Part 4

63 11 2
                                    

Cahaya matahari membangunkan Yunho dari tidurnya yang nyaman. Ia mengerjapkan matanya sesaat dan memperhatikan kamar tempat dia tertidur. Interiornya asing dimata Yunho ,ia pun mengumpulkan kesadarannya dan segera duduk. Pusing mendera membuatnya kembali merebahkan badan. Di meja nakas terdapat kaplet obat dan segelas air putih.

Ia segera meminumnya dan memejamkan mata sebentar. Sembari rebahan ia berusaha mengingat bagaimana iya bisa sampai disini. Dari yang ia ingat, ia sedang datang kepesta Mingi. Lalu ia minum terlalu banyak dan Mingi mendatanginya lalu menyuapinya soup. Semburat merah muncul di pipinya. Atas dasar apa Mingi menyuapinya makanan.

Kemudian setelah ia makan, Mingi pergi mencari Jongho lalu gelap. Ia tertidur dan ketika bangun ia sampai dikamar ini. Setelah merasa lebih enakan, ia berdiri dan berjalan keluar dari kamar. Ia menuruni tangga dan menyadari kalau ia masih dirumah Mingi. Pernak-pernik pesta semalam sudah bersih dan rumah Mingi terlihat seperti rumah pada umumnya yang didominasi dengan warna hitam dan putih.

Ia mendengar bunyi pintu depan terbuka dan ketika ia menoleh. Mingi membuka pintu sambil membawa paper bag

"McD?"

tawar Mingi sambil mengangkat paper bag McD. Yunho memiringkan kepalanya bingung. Mingi berjalan ke meja makan dan membuka paper bag yang berisi 2 bigmac, 2 potong ayam, dan tentu saja 2 large French fries.

"Kemaren katanya mau McD"

"Kapan gw bilang gitu?"

"Pas gw suapin soup kemaren lu mintanya McD. Karena udah janji akhirnya gw beliin deh"

Perkataan simple Mingi membuat semburat merah kembali muncul di pipinya. Payah sekali dia, begitu saja langsung merasa special. Itu hanya tindakan normal seorang teman yang membelikannya makanan. Yunho pun duduk dan mulai menyantap burger Bersama Mingi.

"Kemaren kita.." Kata-kata Yunho sengaja ia gantung

"Kaga kok. Kemaren gw cuma copot sepatu lu terus gw tidur di kamar bawah"

~~

Pagi ini Seonghwa berangkat ke kantor sedikit lebih pagi. Ia hendak memberikan beberapa berkas untuk Hongjoong tanda tangan sebelum ia pergi keluar kantor untuk meeting. Seonghwa samar-samar mengingat apa yang mereka lakukan semalam. Jujur ia sangat kaget ketika tadi pagi Jongho mengomentari kissmark yang ada di lehernya. Seperti biasa, sendal rumah Seonghwa melayang ke kepala Jongho.

Hari ini ia menggunkana turtle neck putih dengan blazer hitam. Cuaca yang kurang cocok untuk menggunkan turtle neck tapi Seonghwa bodo amat.

"Pagi Hwa" sapa Hongjoong ramah

Seonghwa segera memberikan map berisi dokumen yang harus di tanda tangan oleh Hongjoong. Menunggu dengan diam Hongjoong menandatangani dokumen itu.

"Pagi, Hwa" Hongjoong mengulang sapaanya sambil menggenggam tangan Seonghwa saat selesai dengan dokumen didepannya

"Yang kemaren itu salah" Seonghwa membuang pandangannya ke lantai. Namun tak menarik tangannya yang di genggam Hongjoong

"Bukan salah, Tapi kemaren itu lu jujur sama perasaan lu sendiri" Hongjoong berdiri tanpa melepaskan genggamannya. Ia mendekatkan dirinya pada Seonghwa dan memeluknya

"Be honest to yourself. You need me Park Seonghwa" Hongjoong melihat Seonghwa menutup erat kedua kelopaknya seperti menahan diri untuk melakukan sesuatu

Hongjoong tau, berat bagi Seonghwa untuk menyingkirkan egonya. Tapi bukan berarti Hongjoong marah dengan keputusan Seonghwa. Ia tau berat untuk Seonghwa menjalani semua ini sendirian. Apa lagi ketika Hongjoong kembali masuk dalam kehidupannya.

TRUST. || ATEEZWhere stories live. Discover now