•6• Pacar baru Ara? (2)

1.4K 192 30
                                    

Hai, kaget ga aku update?😆
Tumben banget yak wkwkwkw.

Votenya jangan lupa yak wahai bucin UN1TY🤗

Selamat membaca~

•••

Udara dingin menyusup ke dalam kamar gadis yang sedang meringkuk dengan selimut yang membaluti hampir seluruh tubuhnya. Cuaca hari ini begitu dingin hingga gadis itu merasa enggan meninggalkan kasur walaupun dirinya sudah memakai seragam sekolah lengkap.

Mata sembabnya melirik ke arah jarum jam yang menunjukkan pukul 06.00 WIB, rasanya ia malas bangun untuk sekolah setelah semalaman menangis.

Sekarang ia memilih membalikkan tubuhnya menjadi terlentang, helaan napas terdengar berat darinya.

"Maafin Ara ya bang Han." ucap Ara pelan. Dirinya menyesal karena berniat untuk memiliki pacar. Ara sadar seharusnya ia besyukur memiliki delapan sosok abang yang selalu menyanyanginya. Sekarang Farhan marah dan Ara tidak suka jika abangnya marah padanya. Rasanya seperti ada bagian dari dirinya yang pergi.

Gadis itu mengusap wajahnya kasar, tidak ada gunanya menyesal, ia harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki semuanya. Ara tau dirinya salah. Gadis itu bangkit dan berjalan menuju pintu. Dirinya harus sarapan sebelum pergi ke sekolah.

Perlahan pintu kamar terbuka. Sepi. Itu yang Ara rasakan. Sepertinya semua orang masih berada di kamarnya. Ara berjalan menuju dapur untuk mengisi perutnya yang kosong, tadi malam ia tidak makan banyak karena kejadian itu. Setelah Farhan pergi tak lama kemudian Ara pun masuk ke kamar dan menangis sepanjang malam.

Ara sedikit terkejut dan menghentikan langkahnya karena melihat Shandy yang sedang memasak di dapur dengan tubuh yang membelakanginya. Pria itu begitu sibuk memotong sayuran hingga tidak menyadari keberadaan Ara.

Ara meremas jarinya mengingat tadi malam Shandy pergi begitu saja dengan Farhan. Apa lebih baik Ara kembali ke kamar?

Tidak, sudah terlambat karena Shandy sudah memutar tubuhnya menghadap Ara. Gadis itu tersenyum kikuk sementara Shandy terlihat terkejut melihat Ara, ralat, melihat mata Ara karena matanya memerah dan membengkak. Tapi seperkian detik kemudian tatapannya berubah menjadi dingin.

"Em.. Pagi ba-"

Shandy melewati Ara begitu saja membuat kalimatnya terpotong. Gadis itu menunduk dan tersenyum miris. Lagi-lagi matanya memanas. Ia bisa mendengar suara piring yang Shandy letakkan di meja makan seolah-olah tidak menyadari keberadaan Ara. Padahal jelas-jelas mereka bertatapan sebelumnya.

"Bang Sen kok gitu sih sama Ara? Ara tau Ara salah, tapi jangan cuekin Ara dong bang."

Kini Ara memberanikan diri untuk memutar tubuhnya menghadap Shandy dengan suara serak, pria itu malah sibuk menuangkan susu ke gelas dan tidak menghiraukan ucapan Ara sama sekali.

"Bang Sen." Rengek Ara

"Bang Sen ih."

Shandy menghentikan aktivitasnya karena suara rengekan Ara yang belum berhenti juga.

"Sarapan dulu." Tangan Ara ditarik pelan oleh Shandy dan mendudukannya di kursi makan.

Ara menatap sendu abangnya yang kini berdiri di sampingnya. Tangan Shandy ia goyangkan kesana kemari, si pemilik tangan malah mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

"Bang Sen. Maafin Ara, jangan cuekin Ara dong. Iya tau, Ara salah. Maafin ya? ya? ya?" Merasa tidak ada jawaban dari Shandy sedetik kemudian Ara melingkarkan tangannya ke pinggang Shandy dengan erat.

Siblings • UN1TY✓ [HIATUS]Where stories live. Discover now