti kami tinggal masuk tanpa mengantre panjang. Tangannya kembali memegang jemariku, kali ini ia genggam penuh. Aku tidak tahan menghadapi detak jantungku yang sudah beberapa kali akan meledak. Tapi senyumnya menghangatkan. Ah aku memang tengah jatuh cinta !

Seperti biasa, aku adalah orang cenderung ramai ketika menonton sebuah pertunjukan. Aku meringis di detik-detik peregangan nyawa, sementara ia terus memberikan pengertian karena tahu aku tidak mengikuti film DC sebagaimana dirinya. Tanganku masih ia genggam erat. Aku pun menyandarkan kepala ketika adegan menegangkan sudah reda. Ternyata dirinya cukup wangi. Ah aku menginginkan hal ini sejak lama.

Sejujurnya ini adalah posisi yang nyaman. Sayangnya, aku jadi mengantuk karena adegan di film tidak kunjung menghadirkan momen menegangkan. Mataku teringat akan kurangnya waktu istirahat malam tadi. Tetiba ia menjadi berat dan aku menguap beberapa kali. Akhirnya aku sempatkan tidur sejenak sambil menunggu dibangunkan di adegan menegangkan selanjutnya.

Lalu aku tertidur. Rasa lapar menjalari perutku. Aku kebingungan sebab ruangan begitu terang. Aku terperanjat. Selimut masih melingkupi tubuhku. Kuedarkan pandangan dan tertahan pada sosok lelaki yang tengah tertidur. Ku lihat tangannya, ku genggam. Terpasang sebuah cincin perak. Tangan yang sama yang pernah mengenggamku di kota Bandung. Tahun itu.


Kota B,  2021

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 09, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tidur - Tamu Dari Kota KWhere stories live. Discover now