004

932 168 0
                                    

21.18

"Sudah pulang Heeseung? Darimana? Kemana tidak bilang mama dulu?"

Heeseung yang baru saja pulang lebih memilih tidak menjawab pertanyaan ibu tirinya karena dia tau kalau ibu tirinya hanya pura pura peduli yang ibunya butuhkan hanya 'Uang'

"Kenapa tidak menjawab pertanyaan ibu mu?! Ayah tidak mendidikmu seperti ini!!" Ayah yang sedang duduk di sofa sedaritadi memperhatikan Heeseung yang diam saja saat ditanya

"Mengganggu" Heeseung mengucapnya dengan pelan tapi dapat didengar oleh kedua orang tuanya

"Apaaa!!!! Bilang sekali lagi!"

"MENG.GANG.GU!!! Tidak dengar?"

Plakk

Satu tamparan mendarat di wajah mulus Heeseung, dia memegang pipi sebelah kanannya yang ditampar oleh ayahnya

"Aku benci keluarga ini"

Sebelum ayahnya marah lagi, Heeseung langsung menaiki tangga tanpa memperdulikan teriakan sang ayah

Heeseung menaiki tangga dengan cepat tujuannya hanya satu yaitu kamarnya

Saat dia ingin membuka pintu kamarnya tangannya ditahan oleh seseorang

"Dari mana saja?"

"Bukan urusanmu hyung, minggirlah"

Heeseung menepis tangan hyungnya dan membuka pintu kamarnya saat dia ingin menutup pintu kamarnya pintunya kembali di tahan oleh hyungnya

"Kau ini kenapa heeseung? Hyung benar benar tidak mengerti sifatmu yang berubah sejak ayah cerai dengan ibu"

"Apa? Kenapa tiba tiba peduli?"

"Apa maksudmu? Hyung selalu peduli denganmu"

"Hyung peduli? Lalu kenapa tidak mencoba menghentikan ayah saat ayah menceraikan ibu? Saat itu hanya aku yang menangis memohon agar ibu tidak pergi"

"Hyung juga menginginkan hal itu tapi Hyung tidak bisa berbuat apa apa karena ayah telah memperingatkan Hyung untuk tidak berbuat macam macam"

"Hyung pikir aku juga tidak diperingati? Aku juga diberitahu oleh ayah tapi aku tetap memaksa ibu agar tidak pergi bahkan setelah itu ayah menghukumku dengan memukulku dengan tali pinggang miliknya dan mengurungku di gudang tanpa memberi makanan sedikitpun selama sehari"

"Ayah melakukan itu padamu? Ayah tidak mungkin melakukan hal itu"

"Tadi Hyung juga melihat ayah menamparku bukan? Apa yang tidak mungkin?"

Hyungnya atau Lee Seungbin memang menyaksikan itu dari lantai dua

"Sudahlah aku capek aku ingin tidur"

Seungbin melepaskan tangannya dari pintu dan membiarkan Heeseung menutup pintunya dia masi berdiri didepan pintu dan memikirkan perkataan Heeseung tadi

Seungbin berjalan menuju kamarnya dengan pikiran yang masi memikirkan sifat Heeseung yang berubah

"Apa yang membuat berubah? Apa karna kepergian ibu? Hyung harus apa sekarang untuk mengembalikan sifatmu yang dulu?"

'Jangan Masuk tanpa ijin'

Itu tulisan yang ada di pintu kamar Heeseung, dia tak pernah mengijinkan siapapun masuk ke kamarnya termasuk Keluarganya dan sahabatnya

Didalam kamar Heeseung hanya seperti kamar anak remaja biasanya dengan kasur size besar di tengah ruangan, sebuah lemari disudut ruangan dan meja belajar di sampingnya, terdapat beberapa poster yang ditempelkan di dinding dan sebuah gitar di samping kasurnya

Memories || EnhypenWhere stories live. Discover now